Wednesday, February 27, 2013

KISAH SI TOKEK DAN TONGKAT RAJA (oleh : aguskarianto)

Illustrasi : agus karianto
          Dahulu kala, kerajaan Antah Beratah diperintah oleh seorang raja yang bijaksana, jujur dan amanah. Seluruh menteri dan prajurit juga memiliki sifat yang sama dengan rajanya. Bijaksana, jujur dan amanah. Pemimpin yang jujur dan amanah membuat rakyatnya hidup tenteram, aman, damai. Seluruh rakyat tidak pernah terjadi fitnah dan pertengkaran. Suasana kerajaan begitu damai dan tenteram. Kalau ada konflik di antara mereka senantiasa diselesaikan dengan jalan damai.
          Suatu hari, si kancil yang terkenal sok usil terhadap teman-temannya ingin menguji kebenaran sifat teman-temannya. "Aku ingin menguji salah satu temanku, ah! Apa benar mereka jujur dan bisa menjaga amanah," kata si kancil dalam hati. Kemudian  ia mulai mencari sasaran, siapa diantara temannya yang bisa dijadikan uji cobanya. Nah, kebetulan saat itu ada seekor tokek sedang berjemur di bawah sinar matahari di pinggir sungai.
          "Assalamu'alaikum, tokek," sapa si kancil.
          "Wa'alaikumussalam warahmatullohi wabarokatuh," jawab si tokek. "Wah, mau jalan-jalan kemana, Cil?" lanjut si tokek.
          "O aku baru saja lari pagi, tokek," jawab si kancil "Bukankah lari pagi itu sangat baik buat kesehatan kita. Racun-racun yang ada di kulit kita akan keluar bersama air keringat. Jadi tubuh kita makin sehat!"
         "O begitu ya, Cil?" 
         "O iya, tokek. Tadi  aku  dipanggil  Raja. Sebentar lagi sang Raja mau bepergian. Nah,  beliau  berpesan agar aku memberikan  tongkat ajaibnya kepada kamu. Selama sang Raja pergi kamu diperintah untuk merawat dan menjaganya." kata si kancil
       Si tokek terdiam  keheranan. "Apakah benar sang Raja mempercayakan dirinya untuk menjaga tongkat saktinya?" pikir si tokek. "Bukankah di kerajaan ada prajurit yang bisa menjaganya?"
       "Bagaimana...kamu mau atau tidak, tokek ?"
       "Tapi.....???!!!" si tokek merasa ragu dengan kata-kata si kancil.
       "Lho..kamu kok jadi ragu begitu?" kata si kancil. "Bukankah selama ini kalian terkenal jujur dan suka menjaga amanah. Kalau kamu tidak mau maka aku akan mengembalikan amanah ini kepada Raja."
      "Engng...iya..iya...iya...aku mau," jawab si tokek tanpa bisa berpikir panjang lagi.
        "Nah...silahkan kamu terima tongkat ajaib ini," kata si kancil sambil memberikan benda mirip tongkat kepada si tokek.  "Tapi kamu harus hati-hati jangan sampai tongkat ini hilang!"
        "Iya...iya...iya...insyaallah aku akan menjaganya...ini khan perintah sang raja...jadi suatu kehormatan bagiku mendapat amanah dari sang raja."
          Kemudian si tokek menerima sebuah benda mirip tongkat. Benda itu berasal dari potongan dahan pohon yang dibentuk mirip tongkat. Ukurannya cukup besar dan berat. Si tokek merasa kesulitan menerima dan mengangkat tongkat tersebut. Tubuhnya terlalu kecil dan dirinya tidak kuat mengangkatnya. Oleh karena itu si tokek menaruh begitu saja tongkat tersebut di pinggir sungai. Si kancil tersenyum melihat tingkah temannya sambil berjalan meninggalkan si tokek.
        Si tokek terdiam dan tidak mengerti mengapa ia begitu saja menerima perintah si kancil. "Tapi ini perintah raja, aku tidak boleh menolaknya. Aku harus melaksanakannya," kata si tokek.
        Setiap hari si tokek senantiasa setia menjaga tongkat ajaib sang raja. Kini dia tidak bisa pergi terlalu jauh sebab takut tongkat tersebut hilang. Sebenarnya ia berniat memindahkan tongkat tersebut ke rumahnya agar dia mudah mengawasi tongkat si Raja, namun dia tidak mampu mengangkat tongkat yang berukuran besar dan berat itu. Akhirnya demi menjaga amanah raja maka ia senantiasa berkorban menjaganya siang malam di tepi sungai.
        Suatu hari, lingkungan kerajaan diguyur hujan yang sangat lebat. Air meluap kemana-mana. Air sungai mulai naik. Dan si tokek menjadi resah sebab tongkat ajaib sang raja yang dijaganya mulai terendam air sungai. Kemudian, karena air sungai semakin meluap maka tongkat ajaib yang dijaganya mulai terhanyut terbawa aliran air sungai. Si tokek kebingungan. Kemudian dia berteriak-teriak meminta pertolongan :    "Tolong..tolong...tolong...tongkat ajaib sang raja terhanyut...tolong..tolong...tongkat...tongkat....tongkat...tongkat...tongkat....!!!"
Si tokek makin kalut. Dia berlarian ke sana kemari sambil mencari-cari kemana tongkat yang dijaganya terhanyut. Namun usahanya sia-sia. Tongkat tersebut sudah hilang terbawa derasnya air sungai.
Si tokek bersedih. Ia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga  amanah Sang Raja. Dia gagal menjalankan amanah sang raja. Oleh karena itu, demi menjaga amanah sang raja maka si tokek memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah demi mencari tongkat sang raja yang hilang terbawa arus sungai.
         Dan mulai hari itu si tokek mulai mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan setiap kali ia berada pada suatu tempat ia senantiasa berteriak-teriak : " Tolong... tolong.... tolong.....tolong....tolong.... tolong...tongkat....tongkat..tongkat...tongkat...tongkat....!"
Bila tidak ada kabar tentang keberadaan tongkatnya ia lal pergi dan terus terus berusaha mencarinya kemanapun tongkat itu berada sambil terus berteriak : "Tolong tolong tolong tolong...tongkat..tongkat...tongkat...tongkat...."
         Dan sampai kinipun si tokek masih mengembara dari satu tempat ke tempat lain untuk menemukan  tongkat ajaib sang Raja sambil berteriak-teriak : "TOLONG TOLONG TOLONG TOLONG ...TONGKAT....TONGKAT...TONGKAT...TONGKAT...TONGKAT....."  Dan, sekarang kita sering mendengar si tokek masih selalu berteriak-teriak  : "OTOK..OTOK...OTOK...OTOK...TOKEEEK...TOKEEEEK...TOKEEEEK...TOKEEEEK...
Sementara itu si kancil takut berjumpa si tokek karena merasa berdosa telah berbohong tentang tongkat ajaib si raja yang ternyata bukan tongkat milik si Raja melainkan hanyalah potongan batang mahoni yang tergeletak di tepi sungai.

selesai
sumenep, 27-2-2013

No comments:

Post a Comment