Monday, September 2, 2013

AKIBAT SI ANGSA JAGO GOSIP (oleh : aguskarianto)

illustrasi : agus karianto
      Konon, di sebuah kerajaan binatang ada sepasang Angsa laki-laki dan perempuan yang punya kebiasaan jelek yaitu suka gosip dan selalu ingin tahu urusan teman. Nyaris, seluruh temannya pernah menjadi bahan gosipnya. Selain bergosip kedua angsa ini sering membuat fitnah yang disebarkan kepada siapa saja yang ditemuinya. Mereka tidak sadar bahwa fitnahan yang tidak ada barang bukti bisa melukai hati teman-temannya. Bisa menjatuhkan harga diri teman yang difitnah. Bukankah fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.
       Seluruh hewan merasa jengkel dengan ulah sepasang angsa ini. Namun mereka kurang berani mengambil tindakan sendiri karena takut dikeroyok mereka berdua. Konon, si angsa memiliki sepasang sayap yang kuat dengan ukuran bulu-bulu yang panjang dan berlapis lilin. Benda sebesar apapun kalau dihempaskan dengan kedua sayapnya maka akan terlempar jauh.
        Siang itu, nampak si Penyu menangis di pinggir sungai. Di kejauhan nampak si kura-kura mendekati sahabatnya yang sedang menangis. Si kura-kura ingin mengetahui mengapa sahabatnya menangis.
        "Subhanallah, jadi sekarang kamu yang jadi bahan gosip dan fitnahnya?" tanya si kura-kura kepada si penyu.
        "Benar, kawan," jawab si penyu. "Mereka memfitnah kita kalau kita ini adalah hewan yang terlalu banyak dosa sehingga tubuh kita diberi beban berat agar kita tidak banyak melakukan dosa lagi. Bukankah sejak lahir kita diciptakan seperti ini. Bukankah bentuk tubuh kita memang sudah dikehendaki Allah swt seperti ini ?"
        " Wah !Keterlaluan sekali mereka! Kita bersyukur diciptakan Allah swt seperti ini, tapi mengapa mereka kok sewot dengan menyebarkan gosip murahan seperti itu ? Kita senantiasa bersyukur kok dikatakan banyak dosa? Seharusnya merekalah yang suka bergosip dan menyebarkan fitnah yang berdosa. Menyakiti hati teman itulah perbuatan dosa. Menjengkelkan hati teman itulah perbuatan dosa."
       "Kita harus memberi pelajaran mereka !!" lanjut si kura-kura
       "Benar....kita harus memberi pelajaran agar mereka menghentikan perbuatannya. Meskipun banyak teman kita takut menghadapi sepasang angsa itu, namun kalau kita bersatu melawannya tentu bisa mengalahkannya juga."
        Kemudian si kura-kura dan si penyu mulai menyusun siasat untuk bisa bertarung dan menghadapi sikap jelek sepasang angsa. Mereka sepakat akan menantang si angsa bertarung  di hutan bakau.
         Pagi hari, si kura-kura dan si penyu menemui si angsa yang kebetulan ada di pinggir pantai.
         "Assalamu'alaikum angsa," sapa si kura-kura dan si penyu. Namun kedua angsa tidak menjawab salamnya. Bahkan keduanya mencibir atas kedatangan si kura-kura dan si penyu. Mereka berlagak sombong dan angkuh.
         "Ada apa kalian menemuiku, heh?" bentak si angsa.
         "Aku minta pertanggungjawaban atas fitnahanmu kepada kami," jawab kura-kura.
         "Hahahahaha....pertanggungjawaban? Pertanggungjawaban apa, hewan jelek!?"
         "Ya atas tuduhanmu itu."
         "Ogahhh aahhhh....tak uuk...yaaa"
         "Hei, angsa! Kalau begitu kau menantang kami untuk melakukan kekerasan ya? Ayo kalau berani hadapi kami berdua!" tantang kura-kura dan penyu.
        Kedua angsa saling tertawa mendengar tantangan berkelahi si kura-kura dan si penyu. Mereka nampak meremehkan kekuatan fisiknya. Mereka merasa takabur dengan kekuatan sepasang sayap di tubuhnya. "Dengan sekali kibasan tubuh si kura-kura dan si penyu akan tewas," pikir kedua angsa.
          "Baiklah...ayoooo....serang aku dulu kawan....," kata si angsa meremehkan sambil tubuhnya melayang ke sana kemari menghindari kejaran si kura-kura dan si penyu.
          Ketika kedua angsa meledek dengan menjulurkan lehernya ke arah si kura-kura dan si penyu, maka tiba-tiba si kura-kura dan si penyu menggigit mulut mereka dan menghimpitnya diantara kedua cangkang kura-kura dan penyu. Kedua angsa kaget dan kesakitan karena mulutnya terhimpit cangkang kura-kura dan penyu. Mereka lari tunggang langgang ke sana kemari sambil mengerang kesakitan. Tubuhnya meronta-ronta agar si kura-kura melepaskan gigitannya, namun usahanya tidak berhasil. Kedua angsa berusaha terbang di antara pohon-pohon bakau di tepi pantai sambil memukul-mukulkan tubuh kura-kura dan penyu ke ranting-ranting pohon bakau. Namun semakin kuat usaha kedua angsa berusaha melepaskan diri dari gigitan si kura-kura dan si penyu justru gigitan si kura-kura dan si penyu semakin kuat. Kedua angsa akhirnya mencari celah-celah pohon, lalu meletakkan lehernya di sela-sela pohon. Kemudian dengan sekuat tenaga mereka berusaha menarik lehernya kuat-kuat agar si kura-kura dan penyu bisa melepaskan gigitannya. Dan ternyata usaha sepasang angsa berhasil. Gigitan si kura-kura dan si penyu mulai melemah dan akhirnya sepasang angsa bisa membebaskan diri dari gigitan mereka.
          Sepasang angsa merasa gembira bisa lepas dari gigitan si kura-kura dan si penyu. Mereka tertawa terbahak-bahak dan akan berteriak meluapkan kegembiraannya. Namun mereka terkejut saat mulutnya tidak bisa digunakan untuk mengucapkan kata sepatah katapun. Kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya teriakan : NGAAAKKKK.....NGAAAAAAKKKK.....NGAAAKKKK.....NGAKKK...NGAKKK...
Ternyata pada saat mereka berusaha melepaskan gigitan si kura-kura dan si penyu mereka terlalu kuat menarik lehernya dari himpitan dahan pohon sehingga kini leher kedua angsa menjadi panjang dan sulit kembali seperti semula.
Mereka akhirnya menyesali diri.
          "Mungkin ini akibat perbuatan mereka suka bergosip dan suka memfitnah teman-temannya. Kini leherku jadi panjang dan sekarang aku tidak bisa bergosip dan memfitnah teman-teman lagi," kata sepasang angsa sambil  meneteskan air mata.


moral cerita : jangan suka bergosip dan memfitnah teman karena bisa berakibat fatal terhadap
                     diri sendiri.

     

No comments:

Post a Comment