foto : wikipedia-terumbu karang di pulau edenbury |
Sore itu, di pojok rumah Pak Po, berpuluh-puluh karang sedang menangis. Mereka merasa tersiksa karena ulah para nelayan yang sering merusak habitatnya. Merusak tempat hidupnya. Para nelayan sering mencari ikan dengan menggunakan bom. Akibat ledakan bom nelayan itulah yang mengakibatkan tubuh terumbu karang terpotong-potong. Bahkan, potongan-potongan tubuh terumbu karang diambil para nelayan untuk dijual. Hal inilah yang membuat para terumbu karang sedih dan senantiasa menangis.
"Huhuu..huhu...tubuhku terpotong separuh."
"Huhuhuhu...iya tanganku juga terpotong."
"Huhuhuhu...para nelayan memang kejam...tubuhku dipasangi bom...dan tubuhku akhirnya porak poranda akibat ledakannya."
"Iya para nelayan sungguh bodoh...mereka tidak mengerti fungsi kita."
"Benar...para nelayan terlalu ceroboh...terlalu sembrono....dengan merusak terumbu karang maka ikan-ikan akan kesulitan mendapatkan makanan karena plankton-plankton kabur semua dan produksi oksigen dari si Alga akan berkurang."
"Memang sungguh bodoh mereka mengambil jalan pintas demi mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dengan mengorbankan kepentingan jangka panjangnya."
"Dengan mengebom dan merusak terumbu karang maka cadangan makanan mereka dalam jangka panjang akan semakin menipis...akhirnya mereka akan menderita paceklik makanan dari laut."
"Memang para nelayan itu sungguh TER...LA...LU....!"
"Lalu bagaimana dengan nasib kita...huhuhuhu..."
Seorang anak nelayan terharu melihat terumbu karang-terumbu karang sedang menangis. Maka dia berusaha menghampirinya.
"Selamat sore, terumbu karang," sapa anak nelayan. "Kenapa kamu menangis? Ada yang bisa aku bantu?"
"Huhuhuhuhu....selamat sore, anak nelayan," jawab si terumbu karang. "Kami sangat sedih sekali karena para nelayan telah merusak rumah kami di laut. Mereka mencari ikan dengan menggunakan bom. Akibatnya tubuh-tubuh kami jadi terpotong-potong seperti ini. Bahkan, mereka mau menjual kami untuk hiasan. Itulah yang membuat kami menangis."
"Sungguh kasihan kamu. Memang benar. Para orang tua kami selalu menggunakan bom untuk menangkap ikan. Mereka memasang bom di sela-sela terumbu karang agar.saat bom itu meledak maka ikan-ikan akan mati. Padahal kata bapak dan ibu guru, kalau kita menangkap ikan menggunakan bom maka akan merusak terumbu karang dan habibat laut. Padahal terumbu karang sangat dibutuhkan ikan-ikan untuk berkembang biak dan mencari makanan. Kalau terumbu karang rusak maka ikan-ikan akan pergi ke tempat lain yang masih banyak makanannya."
"Wah...benar itu, kawan. Terkadang manusia tidak menyadari akan keberadaan dan manfaat terumbu karang di dalam laut. Sebenarnya kalau mereka mengerti maka seharusnya terumbu-terumbu karang dilindungi dan dilestarikan. Bila habitat terumbu karang dijaga maka cadangan oksigen dan cadangan makanan ikan akan berlimpah ruah. Ikan-ikan akan semakin senang berkembangbiak dan berkumpul di sana. Para nelayan tentunya akan semakin mudah mendapatkan ikan-ikan karang yang besar-besar serta lezat rasanya."
"Wah Benar, kawan. Akhir-akhir ini orang tua kami semakin putus asa. Sepanjang hari mereka mencari ikan namun selalu tidak mendapatkan seekor tangkapan sama sekali. Ikan-ikan sepertinya menghilang dan menjauh dari laut sekitar sini."
"Itulah akibat ulah mereka sendiri akhirnya ikan-ikan pergi menjauh semua." kata terumbu karang.
"Lalu, apa yang bisa aku bantu, kawan?" tanya si anak nelayan..
"Begini, anak nelayan," kata terumbu karang. "Kami minta bantuanmu agar kamu mengembalikan potongan-potongan tubuhku ke habitatnya lagi. Aku kasihan kepada sahabatku si Alga yang kesulitan mendapat tempat tinggal karena tubuhku diangkat ke darat oleh para nelayan. Dan aku berjanji apabila tubuhku dikembalikan ke laut maka tidak berapa lama lagi ikan-ikan akan kembali lagi ke perairan laut desa sekitar sini. Namun kami berpesan agar para nelayan tidak mencari ikan dengan menggunakan bom atau merusak terumbu karang tempat kami melangsungkan kehidupan."
Akhirnya, saat malam tiba...si anak nelayan mengembalikan batu karang-batu karang ke habitatnya semula. Si anak nelayan juga menyampaikan pesan si batu karang kepada para nelayan agar tidak mencari ikan dengan menggunakan bom lagi. Selain itu si anak nelayan juga melarang para nelayan merusak batu karang yang berada di terumbu karang di pantai mereka, melarang para nelayan mencemari pantai dengan sampah maupun zat kimia yang dapat mencemari laut.
Dan tidak berapa lama kemudian, para nelayan mencoba mencari ikan ke laut lagi.
"Wah....aku dapat ikan kerapu....wah besar sekali ikan ini...tentu harganya mahal....hahahahhaha...."
"Hoiiiiii....aku juga mendapat ikan kerapu yang besar...." teriak nelayan yang lain.
Dan sejak saat itu setiap hari para nelayan senantiasa mendapatkan hasil tangkapan ikan yang besar-besar. Kehidupan para nelayan berangsur-angsur membaik. Cadangan makanan mereka mulai tercukupi. Mereka kini menyadari bahwa menangkap ikan menggunakan bom adalah tindakan yang bodoh dan tidak terpuji yang mengakibatkan malapetakan bagi perairan mereka. Malapetaka itu terjadi tidak dalam waktu sehari dua hari, namun berlangsung dalam waktu yang berkepanjangan.
Si anak nelayan merasa senang dengan perubahan kebiasaan para nelayan. Demikian juga si batu karang dan si alga kini mulai hidup tenteram lagi di habitatnya tanpa diganggu oleh ulah manusia lagi. Dan untuk menyampaikan rasa terima kasihnya maka si batu karang dan si alga memberi nama si anak nelayan yang telah menyelamatkan terumbu karang dengan sebutan SI ALGAKA....singkatan dari kata si Alga dan Si Karang....
selesai....
pesan moral : mari kita lestarikan terumbu karang dunia demi kelestarian alam semesta...
sumenep, 25 April 2013...
Bagus sekali ceritanya, Kak. Sangat cocok untuk pembelajaran bagi anak2 terutama yang hidup di pesisir pantai. Terimakasih untuk insprirasinya melalui cerita "Si ALGAKA Penyelamat Terumbu Karang".
ReplyDelete