ilustrasi : aguskarianto |
"Hoghhh....uukkk....hoghhh...uukkk...hoghhh...uukkk, aku lapaaaarrrr...huhuhuhu..., " demikian rintih si kura-kura sepanjang jalan. "Aku harus mencari makanan kemana lagi ini...huhuhu? Hoiiii...adakah teman-temanku yang punya makanan," teriak si kura-kura.
Namun, teriakan si kura-kura hanya sia-sia belaka, sebab di tempat tersebut tidak ada temannya sama sekali. Meskipun demikian, si kura-kura tidak putus asa, dia terus melangkahkan kakinya untuk mendapatkan makanan. Dia percaya bahwa Allah pasti memberi rezeki kalau dia benar-benar berusaha mencarinya.
Dan benar juga, ketika si kura-kura sampai di bawah sebuah pohon yang rindang, dia melihat setandan buah pisang. Mata Si kura-kura terbelalak dan mulutnya spontan berteriak : "Horeeee...aku akhirnya mendapat makanan....!!!"
"Wuaaaahhhh...pisang ini nampak segar-segar dan ada 11 buah yang sudah masak...lalu siapa pemiliknya?" kata si kura-kura sambil matanya melotot dan kepalanya menoleh ke kiri serta ke kanan. "Hoiiii...siapa pemilik pisang ini?! teriak si kura-kura.
Dan berkali-kali si kura-kura berteriak untuk bertanya siapa pemilik setandan pisang di hadapannya, namun tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya, si kura-kura memberanikan diri memakannya satu per satu.
"Hemmmmm...uuffff...uuuff....enak sekali pisang ini! Heemmm ...uueeeeenaaakkkk" kata si kura-kura. "Tapi sebuah pisang belum mengenyangkan perutku....aku masih lapar niihhh...ambil lagi ahhhhhhhh." lanjutnya sampai menghabiskan 5 buah pisang sehingga membuat perutnya kenyang dan matanya mulai terasa mengantuk. Akhirnya, si kura-kura tertidur pulas.
***
Tiba-tiba dari kejauhan nampak seekor monyet berlari-lari mendekati si kura-kura yang tertidur sambil bernyanyi-nyanyi. " Oleeee...oleee..oleee...oleee....uuu..aaa...uuu...aaa...uuu...aaa " Namun, si monyet berteriak keras-keras saat melihat kura-kura tertidur di hadapannya. Dan yang lebih disesalinya saat melihat setandan pisang berserakan.
"Whatatatatataa....whatatatata....whatatatata....buah pisangku kok berkurang jumlahnya...coba aku hitung ..satu,dua,tiga,empat,lima,enam,...tuuuuuu....whatatatatata...berkurang lima buah....kemarin buah pisang yang masak jumlahnya sebelas kok sekarang tinggal enam buah.....hoiii siapa yang telah mencuri pisang-pisangku ini.....?!" teriak si monyet. "Hoiiiiii....siapa pelakunya?!"
"Atau..jangan jangan si kura-kura pelakunya..." pikir si monyet. "Nah itu buktinya...kulit-kulit pisang bertebaran di sekitarnya...whuahhh pasti si kura-kura pelakunya."
"Hehehehehehe.....ayo bangun kura-kura," bentak si monyet sambil menendang tubuh si kura-kura.
"Ehhhmmmm...ehhmmmm...ehmmmm.." si kura-kura tidak menghiraukan bentakan si monyet, bahkan dia kembali meneruskan tidurnya.
"Hoiiiiiiii kura-kura....banguuuunnn!!!! banguuunnnn!!!! kamu harus bertanggung jawab....banguuunnn!!!!" bentak si monyet sambil terus menendang-nendang tubuh si kura-kura.
"Hemmm...ada apa sih, monyet ! Kamu mengganggu teman tidur saja !" jawab kura-kura
"Hehehehehehe....seharusnya yang marah itu aku...tapi kok jadi terbalik begini...!" bentak monyet.
"Ada apa sih, Nyet... kok kamu bikin ribut begitu ?!" sela si kura-kura.
"Hoi, kura-kura ayo bangun !" kata si Monyet. "Kamu harus bertanggung jawab karena telah makan buah pisangku tanpa seijinku. Kamu pencuri ya."
"Aiihhh....siapa yang mencuri, Nyet?" kata si kura-kura. "Kamu jangan asal menuduh tanpa ada bukti lho! Kalau kamu asal tuduh maka aku akan melaporkan balik tuduhanmu ini. Biar kamu masuk penjara karena melakukan tuduhan palsu !"
Monyet sesaat terdiam. "Wah benar juga kata si kura-kura. Bukankah aku tidak punya bukti kuat dan melihat sendiri kalau dia yang melakukan pencurian. Kalau sampai pihak lain yang berbuat maka aku akan berdosa karena telah melakukan kedzoliman terhadap si kura-kura.
"Tapi.....buah pisangku hilang...huhuhuhuhu....aku gak terima dengan si pelakunya..aku tidak ridlo. Siapa pelakunya aku doakan sakit perut selamanya"
Si kura-kura jadi serba salah. Dia takut dengan doa teman yang terdholimi biasanya terkabul. Kalau sampai aku sakit perut selamanya wah bisa gawat ini.
"Eheeee....Nyet, maafkan aku ya. Sebenarnya semua ini karena ulahku."
"Waduuuhhh...benar khan kamu yang melakukannya, Kura-kura>"
"Tapi, begini Nyet...aku tadi sebenarnya sangat kelaparan. Dan kebetulan menemukan pisang ini. Aku tadi sudah berteriak-teriak bertanya siapa yang memiliki buah pisang ini. Ternyata tidak ada yang menjawab. Yaaa..akhirnya aku makan saja pisang-pisang ini. Maaf lho, Nyet "
"Maaf maaf maaf...tidak bisa kamu harus bertanggung jawab...ayo kembalikan semua pisang-pisang itu ." kata si monyet.
Si kura-kura jadi heran. Ya tidak bisa khan sesuatu yang sudah dimakan harus dikembalikan seperti semula.
"Kamu ini mikir dong , Nyet," teriak kura-kura. "Pisng yang sudah terlanjur aku makan ya tidak bisa dikembalikan lagi."
"Pokoknya tidak bisa. Kamu harus mengeluarkan pisang-isang yang telah kamu makan! Bagaimanapun caranya itu urusan kamu. Pokoknya sekarang juga pisang-pisang tersebut harus kamu kembalikan seperti semula."
Si kura-kura semakin bingung menghadapi kelakuan monyet yang bodoh ini. Dia tidak mengerti kalau pisang yang sudah dimakan kura-kura akan mustahil dikembalikan seperti semula. Ini sudah sunatullah. Sudah ketentuan alam seperti itu.
Si kura-kura akhirnya menemukan akal untuk memberi pelajaran monyet yang bodoh dan pelit di hadapannya.
"Baiklah, Nyet. Silahkan kamu tunggu sebentar. Aku akan mengeluarkan pisang-pisang yang telah aku makan tadi di balik pohon ini. Awas kamu jangan sampai melihat proses keluarnya lho ya."
Lalu si kura-kura berjalan di balik pohon untuk mengeluarkan buah pisang yang telah dimakannya sesuai permintaan si monyet. Dan tidak berapa lama si kura-kura berteriak dari kejauhan.
"Hei, si monyet pelit ...semua pisang-pisang yang telah aku makan sudah aku letakkan di bawah pohon. Silahkan kami ambil semua," kata si kura-kura yang sudah pergi menjauh.
Si monyet secepatnya pergi ke balik pohon untuk mengambil pisangnya yang telah dimakan kura-kura. Tetapi dia sangat terkejut dan marah-marah sambil berteriak-teriak :
"Sialan....si kura-kura penipu....kenapa semua pisangku telah menjadi kotoran dan berbau tidak enak begini...Dasar si kura-kura penipu! Awas ya .. aku akan menuntut balas....kemanapun engkau pergi aku akan meminta pertanggung jawaban atas perbuatanmu."
Maka sejak saat itu kemanapun dan dimanapun berada, si kura-kura senantiasa dihinggapi rasa ketakutan. Bila bertemu siapa saja, dia senantiasa cepat-cepat menyembunyikan kepalanya di balik tubuhnya yang keras.