Saturday, January 21, 2012

YATIM DAN SAHABAT-SAHABATNYA

          Sudah seminggu, Yatim tidak bermain-main dengan sahabat-sahabatnya. Tidak ada yang tahu apa penyebabnya. Seluruh sahabatnya saling bertanya tentang ketidakhadiran Yatim setiap kali mereka memulai permainan. Biasanya kalau Yatim ada keperluan dan tidak bisa bermain tentu dia akan memberitahu sahabat-sahabatnya. Saat itu sahabat Yatim, antara lain Kelinci, kera, kura-kura, kancil, gajah dan burung pipit  berencana mencari penyebab ketidakhadiran temannya.
         "Jangan-jangan Yatim tersesat di jalan, teman-teman?" kata kura-kura.
         "Wah, itu tidak mungkin, kura-kura," sahut burung pipit " Bukankah selama ini dia datang dan pulang ke tempat bermain sendirian. Tidak ada yang mengantarkannya, khan? Jadi dia pasti tahu arah jalannya"
         "Wah benar sekali pendapatmu, burung pipit," celetuk kelinci. "Atau...jangan-jangan...Yatim dimakan harimau hutan, ya? Ihhh...sereemmm... takuuuuut..."
         "Hei, kelinci jangan sembarangan saja kamu omong!" bentak gajah. "Mana berani si Harimau menginjakkan kakinya di hutan kekuasaanku ini. Omong kosong itu....dia tidak akan berani berbuat macam-macam di sini. Dia takut tubuhnya kulempar lagi jauh-jauh dengan kedua gadingku ini" kata gajah sambil memamerkan kedua buah gadingnya yang berukuran besar dan panjang.
         "Wuaaah...aku percaya sih, teman," kata kancil ikut nimbrung berdiskusi. "Yatim tersesat di hutan, itu tidak mungkin. Yatim dimakan harimau, itu juga tidak mungkin. Atau... jangan-jangan dia sakit, teman-teman? Sebab saat terakhir kali kita bermain-main dengan dia, tempat ini khan lagi hujan lebat"
          "Barangkali benar pendapatmu, kancil," kata mereka hampir bersamaan.
          "Kasihan kalau Yatim benar-benar sakit."
          "Ayo teman-teman kita mengunjungi rumah Yatim untuk mengetahui kondisinya."
          "SETUJU....ayo kita segera ke sana!!!."
          Dan pagi itu, kelinci, kura-kura, kancil, gajah, monyet dan  burung pipit pergi bersama-sama menuju rumah Yatim. Rumahnya tidaklah terlalu jauh, yaitu berada ditepi hutan dekat dengan aliran sungai.
         "Nah...itu rumahnya, teman-teman" kata kelinci sambil tangannya menunjuk ke arah gubuk kecil di pinggir hutan yang di sisi kanannya ada sungai. Mereka segera mempercepat langkahnya agar segera sampai di rumah Yatim.
                                                     
***
  
         "Assalamu'alaikum," sapa mereka serentak ketika berada di depan rumah Yatim. Namun tidak ada jawaban sama sekali dari dalam rumah. Dan sekali lagi mereka mengucapkan salam : "Assalamu'alaikum, Yatim. Kami teman-temanmu bermain di hutan. Apakah kamu ada di rumah?"
Ternyata mereka masih belum mendengar ada jawaban juga. Hal ini semakin membuat mereka khawatir dengan keadaan Yatim. Oleh karena itu, tanpa pikir panjang, mereka sepakat mendekati rumah untuk mengetahui keadaan Yatim yang sebenarnya. Dan betapa terkejutnya mereka, ternyata Yatim ada di dalam rumah sedang menangis tersedu-sedu di samping tubuh ibunya yang tergolek sakit. Dia tidak tahu harus berbuat apa terhadap ibunya yang sedang sakit, sebab dia masih terlalu kecil.
          "Kasihan kamu, Yatim," kata si kancil "Ayo teman-teman kita bantu Yatim. Untuk itu, kita bagi-bagi tugas ya...! Sepertinya, ibu Yatim memerlukan obat dan makanan agar bisa segera sembuh."
          "Baik, kancil...aku dapat tugas apa?" kata si monyet.
          "Iya...iyaaa...iyaaa...kami juga mau bekerjasama membantu Yatim, agar ibunya segera sembuh," pinta yang lain serentak.
          "Baik teman--teman. Aku akan bagi-bagi tugas ya....," lanjut si Kancil. "Untuk kamu si Monyet, tolong carikan berbagai macam buah-buahan segar dari hutan. Untuk kamu si kelinci, coba kumpulkan tumbuhan obat-obatan yang cocok dengan sakitnya ibu si Yatim. Untuk kamu di Gajah, tolong kumpulkan kayu bakar untuk kita bikin masakan. Dan untuk kamu kura-kura, tolong penuhilah ember Yatim dengan air  bersih. Dan kamu si Pipit, tolong temani Yatim dan hiburlah dia agar tidak bersedih karena teman-temannya akan membantunya. Dan aku sendiri akan menyiapkan segalanya di rumah," demikian perintah si kancil kepada teman-temannya.
          "Baiklah, kalau begitu kita mulai bekerja kawan!"
           Dan secepat kilat teman-teman Yatim bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Si kura-kura dengan cangkangnya mulai mengisi ember sedikit demi sekikit dengan air bersih hingga penuh. Si kelinci berlari ke hutan untuk mengumpulkan dedaunan yang berkhasiat obat. Si gajah dengan belalai dan dua gadingnya telah membawa banyak ranting-ranting kering dari dalam hutan. Si monyet membawa setandan pisang, seikat rambutan, berpuluh-puluh apel serta sepotong sarang tawon hutan yang berisi madu.
          Betapa senangnya si Yatim melihat kerjasama yang ditunjukkan teman-temannya. "Dengan apa aku akan membalas kebaikanmu, teman-teman?" kata Yatim
"Hush, kamu jangan bilang begitu, Yatim. Sudah menjadi kewajiban kami membantu teman yang sedang mengalami kesusahan. Kalau kamu susah, kami juga merasakan susah, Oke? Nah, sekarang kami insyaalloh akan membuat ibumu kembali sehat seperti dulu."
          Kemudian, segala ramuan obat-obatan herbal dibuat. Madu hutan sudah selesai dipisahkan dari sarangnya dan siap untuk diminum. Beberapa teman menyalakan api untuk menyiapkan makanan. Setelah itu, si Yatim bertugas menyuapi ibunya dengan obat, meminumkan madu dan menyuapi dengan makanan. Dan betapa ajaibnya, ternyata tidak berapa lama ibu Yatim mulai sadar dan dia bisa duduk di atas tempat tidurnya. "Alhamdulillah," teriak teman-teman yatim. Demikian pula dengan Yatim.  Tidak henti-hentinya dia mengucapkan rasa syukur kepada Alloh swt  karena ibunya telah pulih sehat kembali.
          "Jadi, ternyata kalian teman-teman Yatim, ya? Sungguh mulia hati kalian yang dengan susah payah telah membantu kami. Terimakasih ya...terimakasih untuk kalian semuanya." 
Mendengar pernyataan tulus ibu Yatim, membuat semua teman Yatim terharu. Mereka saling berpelukan dan meneteskan air mata haru.
           "Dan, untuk kamu Yatim," pinta ibunya. "Mulai besok kamu bisa bermain-main dengan teman-temanmu lagi. Tapi ingat, jangan terlalu jauh bermainnya ya..."
           "Horee....horee.....horeee....terima kasih, ibu. Saya akan selalu menaati nasehat ibu."
           Si kancil, kelinci, burung pipit, gajah, monyet dan kura-kura kini bisa tersenyum, melihat si Yatim sudah bisa tertawa seperti biasanya. Dan untuk mensyukuri kesehatan ibu Yatim, mereka mengadakan pesta makan buah-buahan yang telah di kumpulkan si monyet dari dalam hutan.


selesai-

moral cerita :
persahabatan yang tulus akan berbuah manis di kemudian hari.


No comments:

Post a Comment