tag:blogger.com,1999:blog-25770642258695187722024-03-28T14:29:14.019+07:00DONGENG UNTUK ANAKberbagi cerita, kisah dan kiat mendongeng untuk dunia anak yang ceriaAgus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.comBlogger62125tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-64710044305018910742016-01-30T17:14:00.002+07:002022-08-02T10:15:25.849+07:00PELAJARAN BUAT SI MONYET YANG PELIT (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj07FjWg9SnEDdXOcv-VBI_yBi07w4yQsmj_-0I1lCvBFvenrVmTJhF9IN6fpAuvDswWBqO_J1oua1lVJWOLzg4_BQRcKiwopySD5Ho3JXpYgMZhUioumEObllSzbbLGQbEeqSUgvVdWcOp/s1600/kuro.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj07FjWg9SnEDdXOcv-VBI_yBi07w4yQsmj_-0I1lCvBFvenrVmTJhF9IN6fpAuvDswWBqO_J1oua1lVJWOLzg4_BQRcKiwopySD5Ho3JXpYgMZhUioumEObllSzbbLGQbEeqSUgvVdWcOp/s1600/kuro.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ilustrasi : aguskarianto</td></tr>
</tbody></table>
Siang itu, ada seekor kura-kura tua yang berjalan terseok-seok di pinggir sungai. Lidahnya senantiasa terjulur karena dia sedang menahan lapar. Seharian Dia tidak mendapatkan makanan sepotong pun.<br />
"Hoghhh....uukkk....hoghhh...uukkk...hoghhh...uukkk, aku lapaaaarrrr...huhuhuhu..., " demikian rintih si kura-kura sepanjang jalan. "Aku harus mencari makanan kemana lagi ini...huhuhu? Hoiiii...adakah teman-temanku yang punya makanan," teriak si kura-kura.<br />
Namun, teriakan si kura-kura hanya sia-sia belaka, sebab di tempat tersebut tidak ada temannya sama sekali. Meskipun demikian, si kura-kura tidak putus asa, dia terus melangkahkan kakinya untuk mendapatkan makanan. Dia percaya bahwa Allah pasti memberi rezeki kalau dia benar-benar berusaha mencarinya.<br />
Dan benar juga, ketika si kura-kura sampai di bawah sebuah pohon yang rindang, dia melihat setandan buah pisang. Mata Si kura-kura terbelalak dan mulutnya spontan berteriak : "Horeeee...aku akhirnya mendapat makanan....!!!"<br />
"Wuaaaahhhh...pisang ini nampak segar-segar dan ada 11 buah yang sudah masak...lalu siapa pemiliknya?" kata si kura-kura sambil matanya melotot dan kepalanya menoleh ke kiri serta ke kanan. "Hoiiii...siapa pemilik pisang ini?! teriak si kura-kura.<br />
Dan berkali-kali si kura-kura berteriak untuk bertanya siapa pemilik setandan pisang di hadapannya, namun tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya, si kura-kura memberanikan diri memakannya satu per satu.<br />
"Hemmmmm...uuffff...uuuff....enak sekali pisang ini! Heemmm ...uueeeeenaaakkkk" kata si kura-kura. "Tapi sebuah pisang belum mengenyangkan perutku....aku masih lapar niihhh...ambil lagi ahhhhhhhh." lanjutnya sampai menghabiskan 5 buah pisang sehingga membuat perutnya kenyang dan matanya mulai terasa mengantuk. Akhirnya, si kura-kura tertidur pulas.<br />
<br />
***<br />
Tiba-tiba dari kejauhan nampak seekor monyet berlari-lari mendekati si kura-kura yang tertidur sambil bernyanyi-nyanyi. " Oleeee...oleee..oleee...oleee....uuu..aaa...uuu...aaa...uuu...aaa " Namun, si monyet berteriak keras-keras saat melihat kura-kura tertidur di hadapannya. Dan yang lebih disesalinya saat melihat setandan pisang berserakan.<br />
"Whatatatatataa....whatatatata....whatatatata....buah pisangku kok berkurang jumlahnya...coba aku hitung ..satu,dua,tiga,empat,lima,enam,...tuuuuuu....whatatatatata...berkurang lima buah....kemarin buah pisang yang masak jumlahnya sebelas kok sekarang tinggal enam buah.....hoiii siapa yang telah mencuri pisang-pisangku ini.....?!" teriak si monyet. "Hoiiiiii....siapa pelakunya?!"<br />
"Atau..jangan jangan si kura-kura pelakunya..." pikir si monyet. "Nah itu buktinya...kulit-kulit pisang bertebaran di sekitarnya...whuahhh pasti si kura-kura pelakunya."<br />
"Hehehehehehe.....ayo bangun kura-kura," bentak si monyet sambil menendang tubuh si kura-kura.<br />
"Ehhhmmmm...ehhmmmm...ehmmmm.." si kura-kura tidak menghiraukan bentakan si monyet, bahkan dia kembali meneruskan tidurnya.<br />
"Hoiiiiiiii kura-kura....banguuuunnn!!!! banguuunnnn!!!! kamu harus bertanggung jawab....banguuunnn!!!!" bentak si monyet sambil terus menendang-nendang tubuh si kura-kura.<br />
"Hemmm...ada apa sih, monyet ! Kamu mengganggu teman tidur saja !" jawab kura-kura<br />
"Hehehehehehe....seharusnya yang marah itu aku...tapi kok jadi terbalik begini...!" bentak monyet.<br />
"Ada apa sih, Nyet... kok kamu bikin ribut begitu ?!" sela si kura-kura.<br />
"Hoi, kura-kura ayo bangun !" kata si Monyet. "Kamu harus bertanggung jawab karena telah makan buah pisangku tanpa seijinku. Kamu pencuri ya."<br />
"Aiihhh....siapa yang mencuri, Nyet?" kata si kura-kura. "Kamu jangan asal menuduh tanpa ada bukti lho! Kalau kamu asal tuduh maka aku akan melaporkan balik tuduhanmu ini. Biar kamu masuk penjara karena melakukan tuduhan palsu !"<br />
Monyet sesaat terdiam. "Wah benar juga kata si kura-kura. Bukankah aku tidak punya bukti kuat dan melihat sendiri kalau dia yang melakukan pencurian. Kalau sampai pihak lain yang berbuat maka aku akan berdosa karena telah melakukan kedzoliman terhadap si kura-kura.<br />
"Tapi.....buah pisangku hilang...huhuhuhuhu....aku gak terima dengan si pelakunya..aku tidak ridlo. Siapa pelakunya aku doakan sakit perut selamanya"<br />
Si kura-kura jadi serba salah. Dia takut dengan doa teman yang terdholimi biasanya terkabul. Kalau sampai aku sakit perut selamanya wah bisa gawat ini.<br />
"Eheeee....Nyet, maafkan aku ya. Sebenarnya semua ini karena ulahku."<br />
"Waduuuhhh...benar khan kamu yang melakukannya, Kura-kura>"<br />
"Tapi, begini Nyet...aku tadi sebenarnya sangat kelaparan. Dan kebetulan menemukan pisang ini. Aku tadi sudah berteriak-teriak bertanya siapa yang memiliki buah pisang ini. Ternyata tidak ada yang menjawab. Yaaa..akhirnya aku makan saja pisang-pisang ini. Maaf lho, Nyet "<br />
"Maaf maaf maaf...tidak bisa kamu harus bertanggung jawab...ayo kembalikan semua pisang-pisang itu ." kata si monyet.<br />
Si kura-kura jadi heran. Ya tidak bisa khan sesuatu yang sudah dimakan harus dikembalikan seperti semula.<br />
"Kamu ini mikir dong , Nyet," teriak kura-kura. "Pisng yang sudah terlanjur aku makan ya tidak bisa dikembalikan lagi."<br />
"Pokoknya tidak bisa. Kamu harus mengeluarkan pisang-isang yang telah kamu makan! Bagaimanapun caranya itu urusan kamu. Pokoknya sekarang juga pisang-pisang tersebut harus kamu kembalikan seperti semula."<br />
Si kura-kura semakin bingung menghadapi kelakuan monyet yang bodoh ini. Dia tidak mengerti kalau pisang yang sudah dimakan kura-kura akan mustahil dikembalikan seperti semula. Ini sudah sunatullah. Sudah ketentuan alam seperti itu.<br />
Si kura-kura akhirnya menemukan akal untuk memberi pelajaran monyet yang bodoh dan pelit di hadapannya.<br />
"Baiklah, Nyet. Silahkan kamu tunggu sebentar. Aku akan mengeluarkan pisang-pisang yang telah aku makan tadi di balik pohon ini. Awas kamu jangan sampai melihat proses keluarnya lho ya."<br />
Lalu si kura-kura berjalan di balik pohon untuk mengeluarkan buah pisang yang telah dimakannya sesuai permintaan si monyet. Dan tidak berapa lama si kura-kura berteriak dari kejauhan.<br />
"Hei, si monyet pelit ...semua pisang-pisang yang telah aku makan sudah aku letakkan di bawah pohon. Silahkan kami ambil semua," kata si kura-kura yang sudah pergi menjauh.<br />
Si monyet secepatnya pergi ke balik pohon untuk mengambil pisangnya yang telah dimakan kura-kura. Tetapi dia sangat terkejut dan marah-marah sambil berteriak-teriak :<br />
"Sialan....si kura-kura penipu....kenapa semua pisangku telah menjadi kotoran dan berbau tidak enak begini...Dasar si kura-kura penipu! Awas ya .. aku akan menuntut balas....kemanapun engkau pergi aku akan meminta pertanggung jawaban atas perbuatanmu."<br />
Maka sejak saat itu kemanapun dan dimanapun berada, si kura-kura senantiasa dihinggapi rasa ketakutan. Bila bertemu siapa saja, dia senantiasa cepat-cepat menyembunyikan kepalanya di balik tubuhnya yang keras. </div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-72350102294603247322015-10-16T11:17:00.004+07:002022-08-02T10:25:06.411+07:00HARI BEBAS POLUSI (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy7lZdsK59rwDLtboZA9tu9SpFSDqJI7ilxHhBOyXPGbt0CCqbLiXQktZFKMkoc7EtIIDn_hKUggQsbcm0a3NnrsdGPHjLuPaXBwG_g1BSzXko0LUHImS_e9yg895UXidQgO_ZS915mfmb/s1600/hari+bbas+kendaraan+bermotor-pakai+pixie+trendy_hf_hf.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="217" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy7lZdsK59rwDLtboZA9tu9SpFSDqJI7ilxHhBOyXPGbt0CCqbLiXQktZFKMkoc7EtIIDn_hKUggQsbcm0a3NnrsdGPHjLuPaXBwG_g1BSzXko0LUHImS_e9yg895UXidQgO_ZS915mfmb/s400/hari+bbas+kendaraan+bermotor-pakai+pixie+trendy_hf_hf.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Hoiiiiiiiiiiiiiii....teman-teman....ayo kumpul semua !!" teriak Pak Sapi kepada teman-temannya yang sedang main-main di tepi sungai.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"> "Ayooo...kumpul ke sini....kumpul ke sini....".</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Mendengar ajakan Pak Sapi maka semua hewan menghentikan aktivitas bermainnya. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">Mereka keheranan. "Ada apa nih kok Pak Sapi menyuruh kita berkumpul ?".</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Namun, tidak begitu lama, seluruh hewan sudah mendekati pak Sapi. Ada anak sapi, anak kambing, Kerbau, si Pus Meong, si Imut Kelinci, dan siJerapah. <br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Hemmm...ada apa sih Kok kita disuruh kumpul, Pak Sapi ?" tanya si Imut Kelinci membuka pembicaraan.<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Iya...nih Pak Sapi...mengganggu keasyikan kita bermain saja," sela anak kambing.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Padahal kita lagi main petak umpet yaaa," sela anak kelinci. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"> "Yaaa...akhirnya teman-teman yang masih sembunyi ikut keluar semua dech."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Bahkaaaan... aku tadi sudah melepas baju hendak berenang di sungai....yaa...akhirnya batal dech aku berenang..." kata pak kerbau.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Pak Sapi tersenyum mendengar keluh kesah teman-temannya. Walaupun mereka merasa dongkol terhadap Pak Sapi tetapi mereka tidak mau melanggar perintahnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Aku minta pengertianmu ya, teman-teman," kata pak sapi memulai perkataannya <br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"> "Aku akan mengabarkan berita gembira buat kalian. Sebenarnya berita gembira ini buat kalangan manusia, tapi tidak ada salahnya kalau kita ikut bergembira juga."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Memangnya ada apa sih, Pak Sapi? Apakah kita akan mendapat hadiah istimewa yaaa?"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Barangkali kita akan diajak rekreasi gratis yaaaa, Pak Sapi?!"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Atau kita akan mendapat makanan istimewa? Mungkin kita akan mendapat bakso, cwimie, rujak cingur, pangsit mie, es krim, nasi rawon....wuaaah enak tenan itu, Pak Sapi."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Hemmm....tenang..tenang...dengar dulu kabar gembira yang akan aku sampaikan," sela Pak Sapi.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Teman-teman...di kampung kita sekarang akan mendapat pemimpin yang baru. Konon katanya, pemimpin kita ini amat merakyat lho. Orangnya sabar. Dia lebih suka mendengarkan keluh kesah warga. Bahkan dia amat mencintai lingkungan dan suka akan kebersihan. Orangnya jujur dan semua warga amat senang bila bisa duduk bersama pemimpin yang baru ini."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Memangnya ada hubungan apa dengan kita, Pak?"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Iya...dari dulu yang namanya pemimpin ya memang harus punya sifat begitu, Pak Sapi," kata Pak Jerapah.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"> "Seorang pemimpin itu harus punya sifat amanah, cerdas, bisa melindungi rakyatnya, peduli sama kaum bawah termasuk makhluk Tuhan seperti kita-kita ini. Seorang pemimpin itu bukanlah seseorang yang suka obral janji, sombong, takabur, bermulut manis, seakan-akan peduli sama kaum bawah hanya disaat mereka butuh dukungan saat berkampanye, tetapi saat dia terpilih menjadi seorang pemimpin mereka tidak bisa merealisasikan janji-janjinya , iya khan?"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Hehehehehe...iya juga sih...banyak yang bertingkah laku seperti itu, Pak Sapi!" gumam si Jerapah.<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Benar..benar...benar....kami sudah muak dengan janji-janji melulu!"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Semua calon pemimpin tidak bisa dipercaya semuanya! Mereka itu dikatakan pemimpin SOJAM!" teriak si Kelinci.<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Wuahhh ada-ada saja pemimpin SOJAM? Apa maksudnya, adik kelinci?"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Pemimpin SOJAM itu adalah singkatan dari pemimpin yang Suka Obral Janji Melulu!"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Hahahahahaha....hahahahhaha...hahahahahaha....Pemimpin SOJAM" teriak semua hewan sambil tertawa terpingkal-pingkal.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Pak Sapi ikut tersenyum mendengar ada istilah baru tentang jenis pemimpin. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Teman-teman..." kata pak sapi kemudian. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"> "Kali ini Pemimpin kita berbeda. Dia amat merakyat. Dia disenangi rakyat. Dia cerdas. Berbudi luhur. Dia mau mendengar keluhan seluruh warganya. Dia adil tidak pandang bulu siapa salah akan dihukum. Coba lihat sungai di depan kita ! Dulu sungai ini kotor dan berbau, tetapi berkat pemimpin kita maka sungai ini menjadi bersih, ikan-ikan bisa berenang bebas tanpa takut meminum air polusi dan kini kita bisa berenang di sini lagi, khan?"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Semua hewan membenarkan apa yang dikatakan pak sapi. Bersihnya sungai adalah salah satu bukti nyata kepemimpinannya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Teman-teman....sebentar lagi kita juga akan menikmati hari dimana kita bebas berjalan di jalan raya tanpa takut menghirup polusi asap. Hari itu tidak ada lagi produksi asap dari kendaraan bermotor. Hari itu semua kendaraan bermotor tidak boleh berkeliaran berjalan di jalanan. Hari itu diharapkan udara di daerah ini benar-benar bersih. Tidak ada asap polusi yang ada di udara kita. Dan yang terpenting kita bebas bermain di jalan raya, bebas berjalan-jalan di jalan raya. Kita hanya diperkenankan naik sepeda. Hari itu kita akan menikmati kedamaian dan bersihnya udara."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Horeeee....horeeee....horeeee......kita bebas berjalan-jalan di jalan raya tanpa takut diserempet kendaraan bermotor. Kita bebas berjalan di jalan raya tanpa takut ditabrak mobil. Horeeee...horeee...."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Lalu kapan itu akan dilaksanakan , Pak Sapi?" tanya beruang.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Pelaksanaannya disesuaikan dengan hari bebas polusi dunia yaitu setiap tanggal 22 September"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Horeee....kita akan keliling kota sambil naik sepeda saja, Pak Sapi," kata pak Kambing.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Horeee...wah enaknya diadakan setiap hari saja , Pak Sapi agar kita bisa sehat karena setiap hari udara menjadi bersih dan bebas polusi."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Wuahh...ya nggak bisa setiap hari, pak Jerapah," kata pak sapi.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"> "Memang seharusnya setiap hari kita seminimal mungkin mengurangi asap polusi. Namun, kasihan juga dengan mereka yang menggunakan alat bermotor untuk aktifitas sehari-hari. Sehari tanpa polusi saya kira sudah mewakili dan memberi kesadaran bahwa memang udara yang bebas polusi sangat menyenangkan. Dan kita setidak-tidaknya menjadi sadar bahwa udara yang bersih itu adalah tanggung jawab semuanya."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Benar, pak sapi! MENJADIKAN UDARA BERSIH DAN BEBAS POLUSI ITU ADALAH TANGGUNG JAWAB BERSAMA TANPA TERKECUALI. Dan bila udara bersih bebas polusi maka kita juga yang merasakan kebaikannya."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Pak sapi, aku ingin bersepeda keliling kota di hari bebas polusi. Dan aku ingin mengajak semua teman-temanku. Bolehkan, Pak?" kata si kambing.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Iyaa...silahkan...silahkan kalian mau melakukan aktifitas apa saja di jalan raya atau dimanapun berada. Kalian akan bisa menikmati udara yang bersih tanpa ada polusi udara. Dan kalian pasti akan merasakan betapa nikmatnya udara pemberian Tuhan ini apabila tanpa diganggu atau tanpa tercemar oleh polusi."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Dan semua hewan gembira dan tidak sabar ingin menikmati hari bebas polusi yang diselenggarakan oleh pemimpin baru mereka yang bukan pemimpin SOJAM lagi..</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Hooreee....kita siap-siap menyambut hari bebas polusi dunia setiap tanggal 22 September...."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br /></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-38178054268135154012015-10-15T22:10:00.002+07:002022-08-17T14:56:52.584+07:00SI LALAT YANG KURANG BERSYUKUR (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhapP_OMhHhZdu5TQxZHcUcFv6TArajiDpglazx5NO93cy-bkBOB9FDb02pCjqnSQNtLuBDrEdFR_z4lZdFax3UcIZQlv5Y8wLF-C6F7N_WjBDSe5SJ4EgQ0KQDMetuemJBqgqVsRLCWqDN/s1600/1d.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="287" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhapP_OMhHhZdu5TQxZHcUcFv6TArajiDpglazx5NO93cy-bkBOB9FDb02pCjqnSQNtLuBDrEdFR_z4lZdFax3UcIZQlv5Y8wLF-C6F7N_WjBDSe5SJ4EgQ0KQDMetuemJBqgqVsRLCWqDN/s400/1d.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<span style="font-family: verdana;"> Pagi itu, di bawah pohon mawar ada seekor lalat sedang bersedih. Berkali-kali si lalat terbang sambil memperhatikan seekor lebah sedang menghisap makanan dari bunga-bunga yang sedang mekar. Si lalat heran melihat para lebah makan kok sambil bernyanyi. Sepertinya mereka bekerja dengan perasaan senang. Lebah-lebah itu bergantian hinggap dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Kemudian seluruh makanan itu dikumpulkan pada sarang-sarang lebah.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"><br />
Siang itu, ada seekor lebah nampak kelelahan. Saat membawa makanan tiba-tiba kepalanya pusing. Dia akan istirahat di bawah pohon. Ketika si lebah akan merebahkan diri, dia dihampiri oleh seekor lalat. Si lebah kaget dan berusaha terbang menjauh. Namun karena tubuhnya masih lelah maka sebagian makanan yang digenggamnya jatuh akan menimpa tubuh si lalat. Si lalat terkejut dan berusaha menghindar, namun terlambat. Tubuhnya tertimpa makanan yang dibawa si lebah.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"> </span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"> " Aduuuuhhh!!!" teriaknya si Lalat. Makanan yang berupa cairan nectar itupun membuat sayapnya basah dan dia tidak bisa terbang. Si lalat mencoba membersihkan tubuhnya dari cairan nectar tersebut dengan mulutnya.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"><br />
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div><span style="font-family: verdana;">
"Heemm....nyam..nyamm..nyammm....," nampaknya si lalat menikmati nectar yang menimpa tubuhnya.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"> "Wuaahhh... ternyata rasa nectar ini enak dan manis sekali yaaaa ... pantas si lebah ramai-ramai mendatangi bunga yang sedang mekar itu," demikian pikir si lalat. Dan ketika nectar di tubuhnya telah habis, si lalat menghampiri si lebah.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"><br />
"Hoiii lebah....lancang sekali kamu menjatuhi tubuhku dengan makanan yang kau bawa?!" bentak si lalat.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"><br />
"Lho kenapa kamu memarahiku, Lalat?" tanya si lebah.<br />
"Eeee...kura kura dalam perahu. Kamu pura pura tidak tahu yaaa... kamu ini telah berbuat salah tapi mencoba berlagak tidak tahu! Memang si pelaku kesalahan itu bila ketahuan berbuat salah selalu berusaha berlagak bodoh untuk menghindari tanggung jawab dari kesalahannya," jawab si lalat sambil berkacak pinggang di hadapan si lebah yang kelelahan tadi.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"><br />
"Sungguh aku tidak tahu kesalahanku, kawan!" kata si lebah.<br />
Lalu si Lalat berucap : "Aku tadi sedang istirahat, tetapi kamu telah menjatuhkan makanan yang kau bawa ke badanku? Itulah kesalahan fatalmu !Tubuhku jadi lengket semua! Perbuatan Itu tidak sopan. Perbuatan itu tidak beradab. Itu perbuatan dosa."<br />
"Waaaah, maaf aku kawan. Aku tidak sengaja melakukannya. Tadi saat aku terbang, badanku masih terasa lelah. Aku teledor membawa makanan tersebut, sehingga tidak sengaja sebagian terjatuh dan menimpa tubuhmu.. Maaf ya kawaaan! Sungguh aku tidak sengaja melakukannya."</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"><br />
"Maaf..maaf...maaf...enak betul ucapanmu! Kamu gak boleh lari dari tanggung jawab, ya? Tidak bisa!!! Aku mau minta ganti rugi...aku mau minta keadilan !" kata si lalat. "Aku bisa memaafkanmu asal kamu bisa memenuhi dua permintanku."</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"><br />
Si lebah kebingungan dengan sikap si lalat. Memberi maaf kok ada syarat-syaratnya. Namun akhirnya si lebah menuruti saja kemauan si lalat. Dia tidak ingin terjadi pertengkaran. Dia cuma ingin mendapatkan permintaan maaf si lalat, maka si lebah menyetujuinya.<br />
"Lalu apa kedua syaratnya itu, kawan ?" tanya si lebah.<br />
"Pertama, kamu harus menyerahkan semua makanan yang kamu bawa kepadaku."<br />
"Kemudian yang kedua kamu harus memindahkan sengatmu ke tubuhku," kata si lalat.<br />
Si lebah terkejut mendengar permintaan si lalat. "Ini mustahil dilakukan," pikir si lebah.<br /> Si lebah semakin kebingungan. Ia tidak tahu harus berbuat apa untuk memenuhi permintaan si lalat. Memindahkan sengat ke tubuh si lalat adalah suatu perkara mustahil yang sulit dilakukan. Mustahil. Mustahil!!! Tidak akan pernah terjadi.<br />
"Hei...malah bengong!" bentak si Lalat. "Kamu jangan terlalu banyak mikir ya. Ayo segera laksanakan permintaanku agar aku bisa memaafkanmu."</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"><br />
Saat si lebah kebingungan menghadapi persoalannya, tiba-tiba muncullah si kancil. Si lebah merasa senang. Lalu dia menceritakan persoalannya serta berusaha meminta saran si kancil untuk bisa menyelesaikan permasalahannya.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"><br />
"Baiklah, kawan-kawan...," kata si Kancil. "Aku jangan diganggu. Aku mau berdo'a minta petunjuk Tuhan untuk menghadapi permasalahan kalian," kata si kancil. Lalu si kancil mulai berdo'a.<br />
Selesai berdo'a, lalu si kancil berkata kepada si lalat.<br />
"Memasang sengat lebah ke tubuhmu memang perkara sulit. Kamu harus ikut membantu si lebah melakukannya. Oleh karena itu, sekarang kamu harus berada di tengah tanah lapang dengan posisi menungging. Kamu tidak boleh bergerak sedikitpun. Apapun yang terjadi kamu harus tetap dalam posisi menungging agar si lebah bisa memasang sengatnya ke tubuhmu. Bagaimana? Kamu siap?" kata si kancil kepada si lalat. Si Lalat cuma bisa meangguk anggukan kepalanya tanda setuju.<br />
"Baiklah....aku percaya kepadamu, Kancil!" kata si lalat lalu terbang ke tengah tanah lapang dan mulai mengambil posisi menungging.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: verdana;"><br />
Si lebah semakin kebingungan. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Ada cara licik apa lagi yang akan si Kancil lakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Lalu si kancil mulai membisiki si lebah untuk melakukan perintahnya. Si lebah tersenyum mendengar saran si kancil. Lalu si lebah mulai terbang tinggi. Dan dengan kecepatan tinggi dia terbang menghampiri si lalat yang sudah mengambil posisi menungging.<br />
"Crabbbb....sreeettttt...."<br />
"Aduuuuuuuuhhhhh sakiiitttt...aduuuhhh...sakiiittttt...sakiiittt....!!" teriak si lalat sambil lari tunggang langgang merasakan sakit di pantatnya akibat disengat lebah. Rupanya si kancil ingin memberi pelajaran si Lalat bahwa keserakahan bisa mencelakakan dirinya sendiri. Tidak mungkin sengat si lebah dipindahkan ke tubuh si Lalat karena itu sudah ketetapan Allah.<br />
"Kasihan si lalat....akibat keserakahan dan kurang bersyukur dengan apa yang dimilikinya akhirnya menuai akibat dari perbuatannya sendiri. " kata si kancil sambil berjalan melanjutkan perjalanan.<br />
</span><br />
selesai<br />
<br />
<br />
moral cerita : bersyukurlah dengan apa yang telah dikaruniakan Tuhan kepadamu<br />
jangan berusaha iri dengan apa yang telah dimiliki temanmu<br />
Belum tentu apa yang dimiliki temanmu itu baik buat dirimu sendiri.<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-16693216147179432202014-10-31T09:26:00.005+07:002022-08-24T16:55:00.116+07:00ULAT BULU YANG MAU SEKOLAH (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbUsxTKxFwSVpulSZvEqBAeFmF50_aJW7F-SYfq8WZVakH_Q3e2ELFrpqU2DXYi19Ce8fdmte8IBLMt2acmfo-kzaAPgRJgydCcnRTk7szSNdQ5ylikGFZJJv0nvRrBxxPYZn78ygPmME5/s1600/P1010025a.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbUsxTKxFwSVpulSZvEqBAeFmF50_aJW7F-SYfq8WZVakH_Q3e2ELFrpqU2DXYi19Ce8fdmte8IBLMt2acmfo-kzaAPgRJgydCcnRTk7szSNdQ5ylikGFZJJv0nvRrBxxPYZn78ygPmME5/s1600/P1010025a.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ilustrasi : aguskarianto</td></tr>
</tbody></table>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
Pagi itu, si Ulat Bulu berjalan cepat-cepat menuju SD Inpres. Dia ingin sekolah. Dia ingin pintar seperti teman-temannya. Dia tidak mau menjadi bodoh sehingga mudah dibohongi teman-temannya. "Tidak enak rasanya menjadi bodoh itu. Pokoknya aku harus sekolah, " demikian kata si Ulat Bulu dalam hati.<br />
Namun, sayang setiap kali ia memasuki sekolah maka spontan seluruh murid ketakutan. Mereka berlarian menjauhi si ulat bulu. Mereka tidak mau mengambil resiko. Mereka takut badan mereka menjadi gatal-gatal terkena bulu-bulu dari si ulat bulu. Dan hal ini membuat si ulat bulu sedih. Karena semua murid tidak mau berteman dengannya. Semua murid senantiasa lari menjauh bila di dekati si ulat bulu. Bahkan yang paling menyedihkan si ulat bulu bahwa setiap sekolah yang didatanginya selalu menolak dia bersekolah di sana.. Berbagai alasan yang dikemukakan pihak sekolah. Bangkunya sudah penuh. Sekolah tidak menerima binatang. Bahkan yang paling menyedihkan yaitu teman-temannya selalu mengejeknya sebagai binatang yang menjijikkan. Tubuhnya mengandung racun gatal. Akhirnya si ulat bulu pulang dengan perasaan bersedih.<br />
Walaupun banyak sekolah yang menolak dia menjadi muridnya, namun si ulat bulu tetap bertekad ingin sekolah. Ia terus mencari dan memasuki setiap sekolah agar dirinya bisa diterima sebagai murid. Berpuluh-puluh sekolah yang telah dia masuki, namun tidak satupun yang menerima menjadi muridnya. "Aku tidak boleh putus asa," kata si ulat bulu.<br />
Di tengah jalan, si ulat bulu bertemu si kancil. Si kancil tertawa terbahak-bahak melihat penampilan si ulat bulu. Si ulat bulu nampak terseok-seok membawa tas sekolah di punggungnya.<br />
"Hahahahaha...hahaha..hahahahaa...woi mau sekolah nih yeee!!" ledek si kancil. "Hahaha..memangnya sekolah mana yang mau menerimamu menjadi muridnya?"<br />
"Kamu jangan menghinaku seperti itu, Kancil," jawab si ulat bulu.<br />
"Siapa yang menghina...memangnya kenyataan khan? Semua sekolah menolaknya khan?!"<br />
"Iya, memang sampai sekarang aku belum dapat sekolah. Tetapi aku tidak mau berputus asa. Aku masih memiliki harapan besar pasti ada sekolah yang mau menerimaku menjadi muridnya. "<br />
"Hahahaha...urungkan saja niatmu, Si Ulat Bulu. Percuma! Sampai kiamat pun pasti tidak ada satu sekolahpun yang mau menerimamu menjadi muridnya."<br />
"Tapi. cill....huhuhu...huhuhu..huhuhu...," kata si ulat bulu bersedih dan mulai menangis. "Aku ingin sekolah..aku ingin pintar..aku tidak mau jadi bodoh yang bisa mudah dibohongi teman-teman lagi..huhuhu..huhuhu...huhuhuhuu."<br />
Si kancil terharu melihat si ulat bulu bersedih. Ia kagum terhadap semangat pantang menyerahnya.<br />
"Wuuuaaahh...kamu jangan bersedih begitu, teman," kata si kancil menghibur si ulat bulu.<br />
"Sebenarnya nenek moyangmu sudah meninggalkan ilmu yang sangat tinggi yang tidak aku miliki. Ilmu itu ada pada setiap lembaran daun muda yang kamu makan. Setiap lembaran daun muda berisi ilmu yang hebat. Itulah ilmu kehidupan. Aku sendiri tidak bisa memilikinya."<br />
"Ah, kamu meledekku, ya?"<br />
"Lho, ini benar, teman. Cobalah makan sampai kamu kenyang daun muda itu, maka kamu akan spontan masuk kedalam kepompong untuk berpuasa dalam beberapa hari. Nah, kalau sampai waktunya maka kamu akan keluar kepompong sambil membawa sepasang sayap. Kamu bisa terbang kemanapun kamu suka. Dan kamu bebas menghisap madu-madu berkualitas tinggi pada sari bunga, lalu kamu tumbuh dewasa dan kawin lalu bertelur untuk menjadi ulat lagi. Begitulah seterusnya. Itulah ilmu hebat yang tidak aku miliki."<br />
"Ah, kamu bohong, Cil! Kamu mau menipuku ya? Mana ada ilmu yang tertulis pada lembaran-lembaran daun muda. Bohong!"<br />
"Lho, kenapa harus bohong? Bohong itu dosa. Aku tidak mau menambah dosa dalam hidupku. Aku takut terhadap hukuman Allah SWT bila banyak berbohong."<br />
"Tapi gak masuk akal mana mungkin pada setiap lembaran daun muda berisi ilmu yang hebat?" kata ulat bulu.<br />
"Begini ulat bulu, sebenarnya kamu itu sudah pandai. Kamu itu cerdas. Tanpa kamu
sadari, ilmu itu sebenarnya sudah melekat pada nalurimu untuk kelangsungan kehidupan di alam semesta ini. Tanpa ada kepandaian darimu maka kami tidak akan bisa menikmati indahnya bunga yang mekar berwarna-warni. Kami tidak bisa menikmati manisnya rasa buah mangga, nanas, markisa, dan buah-buahan yang lain. Dengan kepandaianmu, tumbuhan bisa berkembangbiak dan menghasilkan buah yang segar. Saat kamu mengambil madu dari setangkai bunga maka kamu ikut membantu penyerbukan tumbuhan. Dan selanjutnya tumbuhan akan menghasilkan buah-buahan yang segar-segar"<br />
Si ulat bulu serius mendengarkan kata-kata si kancil. Dia sampai meneteskan airmata. Dia tidak menyangka bahwa kepandaian yang telah dimiliknya ternyata sungguh luar biasa. Dia selama ini kurang mensyukurinya. Dia terlalu melihat kelebihan teman-temannya sehingga merendahkan potensi yang telah dimilikinya. Tuhan ternyata memberikan kelebihan setiap makhuknya berbeda-beda. "Jadi menuntut ilmu
bukan untuk gaya-gayaan. Punya ilmu bukan untuk tujuan pamer kecerdasan kepada teman-temanmu. Tapi berilmulah untuk bisa
bermanfaat bagi berlangsungnya kehidupan di dunia ini. Berilmulah agar dirimu bisa bermanfaat bagi semua teman-temanmu. Itulah sebenarnya hakekat memiliki ilmu."<br />
Akhirnya, si ulat bulu tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya. Dia berteriak lantang-lantang di hadapan si Kancil : " TERIMA KASIH TEMAN, AKU AKAN MENGGUNAKAN ILMU YANG KUMILIKI UNTUK BISA BERMANFAAT BAGI SEMUA TEMAN-TEMANKU."<br />
Si Kancil tersenyum sambil berjalan pergi meninggalkan si ulat bulu yang kini sudah bisa tertawa lagi.</div>
</div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-69294533351432084472014-05-03T19:56:00.001+07:002022-08-02T10:09:47.567+07:00KISAH SI KERA DAN SI KUCING (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> <table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSLMCX_AUB2d64Ufx-0okKIWTayiluwn7-l8z1aUQrlE_jTHGMbvv5r2gdyrHI_drv7ttj5ArXkZODjNxRJH_lWgrPk6OZEn0VczOb2kcSjLY2up1RHtcJJxAfWsA_Q04qPVDR6s0Oi1mi/s1600/1x+modified+modified_hf.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSLMCX_AUB2d64Ufx-0okKIWTayiluwn7-l8z1aUQrlE_jTHGMbvv5r2gdyrHI_drv7ttj5ArXkZODjNxRJH_lWgrPk6OZEn0VczOb2kcSjLY2up1RHtcJJxAfWsA_Q04qPVDR6s0Oi1mi/s1600/1x+modified+modified_hf.jpg" width="315" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">edit : aguskarianto</td></tr>
</tbody></table>
Hutan terbakar. Asap menyebar kemana-mana. Siapapun yang kena asap maka matanya terasa pedih dan saluran pernafasannya sakit sulit bernafas. Dampak
kebakaran hutan juga dirasakan oleh si Kera. Kedua matanya terasa pedih dan pandangannya kabur. Akibatnya, dia sulit membedakan benda-benda yang ada di sekitarnya. </span></div><div class="MsoNormal"><span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Selain itu, dia sedih karena anaknya lepas dari gendongan. Dia kesulitan membedakan anaknya dengan hewan-hewan lainnya. Setiap ada hewan yang lewat dihadapannya selalu ditangkap karena menyangka itu anaknya. Namun, ketika mendengar suara hewan
yang ditangkap berbeda dengan suara anaknya maka segera melepaskannya lagi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sepanjang hari, si kera tanpa rasa lelah mencari anaknya. Sambil menangis dan merayap-rayap ke tengah hutan dibawah asap yang semakin tebal ia terus mencari keberadaan anaknya. </span></div><div class="MsoNormal"><span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> *** </span><br />
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Kebetulan tidak jauh dari
tempat tersebut ada seekor kucing. Si kucing juga merasakan matanya pedih kena
asap. Ketika ia merayap-rayap mencari jalan untuk menjauhi hutan, tiba-tiba
tubuhnya ditangkap <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>si Kera. </span></div><div class="MsoNormal"><span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Si kucing
terkejut. Tiba-tiba tubuhnya dirangkul dan dipeluk erat-erat oleh si
Kera. Lalu si Kera yakin kalau yang ada di gendongannya adalah anaknya yang
hilang. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tentu saja
si kucing ketakutan. Dia tidak mau berteriak dan mengeluarkan suara. Dia takut
jika ketahuan bahwa dirinya kucing maka si Kera akan marah dan akan melukai dirinya. </span></div><div class="MsoNormal"><span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Akhirnya, dia diam saja digendong si kera. Ia tidak mengeluarkan suara sama sekali. Semua perlakuan si kera dituruti saja tanpa berani
melawannya. Apalagi si kera senantiasa memeluk dan menggendong si kucing kemana
saja dengan penuhkelembutan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Astaghfirullahaladziem ...aku
ingat kamu belum makan, ya anakku?” kata si Kera sambil mengambil setandan pisang. </span></div><div class="MsoNormal"><span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Lalu, satu per satu pisang dibuka dan dimasukkan ke mulut si kucing. </span></div><div class="MsoNormal"><span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Si kucing terkejut.
"Pisang bukan makananku," pikir kucing. Ia enggan disuruh makan pisang. Ia berniat berlari dari rangkulan si kera namun tidak
bisa, karena rangkulan si kera terasa kuat ke tubuhnya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Akhirnya, si
kucing mencoba diam dan bersabar. Mula-mula ia mau saja diberi sepotong pisang. Namun,
setiap potongan pisang yang telah masuk ke dalam mulutnya segera dimuntahkan. Hal ini dilakukannya berkali-kali
sampai <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pisang yang ketiga <br /></span></div><div class="MsoNormal"><span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Namun, lama-lama kesabarannya
habis. Ketika si kera akan menyuapi dengan pisang yang keempat maka ia nekad dan spontan berteriak
: <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Meooong....Meooong...Meooongg” </span><br />
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Betapa kaget si kera. Ternyata hewan yang digendongnya <span style="mso-spacerun: yes;"></span>bukan anaknya melainkan hanyalah seekor kucing. Karena
terkejut ia melemparkan dan membanting si kucing ke atas tanah agar pergi sejauh-jauhnya. </span></div><div class="MsoNormal"><span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> "Aduuuuhhh...Meooooonngg..meoonggg.... meonnggg....sakiittt'" teriak si kucing sambil lari menjauh. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Huuhuhuhuhuhuhu...ternyata
anakku benar-benar hilang,” kata si kera sambil menangis sesenggukan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Si kucing
merasa iba mendengar kesedihan si kera. Sambil berlari menjauh dia berjanji akan membantu mencari anak si kera yang hilang.<br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Terima
kasih kawan. Semoga kebaikanmu dibalas yang setimpal oleh Allah swt,” kata si kera.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Selesai</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span face=""arial" , "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sumenep, 3 Mei 2014</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-14867123495945899372014-05-03T11:34:00.001+07:002022-08-24T15:48:59.268+07:00KURA-KURA HENDAK JADI KUPU-KUPU (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWf9IRLloztaj_q33l_-3p1wfabSwegFJzORDLM8OqqMVTcmovOWDK_BYXpp9tp-5w0yJ66U1LCS0-wvyFuAR0Rpmc9Ug13d30a8eBWLgLHn-bYhpnI4zRAKeARKYOGhriiWa3jQoKWU3g/s1600/53_hf_hf_hf.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWf9IRLloztaj_q33l_-3p1wfabSwegFJzORDLM8OqqMVTcmovOWDK_BYXpp9tp-5w0yJ66U1LCS0-wvyFuAR0Rpmc9Ug13d30a8eBWLgLHn-bYhpnI4zRAKeARKYOGhriiWa3jQoKWU3g/s1600/53_hf_hf_hf.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ilistrasi : aguskarianto</td></tr>
</tbody></table>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
Malam itu, kura-kura sedang bersedih. Dia kalah berdebat
dengan anak si burung pipit. Sejak pagi hari ia mengajari anak si burung pipit belajar
terbang. Si kura-kura senantiasa membacakan buku cara praktis agar si burung
pipit bisa terbang. Namun, setiap kali si burung pipit mempraktekkan selalu
gagal. Setiap kali anak si burung gagal terbang membuat si kura-kura marah-marah.
Akhirnya, lama kelamaan si burung pipit jengkel dan mencoba melakukan terbang
sesuai dengan kemampuannya sendiri. Dan akhirnya berhasil.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Melihat si anak
burung pipit bisa terbang membuat Si kura-kura berteriak kegirangan. Dia mengira
si burung pipit bisa terbang karena menjalankan perintahnya. </div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Horeee...hore...bagus..bagus..”
teriaknya. “Akhirnya dengan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>petunjukku
kamu bisa terbang, kawan.”</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Si burung
pipit tersenyum. “Apa? Dengan petunjukmu?” kata anak si burung pipit. “Ternyata
semua teorimu tidak masuk akal. Teori itu membuat aku senantiasa gagal terbang.
Ternyata teori tidak sama dengan prakteknya, kawan.” </div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Tapi...kenyataannya
kamu bisa terbang khan?” kata kura-kura.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Benar, tetapi aku menggunakan kemampuanku
sendiri dan tidak menggunakan teorimu,” bantah anak si burung pipit. “Dadaaaa...selamat
tinggal, kawan...kalau kamu ngotot dengan kebenaran teori itu silahkan
praktekkan untuk dirimu sendiri dulu baru mengajari temanmu yang lain.” Kata anak
si burung pipit sambil terbang jauh meninggalkan kura-kura sendirian.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> Si kura-kura terdiam. Lama dia merenungkan kata-kata anak si burung pipit. </span>“Baik, aku
akan mempraktekkan teori ini dahulu baru aku akan menjadi guru terbang yang
terkenal,” kata si kura-kura malam itu. “Tapi bagaimana bisa melakukannya? Aku
khan tidak mempunyai sayap? Lalu bagaimana aku bisa mendapatkan sayap?”</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tiba-tiba di
balik pohon tempat dia bersandar ada beberapa buah kepompong yang senantiasa
bergerak-gerak. Sikura-kura terus memperhatikannya. Dan tidak
lama kemudian dari masing-masing kepompong keluarlah si kupu-kupu sambil
mengepak-kepakkan sayapnya. Lalu, mereka satu persatu terbang menjauh. </div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Wow, akhirnya
aku dapat ide. Aku mau mencoba mendapatkan sayap juga ah. Kalau aku bisa masuk
ke dalam kepompong ini aku akan bisa terbang juga. Tidak seperti diriku yang seperti
sekarang.” pikir si kura-kura. Lalu ia berjalan menghampiri kepompong yang
telah ditinggalkan kupu-kupu. Tidak lama kemudian, ia menutupi kepalanya dengan
rumah kepompong. Selanjutnya ia duduk di bawah pohon sambil menunggu datangnya
sayap seperti yang dimiliki si kupu-kupu. </div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Berhari-hari
si kura-kura menunggu datangnya sayap namun tidak kunjung datang juga. Bahkan
dia rela menahan lapar dan haus demi mendapatkan sayap seperti kupu-kupu. Semakin
hari tubuhnya lemah dan lemas. Lalu pingsan.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Di kejauhan,
beberapa hewan tertawa terbahak-bahak melihat ulah si kura-kura.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Untuk apa
kamu menyiksa diri seperti itu, kawan?” tanya si Kancil.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Diam, kamu Cil
jangan mengganggu aku bertapa!” bentak si kura-kura.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Bertapa?! Untuk
mendapatkan sepasang sayap seperti kupu-kupu?” jawab si Kancil. Betapa terkejut si kura-kura ternyata si kancil mengetahui maksudnya. “ Sungguh sia-sia
kamu melakukan itu. Sampai kiamat pun kamu tidak akan mendapatkannya”</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Jangan
menggurui aku, cil...aku sudah menyaksikannya kalau kita bisa masuk rumah kepompong
ini maka <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kita akan diberi sepasang sayap
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>seperti kupu-kupu.”</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Sungguh bodoh
kamu, kura-kura! Banyaklah membaca buku agar kamu tidak semakin bodoh! Dengan
banyak membaca buku maka wawasanmu akan semakin luas dan kamu tidak mudah
dibodohi teman-temanmu” kata si kancil. “Si kupu-kupu bisa mempunyai sayap
memang sunatullahnya seperti itu. Nah, hewan lain tidak bisa melakukannya.”</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Tapi aku ingin
membuktikan teori terbang yang ada di dalam buku ini. Aku malu kalau dikatakan
aku cuma bisa berteori saja tanpa bisa mempraktekkannya. Nah, untuk bisa
mempraktekannya khan aku harus memiliki sayap.”</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Hahahahaha...bisa
saja kamu dibodohi anak si burung pipit.” Kata si kancil. “Memang sebaiknya
begitu...tapi setiap hewan memiliki kemampuan yang berbeda. Setiap hewan
memiliki cara hidup yang berbeda. Dan semua memiliki kelebihan sendiri-sendiri.
Nah, itulah fungsinya kalau kamu banyak wawasan dengan banyak membaca.
Wawasanmu tidak sempit dan picik sehingga mudah terombang-ambing pendapat teman-temanmu.”</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dijelaskan si
kancil juga bahwa selamanya tidak mungkin kura-kura akan menjadi kupu-kupu
sebab semua sudah diatur oleh Allah swt. Lebih baik mensyukuri apa yang kita
miliki. Jangan berusaha ingin meraih apa-apa yang telah dimiliki teman kita.
Akhirnya si kura-kura sadar dan mengakui kekhilafannya. Kini dia mulai mencoba mensyukuiri apa yang telah dimiliki sambil mulai mencoba meningkatkan wawasan hidup dengan
banyak-banyak membaca buku agar dirinya tidak bodoh serta mudah dibodohi teman.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
selesai....</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
moral cerita : banyak membaca buku akan memperluas wawasan kita</div>
.<br />
</div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-18384368680453762132014-04-12T13:06:00.002+07:002022-08-24T15:50:08.131+07:00KISAH DOKTER KELINCI DAN PAK BUAYA (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaPw_2iKafGtl0yuOlKe5xK38oxY27V39tEewXI1X40TjsJ1BaNsh5YmEw-aZbEE1xeXJJiM31hU1UTBzr1yrgUvedW9sojiVa-iZh8t196SRg6R0WDUvf-oAZu_SN8wxUFwhJ8PKh6BaM/s1600/7a+(2)+-+Copy1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaPw_2iKafGtl0yuOlKe5xK38oxY27V39tEewXI1X40TjsJ1BaNsh5YmEw-aZbEE1xeXJJiM31hU1UTBzr1yrgUvedW9sojiVa-iZh8t196SRg6R0WDUvf-oAZu_SN8wxUFwhJ8PKh6BaM/s1600/7a+(2)+-+Copy1.jpg" height="171" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ilustrasi : aguskarianto</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
Dokter kelinci baik hati. Dia suka menolong siapa saja.
Tidak pandang bulu. Ia ikhlas menolong. Bila ada pasien tidak mampu maka dia tidak
segan-segan membebaskan biayanya. Semua hewan pernah ditanganinya. Semua
penyakit berhasil disembuhkan atas seizin Allah lewat tangannya. </div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Rupanya sikap
dermawan dan baik hati si kelinci akan dimanfaatkan si buaya yang punya
perangai buruk. Dia punya niat jahat akan melenyapkan si kelinci dari muka bumi.
Dia iri hati melihat kebaikan si kelinci kepada sesamanya. Dia juga dengki
melihat semua hewan menyayangi si kelinci. Oleh karena itu, ia berniat akan melahap
tubuh si kelinci.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Suatu hari, si
buaya pura-pura sakit gigi. Dia berkunjung ke dokter kelinci. Si kelinci tidak
menyadari akan bahaya yang menganacam dirinya. Dia tetap berbaik sangka
terhadap kedatangan seluruh pasien termasuk kepada si buaya. Ia tetap memperlakukan
si buaya seperti pasien-pasien lainnya. Si kelinci lalu memeriksa. </div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Wah, gigimu
ternyata baik-baik saja kok, Pak buaya. Tidak ada tanda-tanda sakit seperti
yang kau bilang tadi,” kata si kelinci sambil terus memeriksa satu demi satu
gigi si buaya.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Tapi...aku merasakan sakit....aduuhhhh....sepertinya gigi yang terdalam yang terasa
sakit ,” kata si buaya sambil terus berpura-pura mengaduh kesakitan.
Namun dalam hati si buaya mulai menyusun siasat agar si kelinci memasuki lebh dalam ke mulutnya. Nah, begitu dia ada di dalam mulutnya maka dia akan menyantap tubuhnya. “Iyaaa...tuh gigi yang paling dalam yang sakit, dokter kelinci.
Ayo dong segera periksa gigiku. Masuk ke dalam mulutku juga nggak apa-apa kok”.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Rupanya si
dokter kelinci tidak kalah cerdik. Dia sadar bahwa si buaya akan berbuat jelek
terhadapnya. Diam-diam dia segera mengambil dua potongan bambu untuk ditaruh di
atas rahang bawah si buaya tanpa sepengetahuan pasiennya. Si dokter kelinci
merasakan keanehan dengan sikap si buaya. Dia merasa yakin bahwa gigi si buaya
sebenarnya sehat tetapi mengapa dia tetap ngotot mengatakan
bahwa giginya sakit. Bahkan si buaya senantiasa menyuruhnya untuk memeriksa
gigi terdalamnya. Itu artinya tubuhnya harus masuk ke mulut si buaya. “Wah,
gawat kalau tiba-tiba mulut si buaya tertutup maka tamatlah riwayatku,”
demikian kata si kelinci dalam hati. Namun dia tetap mengikuti perintah si buaya. Ia mencoba memeriksa gigi terdalam si buaya dengan memasuki mulutnya. “Iya betul Tuh gigi terdalamku yang terasa
sakit." kata si buaya. “Rasain kamu dengan sekali
katupan mulutku maka si kelinci akan tewas di tanganku,” pikir si buaya. </div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Iya benar
bagian gigi terdalamku....masukkan saja tubuhmu ke mulutku agar pemeriksaannya
lebih akurat,” kata si buaya.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dan ketika tubuh dokter kelinci telah memasuki mulut si buaya, tiba-tiba si buaya dengan
sekuat tenaga cepat-cepat mengatupkan kedua rahangnya sambil tertawa
terbahak-bahak."Hahahaha...rasakan jebakanku...!!"</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Kraaakkkk....aduuhh...aduuuhhh....aduuhhh....gigiku
sakit...gigiku sakit....aduuuhhh..gigiku benar-benar sakit dokter kelinci,” demikian teriak si buaya sambil meraung-raung kesakitan sambil berlarian ke sana kemari.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Si kelinci
terperanjat. Rupanya si buaya benar-benar telah menjebaknya. Rupanya si buaya
akan membunuhnya. Tetapi untung saja dia telah menyiapkan dua potongan bambu
untuk mengganjal kedua rahang si buaya. Dan ketika mulut si buaya akan tertutup dia secepatnya melarikan diri dan pergi menjauh. Sementara itu, niat busuk si buaya hendak
memangsa tubuh si kelinci gagal total karena si dokter kelinci lebih cerdik dengan menyiapkan
antisipasinya bila si buaya mengatupkan mulutnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Keterlaluan
kamu, Pak Buaya! Kamu hendak membunuhku, ya! Jahat benar sikapmu ! Kamu
ternyata telah memiliki niat jelek terhadapku....pantas saja semua teman-teman
menjauhimu.” kata si dokter kelinci sambil berlari menjauhi si buaya.</div>
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Si buaya merasa niat jeleknya
terbongkar. Akhirnya dia lari tunggang langgang sambil merasakan giginya benar-benar terasa sakit yang luar biasa akibat rahangnya tersusuk potongan bambu. </span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">selesai.-</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">pesan moral : siapa yang berniat jelek terhadap teman tentu akan mendapatkan balasan</span><br />
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> sesuai dengan niat jeleknya. </span></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-60658490917241518012014-03-10T20:35:00.002+07:002022-08-24T15:50:30.351+07:00KISAH HAMBURGER (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjstzqAl6bCG-MrDXYCPCSVkR9L9DMfj2ktRuXHTNYZeE-SlS9n-hSbtOy9gZcRHF_N8zlKrmDxB4NEOZnG7VZVcl0Ng95v_bXFGy2r8KwvUz5sTZkHRKcd3eW9U5DInwVEZO51eBBX9WS/s1600/Untitled.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjstzqAl6bCG-MrDXYCPCSVkR9L9DMfj2ktRuXHTNYZeE-SlS9n-hSbtOy9gZcRHF_N8zlKrmDxB4NEOZnG7VZVcl0Ng95v_bXFGy2r8KwvUz5sTZkHRKcd3eW9U5DInwVEZO51eBBX9WS/s1600/Untitled.png" height="255" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">illustrasi : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
Malam itu, terjadi pertengkaran di gudang penyimpanan bahan pembuat Hamburger. Si daging sedang membentak-bentak si selada keriting. Si daging merasa kedudukannya sebagai bagian hamburger yang terlezat diambil alih oleh si selada keriting. Dulu, setiap penikmat hamburger senantiasa mengagumi kelezatan si daging, namun akhir-akhir ini penikmat hamburger beralih memuji kesegaran si selada keriting.<br />
Tiba-tiba Si daging mengibaskan tubuh si selada keriting : Plak! . Tubuh si selada keriting sempoyongan nyaris jatuh. Namun si saus tomat dan si kentang secepatnya meraih tubuh si selada keriting agar tidak jatuh.<br />
"Hei, memangnya aku salah apa, daging?" tanya si selada keriting.<br />
Namun si daging pura-pura tidak mendengar teguran si selada keriting. Ia cuek sambil berusaha meraih tubuh si selada keriting untuk melemparkannya lagi. Tetapi, kali ini si selada keriting segera menghindar.<br />
"Hei, ada apa ini? Kenapa kamu berkali-kali ingin menjatuhkan aku?" bentak si selada keriting.<br />
"Kamu ini bagai Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu !" teriak si daging.<br />
"Lho..lho..lho...aku semakin tidak tahu arah pembicaraanmu, kawan !"<br />
"Iya...memangnya ada apa denganmu, daging?" tanya si tomat dan si kentang.<br />
"Kalian berdua diam saja! Kalian tidak ada urusannya dengan masalah ini!" bentak si daging agak angkuh.<br />
"Wuah...tidak bisa...kita selama ini berteman, nah kalau ada teman yang mendapat perlakuan tidak adil maka kami wajib membelanya."<br />
"Memang kalian ini dari kampung. Dari desa. Kalian ini bisanya merebut kedudukan teman saja. Tingkah kalian kampungan! Bisanya cuma main keroyokan !" kata si daging.<br />
Si selada keriting, si tomat dan si kentang makin bingung mendengar arah pembicaraan si daging. Apa hubungannya tempat asal mereka dengan sikap marah-marah si daging.<br />
"Kalau ada masalah sebaiknya kita bicarakan bersama, kawan, biar tidak ada salah pengertian diantara kita. Bukankah kita selama ini teman seperjuangan." kata si selada keriting.<br />
"Benar itu...aku setuju dengan ucapan si selada keriting."<br />
Namun, si daging semakin naik pitam mendengar kata-kata si selada keriting. Dia semakin kalap sambil melompat ingin meraih tubuh si selada keriting. Akan tetapi, si tomat dan si kentang berusaha melindungi tubuh si selada keriting. Lalu, secepat kilat mereka meraih tubuh si daging untuk dilemparkan sejauh-jauhnya. Si daging tidak bisa membela diri. Tubuhnya terpelanting dan berguling-gulingan di atas tanah.<br />
Bug..bug..bug..bug..bug....<br />
"Aduuuhhh...tolong...tubuhku sakit...tolong..tolong...kalian memang preman kampung...bisanya cuma main keroyok saja !!"<br />
"Hahahahahahahaha....." si roti yang sejak tadi mendengarkan pertengkaran mereka tidak bisa menahan tawa melihat si daging jatuh berguling-guling.<br />
"Lucu....hahahahahaha....lucu....lucu..."<br />
"Sialan...apanya yang lucu. pak roti? Ada teman jatuh nggak mau menolong...eeee... malah tertawa terbahak-bahak!" teriak si daging.<br />
"Lha... memang kalian ini lucu...sesama teman seperjuangan kok malah bertengkar tanpa alasan yang jelas. Si daging merasa kedudukannya jatuh...merasa harga dirinya direndahkan...merasa harga dirinya runtuh karena kedatangan si selada keriting. Sementara si selada keriting tidak merasa mengambil alih kedudukannya. Dia merasa tidak merendahkan kedudukan si daging. Nah..ini khan aneh...ini khan lucu... sampai menimbulkan keributan?"<br />
"Tapi penikmat hamburger sekarang lebih suka makan selada keriting daripada makan daging. Mereka lebih suka menghabiskan selada keriting daripada menghabiskan daging. Aku sedih. Itu kan namanya menjatuhkan kedudukanku selama ini," kata si daging.<br />
"Hahahahaha... kamu ini lucu, kawan. Jangan bersikap tolol seperti itu. Kamu harusnya banyak membaca buku kesehatan agar tahu penyebabnya mengapa para penikmat hamburger sekarang lebih menyukai selada keriting daripada daging. Perlu kamu tahu, bahwa mereka sebenarnya takut kolesterolnya meningkat karena keseringan makan daging. Dengan makan sayur-sayuran seperti selada keriting, tomat, bawang bombay juga kentang maka sedikit mengurangi naiknya kadar kolesterol jahat mereka."<br />
Si daging, si saus tomat, si bawang bombay, si selada keriting hanya terdiam mendengarkan penjelsan Pak roti yang panjang lebar. Akhirnya mereka menyadari kesalah pahaman di antara mereka yang menyebabkan timbulnya perkelahian.<br />
"Jadi, para penikmat hamburger itu takut kolesterol jahatnya naik ya? Oooo...kirain kenapa mereka tidak suka makan daging lagi," kata si daging penuh penyesalan. "Ternyata mereka mengurangi makan daging karena takut badannya sakit"<br />
"Naaah kamu akhirnya mengerti khan?" kata si selada keriting.<br />
"Iya...ternyata semua ini hanya salah paham saja, kawan," kata si daging. "Kalau begitu aku minta maaf ya atas tingkahku yang ceroboh tadi."<br />
"Hahahahaha lupakan saja kejadian tadi, kawan. Bukankah kita hidup ini untuk saling melengkapi. Tidak ada makhluk yang merasa lebih istimewa dibandingkan dengan makhluk yang lain. Semua makhluk mempunyai kedudukan yang sama. Masing-masing diberi kelebihan yang berbeda. Bukankah dengan adanya si roti, si tomat, si daging, si kentang, si bawang bombay, si selada keriting dan si saus akhirnya menjadi bentuk makanan yang digemari masyarakat dan diberi nama <i>Hamburger</i>. Coba bayangkan kalau si tomat atau si selada keriting tidak ada, maka makanan ini bukan disebut hamburger lagi. Bisa-bisa dinamakan HAMBARGER. Jadi kalau kita bersatu akhirnya menjadi makanan hamburger yang enak rasanya."<br />
"Oke..oke..oke...aku setuju...kita harus bersatu...kita harus kompak lagi... agar kita tidak disebut HAMBARGER"<br />
"Setuju....setuju....setuju....", kata mereka bersahut-sahutan sambil berangkulan satu dengan yang lain.<br />
<br />
<br />
<br />
selesai...<br />
sumenep, 10 Maret 2014<br />
<br />
moral cerita : tidak ada mahkluk yang lebih istimewa daripada mahkluk yang lain di dunia ini.<br />
semua memiliki keistimewaan dan potensi yang berbeda-beda.</div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-84094431541125676002014-02-24T21:20:00.003+07:002022-08-24T15:50:58.469+07:00KISAH BURUNG KAKAK TUA DAN SEMUT (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEpd06fwbgc-nHSCDcnDsHlebi6MSZSqqLrfp7niOrpL5gVDAx1pFOMgtl9xFOvooSRNKJoeqE-CVwBRKHlL-He_27ZMA_e4cBq7vOFPAEs_9IcuSLGOcy7DTKDy_ly-qEZgY7-OaCgREH/s1600/kelud.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEpd06fwbgc-nHSCDcnDsHlebi6MSZSqqLrfp7niOrpL5gVDAx1pFOMgtl9xFOvooSRNKJoeqE-CVwBRKHlL-He_27ZMA_e4cBq7vOFPAEs_9IcuSLGOcy7DTKDy_ly-qEZgY7-OaCgREH/s1600/kelud.png" height="225" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ilustrasi : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
<span style="color: black;">Pagi itu, lereng gunung Kelud udaranya panas.</span> <span style="color: black;">Cuaca tidak seperti biasanya</span>. <span style="color: black;">Banyak hewan merasa resah dengan perubahan cuaca hari itu. Sebagian burung, ular, kelinci, ayam hutan berlarian ke sana kemari. Tidak terkecuali seekor burung kakak tua yang bertengger di atas pohon jati. Hatinya resah. Dia berlompat-lompatan dari satu dahan ke dahan yang lain. Setiap kali berlompatan tidak lupa dia senantiasa menggigit tangkai dedaunan dan menjatuhkan ke atas tanah.</span> <span style="color: black;">Si burung kakak tua tidak menyadari bahwa akibat ulahnya menjatuhkan berlembar-lembar dedaunan ternyata menimpa kerajaan semut yang ada di bawahnya.</span><br />
<span style="color: black;">"Hei, siapa yang berani mengotori kerajaanku !?" bentak sang Raja Semut.</span> <span style="color: black;">"Tumpukan dedaunan ini mengakibatkan kerajaanku tidak sehat karena sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam kerajaan."</span><br />
<span style="color: black;"> "Benar, paduka raja," kata rakyat semut. </span><br />
<span style="color: black;"> "Semua ini akibat ulah si kakak tua."</span><br />
<span style="color: black;"> "Apa? Si kakak tua?" jawab sang raja. </span><br />
<span style="color: black;"> "Wah, berani sekali dia mengotori kerajaanku. Enak sekali dia menjatuhkan sampah dedaunan kedi kerajaanku. Kita setiap hari senantiasa menjaga kebersihan kerajaan agar lingkungan menjadi sehat tapi dia malah seenaknya saja mengotorinya dengan dedaunan-dedaunan ini," lanjut sang raja semut. "Wahai rakyatku, aku perintahkan kepada kalian untuk segera memanggilnya. Hadapkan dia kepadaku. Dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan seluruh rakyatku."</span><br />
<span style="color: black;"> Dan tanpa dikomando lagi maka berpuluh-puluh ekor semut bersiap-siap untuk bersama-sama pergi memanggil si kakak tua. Seluruh rakyat semut ikut jengkel dengan ulah si kakak tua.</span><br />
<span style="color: black;">Namun tidak begitu lama ketika para semut akan berangkat pergi, tiba-tiba mereka mendengar bunyi seperti hujan yang begitu deras disertai dengan lontaran batu-batu kerikil yang menimpa kerajaan mereka. Seluruh rakyat semut menjadi ketakutan. Mereka berlarian menuju rumah masing-masing untuk menyelamatkan diri. </span><br />
<span style="color: black;"> "Hoiiiiii....semua masuk rumah....semua masuk rumah...selamatkan diri kalian masing-masing...sepertinya saat ini sedang terjadi hujan pasir dan hujan kerikil....ayo selamatkan diri kalian masing-masing...." teriak semut-semut sambil berlarian menyelamatkan diri. Dan dalam sekejap, semua semut telah memasuki rumah masing-masing. Akhirnya, suasana di luar kerajaan menjadi sunyi.Sepi.</span><br />
<span style="color: black;"> Di dalam rumahnya, semut-semut terus mendengar hujan pasir dan hujan batu kerikil semakin deras menimpa kerajaan semut. Seluruh semut semakin ketakutan. Mereka akhirnya menyadari bahwa saat ini gunung Kelud sedang meletus. Hujan pasir dan hujan kerikil yang dikeluarkan kali ini begitu dahsyat dibandingkan dengan tahun--tahun sebelumnya. Nyaris seluruh hutan tertimpa pasir dan kerikil. Rumah-rumah penduduk banyak yang rusak.</span><br />
<span style="color: black;"> "Heran, saat ini sedang hujan pasir dan hujan batu kerikil, namun kerajaan kita kok tidak kemasukan pasir dan kerikilnya, ya?" kata beberapa ekor semut keheranan.</span><br />
<span style="color: black;"> "Benar, kawan. Aneh ya....ternyata kerajaan kita sama sekali tidak tersentuh hujan pasir dan hujan batu kerikil gunung kelud. Ada apa ini?" seru semut yang lain keheranan.</span><br />
<span style="color: black;"> Kemudian beberapa ekor semut mencoba memberanikan diri keluar rumah.</span><br />
<span style="color: black;"> "Subhanallah!" teriak beberapa ekor semut saat berada di luar rumah.</span><br />
<span style="color: black;"> "Ada apa kamu kok teriak seperti itu, kawan?" tanya semut yang lain.</span><br />
<span style="color: black;"> "Coba lihat di atas kerajaan kita, kawan...apa yang kamu lihat di sana?"</span><br />
<span style="color: black;"> "Subhanallah...ternyata sampah-sampah dedaunan yang telah dijatuhkan si kakak tua bisa melindungi kerajaan kita dari hujan pasir dan hujan batu kerikil?'</span><br />
<span style="color: black;"> "Benar...rakyatku," kata si raja semut yang ikut menyaksikan keajaiban tersebut.</span><br />
<span style="color: black;"> "Ternyata hewan yang selama ini kita maki-maki...kita anggap bodoh...kita anggap tidak sopan...kita anggap jorok...tapi ternyata dia memang telah dikirim Allah swt untuk melindungi kerajaan kita dari keganasan gunung Kelud...dan akibat dia menjatuhkan berpuluh-puluh dedaunan di atas kerajaan kita ternyata ulahnya itu bisa menyelamatkan kita."</span><br />
<span style="color: black;">"Benar...benar...benar...ternyata selama ini kita telah suudzon.Kita terlalu berprasangka burung kepadanya. Seharusnya kita patut berterima kasih kepada Allah swt yang telah mengirim si kakak tua untuk menyelamatkan kita."</span><br />
<span style="color: black;"> "Ayooo kita cari si pahlawan kakak tua itu....ayooo cari dia!"</span><br />
<span style="color: black;"> "Keeekkk...keekkk....keekkk...keekk..kekkk...Memangnya, siapa yang akan kalian cari?" terdengar teriakan dari balik dapur kerajaan. Dan seluruh semut serentak menoleh ke arah asal suara. Mereka yakin bahwa teriakan tersebut berasal dari mulut si kakak tua.</span><br />
<span style="color: black;"> "Hore....hore...horeee....ternyata si pahlawan kita ada di sini...si pahlawan kita masih selamat...hidup si kakak tua....hidup si kakak tua...hidup pahlawan kita...!!! teriak seluruh semut sambil menggandeng si kakak tua untuk dihadapkan ke hadapan raja mereka..</span><br />
<span style="color: black;"> "Alhamdulillah, apabila kalian semua bisa selamat," kata si kakak tua. "Kalian jangan terlalu berlebihan menyanjung aku sebagai pahlawan. Bukankah kita hidup di dunia ini harus saling tolong menolong."</span><br />
<span style="color: black;"> "Benar, kakak tua," kata raja semut. "Tapi kami layak berterima kasih kepadamu. Dan sekalian kami mewakili seluruh rakyat minta maaf kepadamu. Akibat ulahmu menjatuhkan berpuluh-puluh dedaunan kami sangka itu suatu tindakan jorok dan bodohmu. Tetapi ternyata akibat ulahmu kami bisa selamat dari keganasan hujan pasir dan hujan kerikil gunung Kelud. Selama ini kami telah salah sangka menilai kamu.Kami merasa bersalah karena senantiasa memakimu, menuduhkamu bodoh, jorok, dan panggilan kurang pantas yang lain. Apa jadinya dengan kerajaan semut apabila tidak dilindungi dengan dedaunan yang kamu jatuhkan itu. Maafkan kami."</span><br />
<span style="color: black;"> "Ya lupakan saja apa yang telah terjadi. Mari kita saling hidup rukun lagi untuk menyongsong masa depan bagi generasi penerus kita." kata si kakaktua sambil berjabat tangan dengan seluruh rakyat semut.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: black;">selesai,-</span><br />
<br />
<br />
<span style="color: black;">moral cerita : <i>kejadian buruk yang menimpa kita terkadang merupakan usaha Allah swt untuk</i></span><br />
<i><span style="color: black;"> menyelamatkan diri kita dari musibah, tetapi kita kurang peka menangkap</span></i><br />
<i><span style="color: black;"> isyarat-Nya </span></i></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-16777203701341324042013-10-31T11:00:00.001+07:002022-08-24T15:51:19.691+07:00RAJA BIJAKSANA DAN 3 RAKYATNYA (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCtjWkj61rIi2Ok5b_-0h67J7XYnP4cCHRpv9PuSfCI7rUBouavReTr-88ONzxnVAIhPO0glNWU5pQy7t4KStfOshF-DCkQtuw26RRHOAvH28rIMArcGYNqbrWKGWo4eYvuzwqBiCwcxCC/s1600/buah_hf.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCtjWkj61rIi2Ok5b_-0h67J7XYnP4cCHRpv9PuSfCI7rUBouavReTr-88ONzxnVAIhPO0glNWU5pQy7t4KStfOshF-DCkQtuw26RRHOAvH28rIMArcGYNqbrWKGWo4eYvuzwqBiCwcxCC/s1600/buah_hf.jpg" height="320" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ilustrasi : aguskarianto</td></tr>
</tbody></table>
<span style="color: black;">Ada sebuah kerajaan</span> <span style="color: black;">dipimpin seorang raja yang bijaksana dan adil. Dia enggan menggunakan kekayaan kerajaan untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Seluruh harta kekayaan kerajaan digunakan untuk memakmurkan rakyatnya. Sehingga tidak heran, seluruh rakyat senantiasa menaruh hormat dan kagum kepada sang raja dan keluarganya. Dan tidak heran seluruh titah raja senantiasa dipatuhi dan dilaksanakan dengan ikhlas oleh rakyatnya.</span><br />
<span style="color: black;">Suatu hari, baginda raja ingin menguji kesetiaan rakyatnya. Maka diutuslah seorang hulubalang untuk memanggil 3 orang rakyat yang telah dipilih secara acak oleh sang raja. Tidak lama kemudian, datanglah 3 orang rakyat yang dimaksud. Ketiga rakyat yang dipanggil sang raja beranggapan bahwa tentu sang raja akan memberi hadiah yang istimewa kepada mereka, karena sang raja begitu dermawan kepada rakyatnya. </span><br />
<span style="color: black;"> "Assalamu'alaikum, rakyatku," sapa sang raja kepada ketiga rakyatnya yang telah berada di hadapannya.</span><br />
<span style="color: black;"> "Walaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh, paduka. Kami bertiga menghaturkan salam hormat," jawab ketiganya serentak.</span><br />
<span style="color: black;"> "Hemmm...terima kasih kalian telah memenuhi undanganku. Aku memanggil kalian karena ingin memberi tugas untuk mengambilkan buah-buahan yang ada di wilayah kerajaan ini. Apa kalian mau mengerjakannya?"</span><br />
<span style="color: black;"> "Waaah... dengan senang hati hamba akan mengerjakannya, paduka," jawab ketiganya.</span><br />
<span style="color: black;"> Baginda raja senang mendengar jawaban yang tulus dan kesanggupan rakyatnya. </span><br />
<span style="color: black;"> Lalu sang raja memerintahkan seorang prajurit mengambilkan 3 buah keranjang besar.</span><br />
<span style="color: black;"> "Nah, masing-masing dari kalian harus memenuhi keranjang tersebut dengan aneka macam buah-buahan yang ada di wilayah kerajaan ini. Bila tugas kalian telah selesai maka bawalah buah-buahan tersebut ke hadapanku. Kalian mengerti?"</span><br />
<span style="color: black;"> Ketiga rakyatnya mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. Lalu mereka pergi dengan membawa keranjangnya masing-masing.</span><br />
<span style="color: black;"> Ternyata, ketiga rakyatnya memiliki pemikiran yang berbeda terhadap tugas yang diembannya. Ada yang menganggap bahwa tugas sang raja adalah suatu kehormatan baginya, sehingga dia harus melaksanakan dengan senang hati dan penuh keikhlasan serta berusaha mempersembahkan aneka macam buah berkualitas kepada raja mereka. Rakyat kedua menganggap perintah itu biasa saja, sang raja tentu tidak akan memperhatikan dan tidak mungkin akan menghitung buah yang dia kumpulkan. Bukankah sang raja telah makmur dan kaya-raya, tentu tugas ini hanya sekedar menguji kesetiaan saja. Oleh karena itu, ia sembarangan memetik buah-buahan untuk sang raja. Buah-buahan mentah maupun yang sudah hampir busuk dia masukkan ke keranjang. Bahkan dia menata buah ke dalam keranjang juga sembarangan, tidak tertata. Selain itu. agar keranjangnya nampak menarik di hadapan sang raja maka dia sengaja menaruh buah-buahan yang segar dan masak di lapisan atas keranjangnya. Dan rakyat yang ketiga beranggapan bahwa tugas dari sang raja adalah sebuah penghinaan baginya. Dia sudah merasa hidupnya enak, kaya. semua serba ada tetapi sekarang disuruh mengambilkan buah buat si raja. Bukankah kalau sang raja ingin makan buah-buahan tinggal beli di pasar semua tentu ada. "Harta kerajaan khan banyak," pikir rakyat ketiga ini. Oleh karena itu, dia sengaja melaksanakan perintah raja dengan penuh kemalasan dan sembarangan. Dia ingin secepatnya memenuhi keranjangnya agar segera bisa mengakhiri pekerjaannya. Oleh karrena itu, dia mengisi keranjangnya dengan buah-buahan yang asal petik saja. Tidak peduli buah masak ataupun buah masih muda ia masukkan ke keranjangnya. Dia senantiasa bekerja dengan <i>ngedumel</i>. Menggerutu. Tidak ikhlas dalam mengerjakan tugas. Apapun jenis buah yang ada di hadapannya dia masukkan ke dalam keranjang. Bahkan buah-buahan yang beracunpun dia masukkan keranjangnya juga. Dia sengaja melakukan hal itu karena ingin membalas kesewenang-wenangan sang raja kepadanya.</span><br />
<span style="color: black;"> Dan sore hari, ketiga rakyatnya telah mengisi seluruh keranjangnya dengan bermacam-macam buahan sesuai dengan yang dipesan sang raja. Mereka bersama-sama menghadap sang raja.</span><br />
<span style="color: black;"> "Wuah...kalian memang benar-benar rakyatku yang setia dan taat terhadap perintah raja. Aku kagum dengan ketaatan kalian. Nah..karena bekal kalian sudah banyak maka aku perintahkan kepada para prajurit untuk membawa kalian menempati pulau-pulau terpencil yang telah disiapkan kerajaan. Pulau itu dihadiahkan kepada kalian bertiga. Disana tidak ada makanan secuilpun. Oleh karena itu, selama di pulau tersebut kalian hanya dibekali dengan sekeranjang buah-buahan yang telah kalian kumpulkan," demikian perintah sang raja. Lalu para prajurit membawa mereka menyeberangi pulau untuk ketiga rakyatnya.</span><br />
<span style="color: black;"> Betapa terkejutnya ketiga rakyatnya mendengar titah sang raja. Sang raja memang telah menguji keikhlasan rakyatnya dalam mengabdi kepada rajanya. Perintah raja harus dilaksanakan.</span><br />
<span style="color: black;"> "Jadi semua buah ini untuk hamba paduka?!" kata mereka. Dan ketiga rakyatnya menyambut keputusan raja dengan raut wajah yang berbeda. </span><br />
<span style="color: black;"> Rakyat yang benar-benar ikhlas bekerja dan berusaha mempersembahkan kualitas terbaik dalam pengabdiannya maka akan merasakan kenikmatan dengan jerih payahnya untuk dirinya sendiri. Sementara rakyat yang menganggap biasa saja perintah sang raja maka akan menyesal karena tidak serius dan asal-asalan melaksanakan perintah sang raja. Sedangkan rakyatnya yang merasa perintah sang raja adalah sebuah penghinaan baginya dan melakukan tugas sembarangan maka akhirnya akan merasakan betapa sengsaranya hidup dengan bekal yang tidak berkualitas dan bekal yang terkesan asal-asalan.</span><br />
<span style="color: black;"> "Sebenarnya Aku tidak butuh dengan hasil pekerjaan kalian karena aku sudah kaya dan tidak membutuhkan semua itu. Aku memerintahkan kalian mengerjakan tugas karena aku ingin melihat sampai sejauh mana kualitas dan ketulusan pengabdian kalian kepadaku," kata sang raja sambil menatap ketiga rakyatnya yang berjalan pergi bersama para prajurit menuju pulau terpencil bagi ketiganya.</span><br />
<br />
<br />
<span style="color: black;">selesai,-</span><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<span style="color: black;">moral cerita : Allah swt itu maha kaya dan Maha bijaksana. Dia memerintahkan makhluknya untuk</span><br />
<span style="color: black;"> beribadah sebenarnya untuk melihat sejauh mana kualitas pengabdian kita kepada-Nya.</span><br />
<span style="color: black;"> Semua nilai ibadah yg kita kerjakan sebenarnya hasilnya untuk peningkatan kadar</span><br />
<span style="color: black;"> kualitas kita sendiri di hadapan-Nya. </span></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-75707660739949911582013-10-26T15:20:00.001+07:002022-08-24T15:51:57.339+07:00KISAH SI KATAK DAN SI BELALANG (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="color: black;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgboVg1k7hyMGlK1vJmyD0eqOn3aaG3P62jPH5OcgARV_QY7fxtZCEU30rd57ktan6Ey-11F0EfS_AzUda2huCi_bC7fcsRJTupbPFV00SW4EUZx6jmyygLmel3Gg8uAPYwqBD0T38PKBs3/s1600/BELALANG.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgboVg1k7hyMGlK1vJmyD0eqOn3aaG3P62jPH5OcgARV_QY7fxtZCEU30rd57ktan6Ey-11F0EfS_AzUda2huCi_bC7fcsRJTupbPFV00SW4EUZx6jmyygLmel3Gg8uAPYwqBD0T38PKBs3/s1600/BELALANG.png" height="180" width="320" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: black;">illustrasi : agus karianto</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="color: black;"> </span><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"> Siang itu, kerajaan binatang sedang terjadi huru-hara.
Seorang raksasa telah mengobrak-abrik seluruh desa. Tidak peduli rumah si kaya atau
pun si miskin semua dirusaknya. Sarang-sarang binatang ikut dirusak pula. Seluruh
makanan penduduk dia lahap sampai habis. Sumber air minum dia minum sampai habis juga. Akhirnya sumber makanan dan minuman di desa semakin menipis. Rakyat dan hewan-hewan semakin menderita karena kekurangan makanan dan minuman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"> Setiap hari si raksasa senantiasa mengejar-ngejar rakyat ataupun hewan-hewan. Dia tidak segan-segan melukai siapa saja yang ditemuinya. Dia
merasa seolah-olah hanya dia sendiri yang bisa berkuasa di kampung yang sedang didudukinya. Apapun yang dilakukannya tidak ada yang berani memprotesnya. Rakyat dan hewan-hewan semakin marah dan resah melihat ulah si raksasa. Namun mereka tidak bisa berbuat apa apa. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"> Akhir-akhir ini rakyat dan para hewan semakin geram dengan ulah si raksasa. Mereka marah karena si raksasa telah menyebarkan racun kepada seluruh rakyat dan hewan-hewan. Siapa saja yang terkena racun si raksasa maka seketika matanya terasa pedih dan akhirnya menjadi buta. Setiap pagi si raksasa senantiasa berjalan ke sudut-sudut kampung untuk mencari sasaran jadi korbannya. Rakyat dan hewan-hewan yang menjadi buta semakin resah dan sedih karena sekarang mereka tidak bisa berakitifitas lagi. Mereka tidak bisa bekerja mencari makan untuk anak-anaknya. Mereka hanya bisa berharap pertolongan dari yang maha kuasa agar
ada seseorang yang bisa membebaskan penderitaan mereka.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Siang itu, ada seekor
katak yang selamat dari racun si raksasa. Dia sedih melihat kampungnya semakin sepi karena penduduknya menderita buta. Dia sebenarnya ingin menolong mereka, namun karena tubuh si katak kecil sehingga dia agak ragu untuk bisa melawan si raksasa sendirian. "Sekali diinjak pasti aku akan tewas di bawah kaki si raksasa," gumam si katak. "Tapi kalau bukan aku lalu siapa lagi yang bisa menolong mereka? Kokon katanya penawar racun si raksasa tersimpan di dalam mulutnya. Aku harus bisa membuat dia membuka mulutnya agar penawan racun itu keluar. Aku haris bisa menggelitik tubuhnya agar mulutnya terbuka. Tapi mana aku sanggup hinggap di tubuhnya yang tinggi besar begitu?"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Assalamu'alaikum, teman-teman," sapa katak .</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"> "Wa'alaikumussalam warohmatullahiwabarokatuh...wah mendengar cara bicaranya... apakah kau si katak?" jawab si kudanil. "Kau masih selamat dan tidak buta, kawan?"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"> "Alhamdulillah, kawan," jawab si katak. "Aku kebetulan memiliki kelopak mata yang besar yang bisa melindungi mataku saat si raksasa itu menyebarkan racunnya. Akhirnya aku selamat."</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"> "Tolonglah kami, Katak...tolonglah kami...tolonglah engkau cari obat penawar racun mata ini," </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"> "Jangan khawatir, kawan..aku akan menolong kalian. Namun bagaimana caranya agar aku bisa mengeluarkan penawar racun yang tersimpan dalam mulut si raksasa itu? Tubuhku amat kecil. Lalu bagaimana caranya agar aku bisa mengalahkan si raksasa itu? apa yang bisa aku perbuat?"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"> Dan semua hewan-hewan terdiam. Mereka tidak bisa menyalahkan sikap si katak yang takut menghadapi si raksasa. Mereka sadar bahwa tubuh si katak amat kecil dibandingkan dengan tubuh si raksasa. Akhirnya mereka menjadi putus harapan. Mereka pasrah dengan penderitaan yang dialaminya saat ini. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Namun di
tengah kebingungan mereka menyusun rencana untuk mengalahkan si raksasa, tiba-tiba majulah seekor belalang buta yang memberanikan diri ingin bekerjasama dengan si katak untuk melawan si raksasa.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Aku mau melawan si
raksasa.” kata si belalang buta</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"> “Hah? si belalang buta akan melawan si raksasa? Gila !”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"> “Aku sebelumnya sudah menduga kalau kalian akan meragukan kemampuanku. Memang
tubuhku kecil namun aku memiliki lompatan yang bagus daripada kalian. Kalau
kita mengandalkan tenaga tentu siapapun akan tidak sanggup menghadapi si raksasa. Kita harus menggunakan akal untuk bisa mengalahkan si raksasa itu. Oleh karena itu aku akan bekerjasama dengan si katak untuk melawan si raksasa. "</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Wah benar.
Lompatanmu sangat jauh. Dan pasti kamu bisa secepat kilat mengalahkan si
raksasa. Tapi bagaimana caranya?” kata pak sapi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Lalu bagaimana
kamu bisa melawan si raksasa. Bukanlah matamu juga buta, kawan?” tanya pak sapi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Begini, Pak sapi.
Si katak harus membawaku mendekati mulut si raksasa. Dan si katak harus mengarahan
tubuhku tepat ke kepalanya. Nah aku usahakan hanya dengan sekali lompat aku harus bisa hinggap di
mulut si raksasa. Bagaimana kamu sanggup, katak?”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Wuah...ide yang cemerlang. Ayo kita laksanakan, kawan. Mari kamu naik ke kepalaku. Biar aku membawa kamu mendekati mulut si raksasa."</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Lalu si kodok
melompat-lompat mendekati tubuh si raksasa sambil membopong tubuh si belalang di atas kepalanya. Agar si belakang bisa sedekat mungkin mencapai mulut
si raksasa maka si katak membawanya menaiki pohon yang tinggi setinggi tubuh si raksasa.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Okey...kita sekarang
sudah setinggi si raksasa. Dan aku sudah mengarahkan tubuhku tepat ke arah kepala si raksasa. Okey...siap... kamu siap melompat,
kawan. satuuu...dua...tiii..gaaaa!!!”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Dan....”Staaaappppppppp...” dengan sekali lompatan si belalang sudah
menempel ke mulut si raksasa yang sedang tidur. Si belalang segera menggigit
mulut si raksasa kuat-kuat. Selesai menggigit bagian mulut, lalu si belalang melompat ke tubuh raksasa yang
yang lain dan mengigit sekuat tenaga juga. Setelah itu dia melompat ke bagian tubuh
raksasa yang lain dan menggigit sekuat tenaga juga. Demikian seterusnya. Si raksasa terbangun. Dan dia berteriak sekencang-kencangnya karena merasakan tubuhnya
kesakitan digigit si belalang. ”Aduuuhhhh...sakiit...tolooongg...tolooooooong..sakiiitttt.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;"> S</span>i raksasa lupa saat mulutnya terbuka dan meraung-raung kesakitan maka obat penawar racun kebutaaan yang disimpan di mulutnya tertumpah. Hal ini tidakdisia-siakan oleh seluruh rakyat dan seluruh hewan untuk meraihnya demi menyembuhkan kebutaan matanya. Dalam sekejap mata semua rakyat dan seluruh hewan matanya sembuh seperti semula.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><span style="mso-spacerun: yes;">
</span>“Horeee...horeee..hooreee... alhamdulillah... akhirnya kita bisa melihat
kembali...Hidup belalang dan si katak...” teriak seluruh rakyat dan hewan.</span></div>
<span style="color: black;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Mendengar teriakan seluruh rakyat dan seluruh hewan bahwa mereka bisa melihat kembali maka si raksasa menjadi ketakutan. Tanpa pikir panjang ia berusaha lari sekencang-kencangnya menjauh sambil merasakan tubuhnya kesakitan digigit si belalang di sekujur tubuhnya.</span></span><br />
<br />
<br />
<span style="color: black;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">selesai,-</span></span><br />
<br />
<span style="color: black;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">moral cerita : kesuksesan itu akan terasa mudah dan indah apabila kita bisa bekerjasama dengan</span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> orang lain. </span></span></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-40339914838384998662013-10-19T20:33:00.001+07:002022-08-24T15:52:19.954+07:00KISAH SI NYAMUK DAN RAJA YANG SOMBONG (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2pce7Dtl2rKJP4eWfq0uBdExJ-I3AEaoIbv_sDjBz8KrPNtMvfosiBev_NpnzCXTMyNWNtMjzw00eVQUG1szg-4oHJ0qB93-dy0RmZNiOKDWAxjVt_SUNrBR00jBiFv-O7yJ9Gn4AZegg/s1600/kena%5Ba+nyamuk+suka+darah-sebab+makanan+sudah+disantap+manusia+dan+dia+selalu+memberitahu+manuisa+lw+tlignga_hf.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2pce7Dtl2rKJP4eWfq0uBdExJ-I3AEaoIbv_sDjBz8KrPNtMvfosiBev_NpnzCXTMyNWNtMjzw00eVQUG1szg-4oHJ0qB93-dy0RmZNiOKDWAxjVt_SUNrBR00jBiFv-O7yJ9Gn4AZegg/s400/kena%5Ba+nyamuk+suka+darah-sebab+makanan+sudah+disantap+manusia+dan+dia+selalu+memberitahu+manuisa+lw+tlignga_hf.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Dahulu kala, ada seorang raja yang terkenal serakah, kejam, bengis dan sombong. Semua perintahnya adalah undang-undang yang wajib ditaati rakyatnya. Tidak pandang bulu, apakah perintah itu kepada anak-anak, orang tua, wanita dan pria. Bagi rakyat yang menolak perintahnya maka akan dihukum seberat-beratnya sampai mati.<br />
Setiap hari, Sang raja senantiasa mengumbar nafsu angkara. Apa yang diinginkannya harus terpenuhi. Sikap serakah sang raja membuat rakyatnya hidup sengsara. Bahkan, seluruh kekayaan alam di wilayah kerajaan terkuras habis demi memenuhi ambisi keinginan sang raja. Pepohonan di hutan nyaris punah ditebangi untuk dijual sehingga banyak hewan-hewan kehilangan tempat mencari makanannya.<br />
Kondisi alam yang semakin memprihatinkan ini membuat para hewan penghuni hutan di kerajaan segera mengambil sikap. Mereka segera berkumpul untuk mengantisipasi kerusakan hutan yang lebih fatal yang diakibatkan ulah sang raja.<br />
"Kita tidak boleh membiarkan tingkah sang raja yang semena-mena, kawan," kata sang Monyet. "Kalau dia dibiarkan bertindak begitu terus dalam membabat pepohonan di hutan maka kita bisa kelaparan karena kekurangan bahan pangan."<br />
"Benar, kawan." jawab si Beruang. "Akibat pepohonan dibabat Raja maka sumber air minumku mulai kering. Jadi aku sulit mendapatkan air minum lagi."<br />
"Hidup kita juga semakin terancam. Sang raja tidak segan-segan melampiaskan nafsunya dengan menembaki kita dengan senapannya. Jadi kita semakin tidak bebas bermain di hutan." kata burung pipit.<br />
"Benar...benar...benar...sang raja semakin kejam...dia semakin bengis...dia semakin semena-mena...dia semakin sombong...dia semakin mengancam kehidupan kita...kita harus segera mengambil sikap....," seru hewan-hewan yang lain.<br />
"Bagaimana kalau sang raja kita kudeta saja...kita ganti dengan raja yang baru !"<br />
"Hush....masalah penggantian raja bukan wewenang kita...kita juga tidak ada kekuatan untuk bisa mengkudeta sang raja....." teriak pak Harimau.<br />
"Lalu...apa tujuan kita melakukan pertemuan ini kalau kita tidak bisa mengambil tindakan? Wah percuma dong kita melakukan pertemuan hari ini?"<br />
"Jangan begitu kawan, tujuan kita berkumpul ini selain untuk bersilaturahmi dan sekaligus mengantisipasi sikap sang raja," kata sang Kuda.<br />
"Bilang saja kamu takut menghadapi sang raja, kawan. Jadi jangan bertele-tele dalam berbicara !!!"<br />
"Sejujurnya kami semua takut dengan sikap kejam dan semena-mena sang raja. Selama ini semua rakyat tidak ada yang berani memprotes tindakan sang raja. Oleh karena itu, barangkali ada di antara kita yang berani bersikap maka kami sangat berterima kasih. Ayo siapa yang berani menjadi sukarelawan?"<br />
Namun seluruh hewan tidak ada yang berani bersuara lagi. Semua terdiam. Mereka sadar bahwa selama ini memang tidak ada di antara mereka yang berani menentang sikap sang raja. <br />
Tetapi, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh teriakan dari <b><i>seekor nyamuk</i></b> yang memberanikan diri menjadi sukarelawan untuk melawan sikap sang raja.<br />
"Ngiingg...ngiiingg...ngiing...aku siap menjadi sukarelawan untuk menghentikan kesombongan sang raja !" teriak si Nyamuk.<br />
Semua hewan keheranan. Semua pandangan tertuju ke arah tubuh kecil si nyamuk yang hinggap di dahan pohon. Banyak hewan yang mencibir keberanian si nyamuk. Ada sebagian hewan malah meremehkan keberaniannya dan menganggap si nyamuk hanya mengolok-olok mereka saja.<br />
"Mana mungkin tubuh sekecil dia bisa melawan sang raja yang terkenal kejam dan sombong. Banyak hewan yang bertubuh lebih besar dari si nyamuk saja takut menghadapi si raja."<br />
"Huahahahahaha...huahahahaha...huahahaaa...apa katamu? Mau melawan sang raja? Huahhahaha..huahaha...huahahhha." kata beberapa hewan sambil tertawa terbahak-bahak karena menganggap si nyamuk cuma berolok-olok saja.<br />
"Aku serius, teman," kata si nyamuk.<br />
"Sudahlah, kawan...kamu jangan mengolok-olok kita. Kami yang bertubuh lebih besar dari kamu saja ketakutan menghadapi sang raja kok kamu yang bertubuh kecil mau menjadi sukarelawan...."<br />
"Lho ...aku serius, teman-teman," lanjut si nyamuk berusaha meyakinkan hewan-hewan yang lain. "Bukankah kalian telah putus asa dan tidak sanggup menghadapi ketidakadilan sang raja. Tetapi kenapa ketika ada salah satu temanmu yang berusaha mencoba menjadi sukarelawannya tiba-tiba kamu meremehkannya. Kalian sudah bertindak tidak adil ! Seharusnya menghadapi persoalan ini kalian harus bersatu dan saling mendukung satu sama lain. Siapapun yang menjadi sukarelawannya jangan kalian meremehkan niat tulusnya.<i> <b>Pantas kita selama ini senantiasa mendapat perlakuan yang sewenang-wenang karena di antara kita tidak bisa bersatu dan lebih mementingkan urusan pribadi masing-masing</b></i><b>."</b><br />
"Benar sekali ucapan si nyamuk," kata si kerbau. "Bukankah setiap makhluk ciptaan Allah swt senantiasa diberi kelebihan masing-masing. Setiap makhluk yang diciptakan Allah swt pasti ada gunanya walau sekecil apapun bentuknya. Sebaiknya kita beri kesempatan teman kita untuk menghadapi sang raja. Kita semua tentu tidak tahu apa kelebihan yang dimiliki si nyamuk."<br />
"Setuju...seetuju...setuju...baiklah kita beri kesempatan si nyamuk untuk melakukan tugasnya."<br />
"Terima kasih atas kepercayaan kalian, teman-teman," kata si nyamuk sambil terbang tinggi menuju tempat kediaman sang raja. Karena tubuh si nyamuk relatif kecil sehingga dalam sekejap semua teman-temannya tidak melihat tubuhnya lagi.<br />
Si nyamuk terus mempercepat terbangnya menuju kerajaan. Suara kibasan sayapnya terdengar keras : "ngiinnggggg...ngiiinggg...ngiiiinggg....ngiiing...ngiiiiiinnggg." Ketika telah sampai di kerajaan, dia hinggap di atas atap sambil mencari keberadaan sang raja.<br />
Tidak begitu lama si nyamuk sudah sampai di dalam kerajaan. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan mencari sang raja yang terkenal kejam itu. <br />
"Wah rupanya sang raja sedang tidur nyenyak," kata si nyamuk dalam hati. "Kebetulan, aku akan melaksanakan tugasku." Lalu si nyamuk terbang hinggap ke tubuh sang raja. Dia menusukkan mulutnya ke beberapa bagian tubuh sang raja dan beberapa virus demam berdarah ikut masuk ke dalam tubuh sang raja. Setelah menyelesaikan tugasnya, dia terbang menjauh untuk menemui teman-temannya lagi.<br />
"Hoiii..kamu sudah datang, teman?" tanya di monyet kepada si nyamuk. "Lalu apakah kamu sudah mengalahkan sang raja?"<br />
"Aku sudah melaksanakan tugasku, teman-teman," jawab si nyamuk. "Namun kalian harus sabar dan menunggu beberapa hari lagi. Kalian tentu akan melihat hasilnya."<br />
"Apa?!!! masih harus menunggu beberapa hari lagi? Wah bisa-bisa kita semakin menderita karena sang raja akan membabat habis hutan kita. Saya kira kamu bisa mengalahkan sang raja saat ini juga. "Yaaaaaa...sama saja bohong kamu!" demikian gerutu beberapa hewan yang merasa tidak puas dengan tugas si nyamuk.<br />
*** <br />
Keesokan harinya, seluruh rakyat mendengar pengumuman bahwa sang raja sakit demam hebat. Tubuhnya senantiasa panas tinggi dan sesekali kedinginan. Sang raja tidak bisa beranjak dari tempat tidurnya. Para pengawalnya tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa melihat sang raja senantiasa menggigil di dalam selimut yang tebal. Tidak ada tabib yang sanggup menolongnya. Mereka awam dengan penyakit yang sedang dialami sang raja. Selama tiga hari sang raja menderita sakit dan akhirnya karena demamnya semakin meninggi dan dari mulutnya keluar darah akhirnya nyawa sang raja tidak bisa tertolong.<br />
"Sang Raja wafat...sang raja meninggal...sang raja yang sombong telah tiada...horeeeee...horee....," demikian terdengar teriakan dari rakyat dan para hewan sambil berlarian di sekitar kerajaan. Ternyata sang raja mengalami demam berdarah akibat gigitan nyamuk beberapa hari yang lalu.<br />
Seluruh hewan akhirnya tahu bahwa semua kejadian ini tentu akibat kerja si nyamuk beberapa hari yang lalu. Mereka akhirnya mengakui bahwa ternyata si nyamuk walau tubuhnya kecil namun memiliki keistimewaan yang sanggup melawan sang raja yang kejam, bengis dan sombong. Mereka akhirnya sadar bahwa menilai teman itu jangan dilihat dari bentuk fisiknya. Setiap makhluk ciptaan Allah swt pasti memiliki kelebihan dan kepandaian yang tidak bisa ditiru oleh makhluk yang lain. Jadi hargailah kepandaian yang kita miliki.<br />
<br />
<br />
<br />
selesai,-<br />
<br />
moral cerita : menilai teman jangan dilihat bentuk fisiknya. Setiap makhluk ciptaan Allah swt pasti<br />
memiliki kelebihan dan kepandaian yang tidak bisa ditiru makhluk yang lain.<br />
<br />
<br />
</div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-43360333967951716202013-09-15T20:59:00.001+07:002022-08-24T15:52:40.001+07:00MONYET YANG SOMBONG (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhklD1r-09kmsLUa_DkF5plmk-zn2txs4jIF7haEY3rMtUTQzv0wb6KJBpFFq1W-P4zvLsZt38zsPrsARsI6QrdrDfPthwZIpe0fI6HQ3-UD1TH9FIIpDX81SgKaOTFIleYeiztSTBfPWcz/s1600/buaya.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhklD1r-09kmsLUa_DkF5plmk-zn2txs4jIF7haEY3rMtUTQzv0wb6KJBpFFq1W-P4zvLsZt38zsPrsARsI6QrdrDfPthwZIpe0fI6HQ3-UD1TH9FIIpDX81SgKaOTFIleYeiztSTBfPWcz/s640/buaya.png" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">illustrasi : aguskarianto</td></tr>
</tbody></table>
Siang itu, kerajaan binatang akan mengadakan sayembara memilih duta kerajaan. Sang raja menginginkan duta kerajaan yang pemberani dan sanggup mengatasi tantangan seberat apapun. Sayembara ini bisa diikuti siapa saja dengan hadiah yang sangat besar dan istimewa. Oleh karena itu, dalam sekejap seluruh rakyatnya merasa tertarik ikut sayembara. Tidak terkecuali hewan kecil maupun hewan besar berdatangan ke kerajaan. Mereka berniat mendaftarkan diri menjadi peserta agar bisa mendapat hadiah yang istimewa dari sang raja.<br />
"Rakyatku semua," kata sang Raja memulai titahnya. " Hari ini kerajaan akan memilih duta kerajaan. Seluruh rakyatku boleh mengikuti sayembaranya. Bagi siapa saja yang berhasil memenangkan sayembara ini akan mendapat hadiah istimewa dari kerajaan. Semua fasilitas dan kebutuhan hidup akan ditanggung kerajaan. Selain itu, siapa yang menjadi pemenangnya berhak menggantikan kedudukan raja apabila sang raja wafat."<br />
Mendengar titah sang raja membuat seluruh rakyatnya berkeinginan untuk memenangkan sayembara. Namun mereka belum mengerti apa jenis sayembara yang akan dilakukannya. Mereka saling berpandangan dan saling bertanya jenis sayembara yang harus mereka lakukan.<br />
"Wah, pasti sayembaranya kita disuruh berkelahi dan siapa yang memenangkan perkelahian maka dialah pemenangnya," kata sang kelinci.<br />
"Tapi...sepertinya bukan berkelahi, kawan," kata si tupai. "Bukankah sekarang pengawal sang raja adalah si Harimau yang perkasa...sang raja tidak perlu repot-repot mencari duta kerajaan. Dia khan lebih perkasa dibandingkan kita-kita?"<br />
"Mungkin sayembaranya lomba makan. Bukankah duta kerajaan harus berkunjung dari satu kerajaan ke kerajaan lain. Nah, dalam setiap kunjungan khan mesti ada makan-makannya. Oleh karena itu, duta kerajaan harus jago makan."<br />
"Ngawur !"<br />
"Barangkali lomba renang di sungai kerajaan. Itu yang masuk akal. Siapa yang cepat renangnya dia yang akan menjadi juaranya."<br />
"Wah kalau lomba renang tentu enak dong sang ikan emas. Dia akan jadi juaranya. Bukankah dia cepat berenang. Ini namanya lomba tidak adil"<br />
Tiba-tiba sang raja kembali berada di arena sayembara.<br />
"Rakyatku," kata sang Raja. "Hari ini kerajaan akan mengadakan sayembara berenang di sungai!"<br />
"Naaahhh, tuhkan benar kataku," kata si kura-kura. "Lomba tidak adil."<br />
"Hush.!!! diam dulu ! Baginda raja sedang bicara!" bentak si kancil.<br />
"Rakyatku. Setiap peserta harus berani menyeberang dari pinggir sungai menuju seberang sungai. Nah, siapa yang paling cepat dan berani berenang maka dia akan dinobatkan menjadi pemenangnya." Wah, betapa senangnya si ikan emas. Dia merasa akan keluar sebagai pemenang sebab dia khan jago renang. Namun sang raja masih melanjutkan pidatonya.<br />
"Namun, kalau hanya sekedar lomba renang pasti ada salah satu peserta yang merasa tidak adil. Karena ada salah satu peserta yang jago berenang. Nah, tantangan terberatnya adalah di dalam sungai sudah dihuni oleh berpuluh-puluh buaya lapar yang siap memangsa siapa saja yang masuk dan berenang ke dalam sungai."<br />
Betapa terkejutnya semua peserta sayembara mendengar penuturan sang raja. Semula nyali mereka besar namun mendengar bahwa di dalam sungai terdapat puluhan buaya lapar maka membuat nyali mereka ciut, lalu satu persatu mulai mengundurkan diri mengikuti sayembara <br />
"Hiiiii....hiiiii....hiiiii....takut....takut...takuuuuut!" teriak mereka.<br />
"Saya mengundurkan diri sang raja."<br />
"Saya juga...saya juga....saya juga...saya juga...." seru yang lain.<br />
"Hei, kalian belum mencoba kok sudah mau mengundurkan diri?!" seru sang raja.<br />
Namun semua rakyat tidak menghiraukan teriakan sang raja. Mereka lebih menyayangi nyawanya daripada sekedar nekat menyerahkan hidupnya di mulut buaya-buaya kelaparan. Meskipun sang raja mengatakan bahwa buaya-buaya itu tidak berbahaya, namun para rakyatnya tidak mempercayai kata-kata raja mereka.<br />
"Apapun titah dan alasan raja kami batal mengikuti sayembara! Kami lebih menyayangi nyawa kami daripada hanya sekedar mendapatkan kedudukan istimewa di kerajaan." kata rakyatnya.<br />
Ketika semua rakyatnya mulai menjauh dari arena sayembara, tiba-tiba ada teriakan keras di pinggir sungai. Sang raja segera menuju sungai diikuti para peserta yang telah mengundurkan diri. Dan betapa kagetnya mereka melihat ada salah satu peserta sayembara yang sedang mencoba berenang diantara buaya-buaya kelaparan.<br />
"Jadi si Monyet telah mencoba menaklukkan sayembara sang raja?" pikir teman-temannya.<br />
"Heran...bukankah sang monyet takut dengan air? Lalu kenapa dia sekarang berusaha berenang di antara buaya-buaya kelaparan itu?" kata sang raja dalam hati.<br />
"Hoi...terus Nyet....terus Nyet....Awasss...di sebelah kananmu ada buaya Nyet....!" teriak teman-temannya.<br />
"Awassss....di belakangmu ada buaya Nyet....ayo renangnya yang cepat Nyet !"<br />
"Ayo tinggal sedikit lagi, Nyet....!!!!"<br />
Dan, ketika si monyet telah berada di pinggir sungai lalu melompat keluar sungai maka teriakan gembira seoah tiada henti-hentinya memberi selamat kepada si monyet. Si monyet berhasil memenangkan sayembara. <br />
"Hore....hore...horeeee.....Hebat kamu, Nyet! Tidak kami sangka ternyata kamu benar-benar pemberani! Hidup monyet....hidup sang pemberani....!!!"<br />
Si monyet hanya bisa garuk-garuk kepala merasakan kejadian yang menimpa dirinya. Sebenarnya dia sangat takut mengikuti sayembara seperti teman-temannya yang lain. Dia takut berenang apalagi di dalam sungai ada puluhan buaya kelaparan.<br />
"Hei, Monyet...kenapa kamu nampak bingung begitu? Kamu sudah jadi pemenang sayembara kerajaan lho!" kata hewan-hewan yang mengelilingi si Monyet.<br />
"Aku pemenang sayembara?" guman si monyet keheranan<br />
"Iya Nyet...kamu tadi berenang sangat cepat di samping buaya-buaya kelaparan itu...!"<br />
"Aku tidak mengerti kawan." kata si monyet.<br />
"Lho sang pemenang kok tidak kelihatan gembira begitu?"<br />
"Begini, teman-teman," kata si monyet. "Tadi sebenarnya aku juga takut mengikuti sayembara sang raja. Aku takut berenang di air. Aku takut dengan buaya-buaya kelaparan itu. Aku cuma heran siapa sebenarnya yang telah mendorongku ke dalam sungai tadi?"<br />
Seluruh hewan nampaknya tidak mempedulikan alasan si Monyet. Mereka kini menghargai keberhasilan si monyet mengalahkan ketakutannya sendiri. Dan sang Rajapun akhirnya memenuhi janjinya memberikan hadiah istimewa kepada si Monyet.<br />
Si monyet dengan senang hati menerima hadiah dari sang raja sambil terus berpikir : "SIAPA YANG TELAH MENDORONGKU KE DALAM SUNGAI TADI ?"<br />
<br />
<br />
<br />
selesai ,-<br />
<br />
moral cerita : <i>rasa takut melakukan sesuatu terkadang perlu seseorang yang tega mendorong</i><br />
<i> memasukkan kedalam lautan ketakutan sehingga rasa takut dapat dihadapi</i><br />
<i> dengan mengerahkan segala potensi yang ada agar selamat.</i><br />
<br />
<br />
<br /></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-55167567819148487552013-09-03T10:42:00.003+07:002022-08-24T15:53:07.997+07:00KISAH SIPUT DAN KURA-KURA (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGlG_F2WKXL4OlEwJrU6_iTFlYSacs2ajBULkD35sTA48USgDKw-wW8-OwsoacLoyT_1t9TUN443qMDuY0pyfkL7pu640rUMimIxigO-lpQDLgF1upYR-GFthhEhyIlNHfvxljmAa_nVsf/s1600/Untitled.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGlG_F2WKXL4OlEwJrU6_iTFlYSacs2ajBULkD35sTA48USgDKw-wW8-OwsoacLoyT_1t9TUN443qMDuY0pyfkL7pu640rUMimIxigO-lpQDLgF1upYR-GFthhEhyIlNHfvxljmAa_nVsf/s640/Untitled.png" height="360" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">illustrasi : aguskarianto</td></tr>
</tbody></table>
Siang itu, di pinggir sungai nampak seekor siput sedang duduk termenung. Berkali-kali dia menyesali nasibnya. Dia sering menggerutu memikirkan bentuk tubuhnya yang berbeda dengan teman-temannya. Kebanyakan teman-temannya bisa bermain sejauh-jauhnya, bisa lari kencang, bisa berlompat-lompatan, namun dirinya tidak bisa melakukannya. Jangankan bisa pergi ke seberang lautan, untuk berlari cepat saja dirinya tidak mampu. Apalagi gumpalan cangkang yang ada di punggungnya menambah sulit dalam berjalan.<br />
"<i>Uhhhh....gara-gara cangkang yang ada di punggungku ini menjadikan aku lambat berjalan....uuuhhhh</i>," kata si siput ngedumel. "<i>Kenapa aku dilahirkan dengan bentuk tubuh seperti ini? Kenapaaa? Tidak adiiilllll...Tuhan benar-benar tidak adiilll....huhuhuhuhuhu...aku jadi benci ..!</i>!"<br />
Begitulah, setiap hari si siput senantiasa menyesali diri sendiri. Dia senantiasa menyalahkan sang pencipta yang telah membentuk tubuhnya seperti itu. Dia tidak mengetahui kenapa Allah swt memberi bentuk tubuh seperti itu. Dia tidak mengetahui kelebihan dirinya dengan bentuk tubuh seperti itu. Sesungguhnya setiap Allah swt menciptakan makhluk-Nya tentu <i><b>dibekali dengan sebuah potensi besar yang tidak dimiliki makhluk yang lain</b></i>.<br />
Siang itu, datanglah si kura-kura. Badan si kura-kura basah kuyup setelah seharian berenang di sungai.<br />
"<i>Assalamu'alaikum. Siput. Hohohohoho....kamu masih menghabiskan waktumu dengan menyesali diri diri yaaa</i>?" sapa si kura-kura. Si siput tidak menghiraukan sapaan kura-kura. Dia hanya diam. Mulut si siput digerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan. Dia tidak mau berbicara dengan siapapun.<br />
"<i>Wuahh...ada yang mengucapkan salam kok malah tidak dijawab...dosa itu</i>," lanjut si kura-kura sambil melihat siput yang masih terdiam.<br />
"<i>Wa alaikumussalam</i> !" jawab si siput ketus.<br />
"<i>Hehehehe...jawab salam kok tidak ikhlas begitu...tapi nggak apa-apalah lumayan daripada gak jawab</i>," kata si kura-kura. "<i>Ada apa sih kok kamu setiap hari bersedih dan senantiasa berkeluh kesah... sepertinya kamu tidak mensyukuri pemberian Allah swt dengan tubuhmu yang cantik begitu</i>?"<br />
"<i>Apa katamu</i>, <i>kura-kura</i>?" tanya si siput. "<i>Kamu bilang aku cantik? Cantik apanya? Aku menyesal memiliki tubuh seperti ini...aku sedih memiliki bentuk tubuh yang berbeda dengan kalian...aku sediiihhhh...sediiihhhh."</i><br />
Si kura-kura tersenyum mendengar jawaban si siput.<br />
"<i>Hei, ada teman sedih kok malah senyam-senyum begitu</i> !"<br />
"<i>Sebab kamu lucu</i>, <i>siput</i>" jawab kura-kura. "<i>Jadi selama ini kamu sedih karena memiliki tubuh seperti itu? Kamu sedih karena merasa tubuhnya jelek? Kamu sedih karena menganggap bahwa dirimu tidak memiliki potensi besar seperti teman-teman kita? Kamu sedih karena Allah swt menciptakan dirimu dengan tubuh seperti itu?"</i><br />
"<i>Nah, kamu sudah tahu alasannya khan</i>?"<br />
"<i>Wah..wah..wah...pikiranmu picik, kawan</i>," kata kura-kura.<br />
"<i>Apa !? Picik katamu!? ini realita khan..ini kenyataan khan... bentuk tubuhku seperti ini?</i>"<br />
"<i>Benar kawan, bahwa tubuhmu diciptakan seperti itu tentu sang pencipta sudah memikirkan....sudah berpikir jauh ke depan...kamu pasti memiliki potensi yang tidak dimiliki teman-teman kita...hanya saja karena kamu senantiasa berkeluh kesah sehingga waktumu menjadi mubadzir...sis-sia...kamu jadi terlambat mengetahui bakat dan kemampuan besar yang kamu miliki."</i><br />
"<i>Ah...sok tahu kamu!"</i> bentak si siput kepada si kura-kura.<br />
"<i>Tapi benar, kawan. Kamu sebenarnya memiliki keunggulan yang tidak dimiliki teman-teman kita."</i><br />
Si siput terdiam. Ia terus merenungkan kata-kata si kura-kura. "<i>Ucapan si kura-kura banyak benarnya juga</i>," kata si siput dalam hati. "<i>Selama ini waktuku sia-sia dan terbuang percuma. Aku terlalu banyak berkeluh kesah dengan kelemahan diriku. Aku tidak pernah memikirkan bakat dan keunggulan diriku sendiri."</i><br />
Belum sempat si siput menyampaikan rasa terima kasih atas saran si kura-kura, tiba-tiba di kejauhan nampak seekor semut hitam berteriak-teriak karena anaknya terhanyut di aliran sungai. Secepat kilat si siput menuju aliran sungai. Sesampai di pinggir sungai, lalu dia mengangkat tinggi-tinggi cangkangnya menahan derasnya air sungai. Ketika dia melihat anak semut hitam, segera tubuhnya bergerak untuk memasukkan anak semut hitam ke dalam cangkangnya.<br />
"<i>Alhamdulillah....akhirnya aku berhasil menyelamatkannya,"</i> kata si siput kegirangan.<br />
"<i>Horeee...horeee...horeee.....hidup si pahlawan kita.. hidup Siput....hidup si pahlawan penyelamat kita...horeee</i>," teriak semut-semut hitam lainnya yang ikut menyaksikan keberanian si siput melawan arus sungai dengan cangkangnya untuk menyelamatkan anak semut.<br />
"<i>Terima kasih, Siput....terima kasih....entah bagaimana aku harus membalas jasa baikmu ini</i>," kata pimpinan si semut hitam.<br />
"<i>Ahhh...terima kasih kembali, teman-teman</i>," kata si siput. "<i>Bukan aku yang telah menyelamatkan kalian. Namun aku hanyalah makhluk yang menjadi sarana Allah swt untuk menyelamatkan kalian."</i><br />
"<i>Benar Siput, tetapi bagaimanapun juga saat ini kamu sudah berhasil menyelamatkan anakku...kamu adalah pahlawanku ...hidup Pak Siput...hidup pahlawan kita...."</i><br />
Si siput terharu mendengar ketulusan ucapan pimpinan semut hitam. Air matanya menetes di pipinya. Dia terharu menerima sanjungan teman-temannya. Kini dia sadar, ternyata di dunia ini setiap makhluk memiliki keunggulan masing-masing. Setiap makhluk yang diciptakan Allah swt pasti memiliki potensi, keunggulan dan bakat yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain. <i>Kalau kita senantiasa berkeluh kesah dengan kekurangan kita maka tidak akan menemukan potensi, keunggulan dan bakat yang telah dianugerahkan Allah swt kepada kita.</i><br />
<br />
<br />
moral cerita : jangan iri dengan kelebihan orang lain sebab Allah swt menciptakan Makhluk-Nya<br />
pasti berguna dan memiliki kelebihan dan bakat yang berbeda-beda. <br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-35109431977986582022013-09-02T11:15:00.001+07:002022-08-24T16:33:38.711+07:00AKIBAT SI ANGSA JAGO GOSIP (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG5-DQ7MOHLUSeHp8CyjjnoPoXQ9eIDc08RgbjbGKeeDdCMjlLd4isvLdn3ahPdeta0J1UNStjdxBlOwwbfRDPkVEtkfg3bwspj1_FKO_nPzomCCNv3FcjI9VeNBOzskt1ya4-mDypq-BC/s1600/Untitled_hf.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG5-DQ7MOHLUSeHp8CyjjnoPoXQ9eIDc08RgbjbGKeeDdCMjlLd4isvLdn3ahPdeta0J1UNStjdxBlOwwbfRDPkVEtkfg3bwspj1_FKO_nPzomCCNv3FcjI9VeNBOzskt1ya4-mDypq-BC/s640/Untitled_hf.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">illustrasi : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
Konon, di sebuah kerajaan binatang ada sepasang Angsa laki-laki dan perempuan yang punya kebiasaan jelek yaitu suka gosip dan selalu ingin tahu urusan teman. Nyaris, seluruh temannya pernah menjadi bahan gosipnya. Selain bergosip kedua angsa ini sering membuat fitnah yang disebarkan kepada siapa saja yang ditemuinya. Mereka tidak sadar bahwa fitnahan yang tidak ada barang bukti bisa melukai hati teman-temannya. Bisa menjatuhkan harga diri teman yang difitnah. Bukankah fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.<br />
Seluruh hewan merasa jengkel dengan ulah sepasang angsa ini. Namun mereka kurang berani mengambil tindakan sendiri karena takut dikeroyok mereka berdua. Konon, si angsa memiliki sepasang sayap yang kuat dengan ukuran bulu-bulu yang panjang dan berlapis lilin. Benda sebesar apapun kalau dihempaskan dengan kedua sayapnya maka akan terlempar jauh.<br />
Siang itu, nampak si Penyu menangis di pinggir sungai. Di kejauhan nampak si kura-kura mendekati sahabatnya yang sedang menangis. Si kura-kura ingin mengetahui mengapa sahabatnya menangis. <br />
"Subhanallah, jadi sekarang kamu yang jadi bahan gosip dan fitnahnya?" tanya si kura-kura kepada si penyu.<br />
"Benar, kawan," jawab si penyu. "Mereka memfitnah kita kalau kita ini adalah hewan yang terlalu banyak dosa sehingga tubuh kita diberi beban berat agar kita tidak banyak melakukan dosa lagi. Bukankah sejak lahir kita diciptakan seperti ini. Bukankah bentuk tubuh kita memang sudah dikehendaki Allah swt seperti ini ?"<br />
" Wah !Keterlaluan sekali mereka! Kita bersyukur diciptakan Allah swt seperti ini, tapi mengapa mereka kok sewot dengan menyebarkan gosip murahan seperti itu ? Kita senantiasa bersyukur kok dikatakan banyak dosa? Seharusnya merekalah yang suka bergosip dan menyebarkan fitnah yang berdosa. Menyakiti hati teman itulah perbuatan dosa. Menjengkelkan hati teman itulah perbuatan dosa."<br />
"Kita harus memberi pelajaran mereka !!" lanjut si kura-kura<br />
"Benar....kita harus memberi pelajaran agar mereka menghentikan perbuatannya. Meskipun banyak teman kita takut menghadapi sepasang angsa itu, namun kalau kita bersatu melawannya tentu bisa mengalahkannya juga."<br />
Kemudian si kura-kura dan si penyu mulai menyusun siasat untuk bisa bertarung dan menghadapi sikap jelek sepasang angsa. Mereka sepakat akan menantang si angsa bertarung di hutan bakau.<br />
Pagi hari, si kura-kura dan si penyu menemui si angsa yang kebetulan ada di pinggir pantai.<br />
"Assalamu'alaikum angsa," sapa si kura-kura dan si penyu. Namun kedua angsa tidak menjawab salamnya. Bahkan keduanya mencibir atas kedatangan si kura-kura dan si penyu. Mereka berlagak sombong dan angkuh.<br />
"Ada apa kalian menemuiku, heh?" bentak si angsa.<br />
"Aku minta pertanggungjawaban atas fitnahanmu kepada kami," jawab kura-kura.<br />
"Hahahahaha....pertanggungjawaban? Pertanggungjawaban apa, hewan jelek!?"<br />
"Ya atas tuduhanmu itu."<br />
"Ogahhh aahhhh....tak uuk...yaaa"<br />
"Hei, angsa! Kalau begitu kau menantang kami untuk melakukan kekerasan ya? Ayo kalau berani hadapi kami berdua!" tantang kura-kura dan penyu.<br />
Kedua angsa saling tertawa mendengar tantangan berkelahi si kura-kura dan si penyu. Mereka nampak meremehkan kekuatan fisiknya. Mereka merasa takabur dengan kekuatan sepasang sayap di tubuhnya. "Dengan sekali kibasan tubuh si kura-kura dan si penyu akan tewas," pikir kedua angsa.<br />
"Baiklah...ayoooo....serang aku dulu kawan....," kata si angsa meremehkan sambil tubuhnya melayang ke sana kemari menghindari kejaran si kura-kura dan si penyu.<br />
Ketika kedua angsa meledek dengan menjulurkan lehernya ke arah si kura-kura dan si penyu, maka tiba-tiba si kura-kura dan si penyu menggigit mulut mereka dan menghimpitnya diantara kedua cangkang kura-kura dan penyu. Kedua angsa kaget dan kesakitan karena mulutnya terhimpit cangkang kura-kura dan penyu. Mereka lari tunggang langgang ke sana kemari sambil mengerang kesakitan. Tubuhnya meronta-ronta agar si kura-kura melepaskan gigitannya, namun usahanya tidak berhasil. Kedua angsa berusaha terbang di antara pohon-pohon bakau di tepi pantai sambil memukul-mukulkan tubuh kura-kura dan penyu ke ranting-ranting pohon bakau. Namun semakin kuat usaha kedua angsa berusaha melepaskan diri dari gigitan si kura-kura dan si penyu justru gigitan si kura-kura dan si penyu semakin kuat. Kedua angsa akhirnya mencari celah-celah pohon, lalu meletakkan lehernya di sela-sela pohon. Kemudian dengan sekuat tenaga mereka berusaha menarik lehernya kuat-kuat agar si kura-kura dan penyu bisa melepaskan gigitannya. Dan ternyata usaha sepasang angsa berhasil. Gigitan si kura-kura dan si penyu mulai melemah dan akhirnya sepasang angsa bisa membebaskan diri dari gigitan mereka.<br />
Sepasang angsa merasa gembira bisa lepas dari gigitan si kura-kura dan si penyu. Mereka tertawa terbahak-bahak dan akan berteriak meluapkan kegembiraannya. Namun mereka terkejut saat mulutnya tidak bisa digunakan untuk mengucapkan kata sepatah katapun. Kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya teriakan : NGAAAKKKK.....NGAAAAAAKKKK.....NGAAAKKKK.....NGAKKK...NGAKKK...<br />
Ternyata pada saat mereka berusaha melepaskan gigitan si kura-kura dan si penyu mereka terlalu kuat menarik lehernya dari himpitan dahan pohon sehingga kini leher kedua angsa menjadi panjang dan sulit kembali seperti semula.<br />
Mereka akhirnya menyesali diri.<br />
"Mungkin ini akibat perbuatan mereka suka bergosip dan suka memfitnah teman-temannya. Kini leherku jadi panjang dan sekarang aku tidak bisa bergosip dan memfitnah teman-teman lagi," kata sepasang angsa sambil meneteskan air mata.<br />
<br />
<br />
moral cerita : jangan suka bergosip dan memfitnah teman karena bisa berakibat fatal terhadap<br />
diri sendiri.<br />
<br />
<br />
<br /></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-65203729376560241082013-04-25T10:03:00.003+07:002022-08-24T15:58:44.315+07:00SI ALGAKA PENYELAMAT TERUMBU KARANG (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7dqx8oCdLJRYkRPUcknR4XcsC1zK4yVboxlShc1jff7PPpCEKzpBo_R_46Bfnp4dKfIDVVL9qY1Br9-Ok2mMUhSTAxORY-MIAVx_KtRPdNquDFSVE3eYWVRbfqFUHJr5-Pmr0Sp_otLcG/s1600/simbiois+mutu+alg+dg+trmbu+krng+di+pulau+edenbury-wikipedia.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7dqx8oCdLJRYkRPUcknR4XcsC1zK4yVboxlShc1jff7PPpCEKzpBo_R_46Bfnp4dKfIDVVL9qY1Br9-Ok2mMUhSTAxORY-MIAVx_KtRPdNquDFSVE3eYWVRbfqFUHJr5-Pmr0Sp_otLcG/s400/simbiois+mutu+alg+dg+trmbu+krng+di+pulau+edenbury-wikipedia.JPG" height="300" title=" " width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">foto : wikipedia-terumbu karang di pulau edenbury</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sore itu, di pojok rumah Pak Po, berpuluh-puluh karang sedang menangis. Mereka merasa tersiksa karena ulah para nelayan yang sering merusak habitatnya. Merusak tempat hidupnya. Para nelayan sering mencari ikan dengan menggunakan bom. Akibat ledakan bom nelayan itulah yang mengakibatkan tubuh terumbu karang terpotong-potong. Bahkan, potongan-potongan tubuh terumbu karang diambil para nelayan untuk dijual. Hal inilah yang membuat para terumbu karang sedih dan senantiasa menangis.<br />
"Huhuu..huhu...tubuhku terpotong separuh."<br />
"Huhuhuhu...iya tanganku juga terpotong."<br />
"Huhuhuhu...para nelayan memang kejam...tubuhku dipasangi bom...dan tubuhku akhirnya porak poranda akibat ledakannya."<br />
"Iya para nelayan sungguh bodoh...mereka tidak mengerti fungsi kita."<br />
"Benar...para nelayan terlalu ceroboh...terlalu sembrono....dengan merusak terumbu karang maka ikan-ikan akan kesulitan mendapatkan makanan karena plankton-plankton kabur semua dan produksi oksigen dari si Alga akan berkurang."<br />
"Memang sungguh bodoh mereka mengambil jalan pintas demi mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dengan mengorbankan kepentingan jangka panjangnya."<br />
"Dengan mengebom dan merusak terumbu karang maka cadangan makanan mereka dalam jangka panjang akan semakin menipis...akhirnya mereka akan menderita paceklik makanan dari laut."<br />
"Memang para nelayan itu sungguh TER...LA...LU....!"<br />
"Lalu bagaimana dengan nasib kita...huhuhuhu..."<br />
Seorang anak nelayan terharu melihat terumbu karang-terumbu karang sedang menangis. Maka dia berusaha menghampirinya.<br />
"Selamat sore, terumbu karang," sapa anak nelayan. "Kenapa kamu menangis? Ada yang bisa aku bantu?"<br />
"Huhuhuhuhu....selamat sore, anak nelayan," jawab si terumbu karang. "Kami sangat sedih sekali karena para nelayan telah merusak rumah kami di laut. Mereka mencari ikan dengan menggunakan bom. Akibatnya tubuh-tubuh kami jadi terpotong-potong seperti ini. Bahkan, mereka mau menjual kami untuk hiasan. Itulah yang membuat kami menangis."<br />
"Sungguh kasihan kamu. Memang benar. Para orang tua kami selalu menggunakan bom untuk menangkap ikan. Mereka memasang bom di sela-sela terumbu karang agar.saat bom itu meledak maka ikan-ikan akan mati. Padahal kata bapak dan ibu guru, <i>kalau kita menangkap ikan menggunakan bom maka</i> <i>akan merusak terumbu karang dan habibat laut</i>. Padahal terumbu karang sangat dibutuhkan ikan-ikan untuk berkembang biak dan mencari makanan. Kalau terumbu karang rusak maka ikan-ikan akan pergi ke tempat lain yang masih banyak makanannya."<br />
"Wah...benar itu, kawan. Terkadang manusia tidak menyadari akan keberadaan dan manfaat terumbu karang di dalam laut. Sebenarnya kalau mereka mengerti maka seharusnya terumbu-terumbu karang dilindungi dan dilestarikan. Bila habitat terumbu karang dijaga maka cadangan oksigen dan cadangan makanan ikan akan berlimpah ruah. Ikan-ikan akan semakin senang berkembangbiak dan berkumpul di sana. Para nelayan tentunya akan semakin mudah mendapatkan ikan-ikan karang yang besar-besar serta lezat rasanya."<br />
"Wah Benar, kawan. Akhir-akhir ini orang tua kami semakin putus asa. Sepanjang hari mereka mencari ikan namun selalu tidak mendapatkan seekor tangkapan sama sekali. Ikan-ikan sepertinya menghilang dan menjauh dari laut sekitar sini."<br />
"Itulah akibat ulah mereka sendiri akhirnya ikan-ikan pergi menjauh semua." kata terumbu karang.<br />
"Lalu, apa yang bisa aku bantu, kawan?" tanya si anak nelayan..<br />
"Begini, anak nelayan," kata terumbu karang. "Kami minta bantuanmu agar kamu mengembalikan potongan-potongan tubuhku ke habitatnya lagi. Aku kasihan kepada sahabatku si Alga yang kesulitan mendapat tempat tinggal karena tubuhku diangkat ke darat oleh para nelayan. Dan aku berjanji apabila tubuhku dikembalikan ke laut maka tidak berapa lama lagi ikan-ikan akan kembali lagi ke perairan laut desa sekitar sini. Namun kami berpesan agar para nelayan tidak mencari ikan dengan menggunakan bom atau merusak terumbu karang tempat kami melangsungkan kehidupan."<br />
Akhirnya, saat malam tiba...si anak nelayan mengembalikan batu karang-batu karang ke habitatnya semula. Si anak nelayan juga menyampaikan pesan si batu karang kepada para nelayan agar tidak mencari ikan dengan menggunakan bom lagi. Selain itu si anak nelayan juga melarang para nelayan merusak batu karang yang berada di terumbu karang di pantai mereka, melarang para nelayan mencemari pantai dengan sampah maupun zat kimia yang dapat mencemari laut.<br />
Dan tidak berapa lama kemudian, para nelayan mencoba mencari ikan ke laut lagi.<br />
"Wah....aku dapat ikan kerapu....wah besar sekali ikan ini...tentu harganya mahal....hahahahhaha...."<br />
"Hoiiiiii....aku juga mendapat ikan kerapu yang besar...." teriak nelayan yang lain.<br />
Dan sejak saat itu setiap hari para nelayan senantiasa mendapatkan hasil tangkapan ikan yang besar-besar. Kehidupan para nelayan berangsur-angsur membaik. Cadangan makanan mereka mulai tercukupi. Mereka kini menyadari bahwa menangkap ikan menggunakan bom adalah tindakan yang bodoh dan tidak terpuji yang mengakibatkan malapetakan bagi perairan mereka. Malapetaka itu terjadi tidak dalam waktu sehari dua hari, namun berlangsung dalam waktu yang berkepanjangan.<br />
Si anak nelayan merasa senang dengan perubahan kebiasaan para nelayan. Demikian juga si batu karang dan si alga kini mulai hidup tenteram lagi di habitatnya tanpa diganggu oleh ulah manusia lagi. Dan untuk menyampaikan rasa terima kasihnya maka si batu karang dan si alga memberi nama si anak nelayan yang telah menyelamatkan terumbu karang dengan sebutan <i><b>SI ALGAKA</b></i>....singkatan dari kata si Alga dan Si Karang....<br />
<br />
<br />
selesai....<br />
<br />
pesan moral : mari kita lestarikan terumbu karang dunia demi kelestarian alam semesta...<br />
<br />
<br />
sumenep, 25 April 2013...<br />
<br /></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-91020038797566404292013-04-16T09:43:00.004+07:002022-08-24T15:59:05.724+07:002 MACAM BUAH JADI BONGKAHAN EMAS DAN INTAN (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyBQCwl09goaWz_UtTfnvEYi7UlTuqCqtjTXOTyTxpDrsE_litfSFkqk8lMdBm4EAMtKz9oKiLDldqnuYK_p11TxfcajgTinXKXmoNmPR5l28TMxrBo_F_8tKlzWPeZcwyboorjRvHvWKp/s1600/intan.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyBQCwl09goaWz_UtTfnvEYi7UlTuqCqtjTXOTyTxpDrsE_litfSFkqk8lMdBm4EAMtKz9oKiLDldqnuYK_p11TxfcajgTinXKXmoNmPR5l28TMxrBo_F_8tKlzWPeZcwyboorjRvHvWKp/s400/intan.png" title=" " width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ilustrasi : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
Dahulu kala, ada sebuah kerajaan dipimpin oleh raja yang jujur dan adil. Sang Raja memperlakukan seluruh rakyatnya sama kedudukannya di mata hukum. Raja menganggap bahwa setiap manusia adalah ciptaan Allah swt yang patut dihormati kedudukannya. Harta, pangkat, status sosial dan jabatan hanyalah hiasan hidup yang kebetulan hanya dimiliki oleh beberapa orang rakyatnya. Biarpun begitu, kejujuran dan keadilan sang rajalah yang membuat hidup rakyatnya tenang, tidak ada rasa iri dengki antara si kaya dan si miskin.<br />
Suatu hari, sang raja merasa bingung karena putri satu-satunya yang telah menginjak dewasa belum ada yang meminang juga. Padahal putri sang raja terkenal baik hati, cantik dan senantiasa disayangi seluruh rakyatnya. Oleh karena itu, sang raja memutuskan akan membuat sebuah sayembara yang ditujukan kepada seluruh rakyatnya untuk memilih calon pendamping putrinya.<br />
Sejak diumumkan sayembara tersebut ternyata yang mendaftar cukup banyak. Memang sang saja mengharuskan setiap pemuda untuk mengikutinya. Untuk itu, sang raja memerintahkan pengawal kerajaan untuk mendaftar semua pemuda yang ada di lingkungan kerajaan tanpa terkecuali.<br />
"Maaf sang Raja," kata salah satu petugas kerajaan. "Seluruh pemuda sudah kami daftar, namun ada seorang pemuda yang menolak untuk mengikuitinya."<br />
"Apa? Pemuda itu menolak mengikuti sayembaraku? Siapa pemuda itu, wahai pengawalku?"<br />
"Ampun sang raja. Pemuda itu bernama si Yatim. Dia menolak mengikuti sayembara dengan alasan tidak ingin meninggalkan ibunya yang sedang sakit. Dia ingin mendampingi ibunya yang sudah semakin tua dan sakit-sakitan." <br />
Sang raja merasa kagum dengan sikap sang pemuda itu. Betapa mulia dan setia pemuda itu dengan seorang wanita yang telah melahirkannya. Kalau si pemuda itu demikian setia dan menghormati ibunya maka sang raja yakin bahwa pemuda tersebut akan setia dengan istrinya. Tentu saja sang raja rela bila si pemuda tersebut menjadi pendamping putri satu-satunya. Namun, sang raja harus tetap pada pendiriannya akan menguji pemuda mana yang layak menjadi pendamping putri satu-satunya. Oleh karena itu. sang raja segera memerintahkan pengawalnya untuk mengikutsertakan pemuda tersebut mengikuti sayembara. Sedangkan pihak kerajaan akan membawa serta ibunya untuk dirawat di kerajaan. Akhirnya si Yatim bersedia mengikuti sayembara yang diadakan kerajaan.<br />
Sayembara sang raja adalah masing-masing peserta mendapat bungkusan yang berisi 2 macam buah-buahan. Mereka diperintahkan untuk menghabiskan dua macam buah tersebut di suatu tempat tersembunyi dan tidak ada yang mengetahuinya. Maka siapa yang cepat menyelesaikan pekerjaannya akan menjadi juaranya. Oleh kerena itu, segera berhamburanlah para peserta membawa bungkusannya untuk menghabiskan buah yang dibawanya di tempat yang tersembunyi. Ada yang pergi ke tengah hutan, ada yang pergi ke lautan, ada yang pergi ke puncak gunung, ada yang masuk ke dalam goa.<br />
Menjelang siang, satu persatu peserta mulai kembali dengan membawa bukti biji buah yang telah mereka makan kepada sang raja. Mereka berkeyakinan bahwa dirinyalah yang menjadi pemenang sayembara karena berhasil makan buah ditempat yang jauh dan sama sekali tidak ada yang melihatnya. Tidak terkecuali para peserta lain juga berkeyakinan yang sama.<br />
"Aku pergi ke dasar samudra dan mustahil ada yang bisa mengikutiku. Disanalah aku memakan buah itu."<br />
"Aku memasuki lorong goa yang panjang dan gelap. Mustahil ada yang bisa mengikuti langkahku. Dan aku memakan buah itu di sana."<br />
"Aku pergi ke puncak gunung yang tertinggi. Jalannya terjal. Banyak hewan buas di sekelilingnya. Mustahil ada yang bisa mengikuti langkahku. Dan aku memakan buah itu di sana."<br />
Sang raja terkagum-kagum dengan usaha keras para rakyatnya. Namun beliau heran ketika melihat si Yatim masih tetap membawa bungkusannya. Sepertinya dia belum memakan buah yang dibawanya. Lalu sang raja memerintahkan si Yatim untuk menghadapnya.<br />
"Hei, kamu si Yatim. Kenapa bungkusanmu masih utuh? Kamu belum memakan buah itu, ya?"<br />
Dan seluruh peserta memperhatikan sikap si Yatim. Mereka keheranan dengan perbuatan si Yatim. Mereka menduga bahwa dia kesulitan menemukan tempat untuk bersembuyi.<br />
"Maaf, paduka Raja," kata si Yatim. "Bukan maksud hamba tidak menyukai buah-buahan ini. Hamba ingin sekali memakannya. Namun setiap kali mau makan buah ini, hamba teringat pesan sang Raja untuk memakan buah ini di tempat yang tidak diketahui siapapun. Tetapi kenyataannya, dimanapun hamba mau makan buah ini<b><i> ternyata selalu ada yang melihatnya</i></b>. Jadi hamba mengurungkan niat makan buah ini."<br />
"Apa maksudmu, Yatim?" tanya sang raja penasaran.<br />
"Dimanapun hamba mau melaksanakan niat makan buah tersebut ternyata selalu ada yang melihatnya. Ada yang senantiasa mengawasi hamba. Dialah Allah SWT, paduka. Kemanapun hamba pergi di tempat sunyi namun Allah swt senantiasa mengawasi hamba. Dimanapun hamba bersembunyi namun Allah swt senantiasa melihat hamba. Oleh karena itu hamba tidak jadi makan buah pemberian paduka."<br />
Sang raja terkejut mendengar jawaban pemuda di depannya. Dia membenarkan apa yang diucapkannya. Ternyata pemuda yang dihadapannya adalah orang yang istimewa. Keimanannya begitu tinggi. Pemuda seperti ini yang layak menjadi seorang pemimpin. Seorang pemuda amanah dan begitu takut melanggar perjanjian yang telah disepakatinya. Kalau setiap tindakan senantiasa yakin ada yang mengawasinya yaitu Allah swt maka setiap tindakan yang dilakukan akan senantiasa jauh dari melanggar perbuatan yang kurang pantas dan tidak senonoh.<br />
Tidak terkecuali sang raja, namun seluruh peserta sayembara juga mengagumi kejujuan si Yatim. Dan seluruh peserta rela apabila yang menjadi pemenang sayembara adalah si Yatim. Lalu sang raja bertitah :<br />
"Sekarang aku tetapkan yang menjadi pemenang sayembara adalah si Yatim." kata sang raja yang diiringi tepuk tangan seluruh rakyat yang menyaksikan pengumuman pemenang sayembara.<br />
"Mohon maaf, paduka Raja," kata si Yatim. "Bukan maksud hamba menolak maksud paduka. Namun hamba merasa bahwa hamba hanyalah pemuda miskin. Hamba tidak layak menjadi pendamping putri paduka. Hamba tidak memiliki apa-apa sebagai maskawin pernikahan dengan putri paduka."<br />
"Hemmm....kejujuran dan sikap amanahmu itu sudah cukup sebagai syaratnya. Dan sebagai maskawinnya adalah dua macam buah yang ada dalam bungkusan itu. Nah, silahkan buka segera buah-buah itu."<br />
Kemudian si Yatim mengambil bungkusan buah pemberian raja. Lalu dia segera membukanya di hadapan seluruh rakyat dan sang putri raja. Dan betapa terkejutnya seluruh rakyat yang menyaksikan kejadian di hadapannya. Ternyata dua macam buah yang dibawa si Yatim telah berubah menjadi bongkahan emas dan bongkahan intan yang kemilauan. <br />
Sang raja dan sang putri tersenyum senang sebab tidak lama lagi sang putri akan berdampingan dalam pelaminan mendapatkan si Yatim yang jujur dan amanah.<br />
<br />
<br />
selesai<br />
sumenep, 16 april 2013<br />
<br /></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-76853961143917647942013-04-13T20:25:00.001+07:002022-08-24T15:59:28.979+07:00BUAH KESABARAN SI KAYU DAN SANG PAKU (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij_a_7YAhoc1HqRVHft7J011POnkQCyJwuOY_Oum6IG6qQW5Gk6CtODBcnSqHX0Gy0K8pmNcbDIuQEpNOLL5dDSXTcrGe-kxIhIYJXtLgx2rKxKdEnvx9T1rReaqAT0AB-EmmsuuouBLR-/s1600/Untitled.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij_a_7YAhoc1HqRVHft7J011POnkQCyJwuOY_Oum6IG6qQW5Gk6CtODBcnSqHX0Gy0K8pmNcbDIuQEpNOLL5dDSXTcrGe-kxIhIYJXtLgx2rKxKdEnvx9T1rReaqAT0AB-EmmsuuouBLR-/s400/Untitled.png" height="225" title=" " width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ilustrasi : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
Siang itu, di gudang nampak si kayu sedang menangis tersedu-sedu. Selama ini si kayu senantiasa menyesali diri. Ia menyesal menjadi kayu karena tubuhnya senantiasa dilukai oleh manusia. Terkadang digergaji, dipotong-potong dan bila tubuhnya sudah tidak berguna maka dijadikan kayu bakar. Hal inilah yang membuat dirinya senantiasa marah-marah. Seluruh teman yang ada di dekatnya senantiasa menjadi pelampiasan kemarahannya.<br />
Kebetulan saat itu si pemilik gudang sedang membuat meja kursi yang belum selesai.<br />
"Hoi, Paku! Kamu itu makin menyengsarakan aku saja!" bentak si kayu.<br />
"Lho...apa maksudmu, kayu?" jawab sang paku.<br />
"Eeee...kura-kura dalam perahu...pura pura tidak tahu, lagi...dasar."<br />
"Lha iya...kenapa kamu bilang aku menyengsarakanmu? Kok bisa?" tanya sang paku tidak mengerti maksud pembicaraan si kayu.<br />
"Sejak kedatanganmu, aku semakin sengsara. Tubuhku sebelumnya sudah dipotong-potong, digergaji dan sekarang kamu melukai tubuhku dengan ujung pakumu. Sakit, tahu !!!!"<br />
Sang paku cuma bisa terdiam mendengar penuturan si kayu.<br />
"Aku sendiri tidak bisa menolak ketika ujung pakuku menancap di tubuhmu," kata sang paku. "Bukankah yang menancapkan aku ke tubuhmu adalah pemilik gudang ini...jadi bukan aku yang salah....aku tidak bisa menolaknya"<br />
"Omong kosong....pokoknya sejak kedatangamu aku semakin menderita....itu salahmu!!! kata si kayu.<br />
"Wuah...ya tidak bisa begitu...aku sendiri juga menderita tetapi aku tidak berteriak-teriak seperti kamu."<br />
"Hoi jangan membelokkan masalah, kamu," bentak si kayu. "Aku yang menderita kamu kok ikut-ikutan menderita...memangnya apa penderitaanmu?"<br />
Sang paku mencoba menjawab si kayu sambil mengelus-elus kepalanya.<br />
"Memangnya kamu saja yang merasakan tubuhmu sakit? Tidakkah kamu lihat kepalaku selalu dipukul palu terus menerus sampai botak begini....aku pusing....aku pusing setiap kepalaku dipukul-pukul palu."<br />
Dan Si kayu tertawa terbahak-bahak melihat kepala sang paku yang botak mengkilap akibat pukulan palu.<br />
"Hahahahahhahahahaha....hahahahahahah....hahahahaha....kepalamu lucu?" kata si kayu sambil terus tertawa terbahak-bahak.<br />
Sang paku ikut tertawa. Ia senang melihat si kayu mulai bisa melupakan rasa sedihnya. Kini si kayu berhenti menyalahkan diri sendiri karena ada temannya yang ikut menderita seperti dirinya.<br />
"Sebenarnya kamu harus merasa bangga, Kayu," kata sang paku.<br />
"Apa maksudmu, paku?" tanya si kayu tidak mengerti.<br />
"Sebenarnya semua pengorbananmu itu tidak seberapa dibandingkan dengan besarnya jasamu untuk seluruh dunia ini."<br />
"Hahahaha...jasa katamu? Jasa apa?!" tanya si kayu.<br />
"Begini, teman. Selama ini tubuhmu selalu dipotong-potong, digergaji, dihaluskan. Setelah itu tubuhmu direkatkan satu sama lain menggunakan paku. Dan setelah itu jadilah aneka jenis meja, kursi dan peralatan rumah tangga lain dengan bentuk yang indah. Namun, tidakkah kamu tahu bahwa dengan pengorbananmu ini kamu sudah menjadi bagian melahirkan para pahlawan, para ilmuwan, para peneliti, doktor, dokter, profesor dan masih banyak lagi profesi yang lain. Mereka bisa cerdas karena sebelumnya menuntut ilmu di bangku sekolah. Setiap hari mereka menuntut ilmu menggunakan tubuhmu. Coba bayangkan andai saja kamu tidak mengorbankan tubuhmu untuk dijadikan bangku dan kursi sekolah, maka mereka akan kesulitan menulis ilmu-ilmunya. Tentunya dunia keilmuan akan tidak bisa berkembang secepat ini."<br />
Si kayu hanya bisa diam mendengar penuturan sang paku. Dia kini sadar bahwa tidak seharusnya setiap hari dia menyesali diri. Seharusnya dia bangga karena sedikit pengobanannya ternyata bisa berperan serta memajukan perkembangan ilmu pengetahuan dunia.<br />
"Benar katamu, teman. Buat apa kita menyesali diri sendiri pada setiap pengorbanan yang kita kerjakan. Ternyata setiap pengorbanan tentu akan menghasilkan kebaikan yang tidak kita sadari sebelumnya," kata si kayu sambil merelakan tubuhnya dipaku untuk dijadikan bangku-bangku sekolah.<br />
<br />
<br />
<br />
selesai,'<br />
sumenep, 6 April 2013<br />
</div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-25695989133806230992013-03-08T20:32:00.003+07:002022-08-24T15:59:47.488+07:00SI SEMUT YANG JUARA (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqMQuj34A0PtgZ2YUSao93t_TtrS5gkRah2fZYCuRR5yMQ8uJ1omOIr3C2j4APSrp4fXc6m3aXeaEI59u4rBJat1MgdjO8TYycPtPMDz2_BJ-SmaersAA51urHTE9u-CPJmj5Mz7273vOX/s1600/Untitled.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqMQuj34A0PtgZ2YUSao93t_TtrS5gkRah2fZYCuRR5yMQ8uJ1omOIr3C2j4APSrp4fXc6m3aXeaEI59u4rBJat1MgdjO8TYycPtPMDz2_BJ-SmaersAA51urHTE9u-CPJmj5Mz7273vOX/s400/Untitled.png" height="225" title=" " width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
Malam itu, terjadi kegaduhan di kerajaan semut. Salah satu warganya bernama Mumut memberanikan diri mengikuti pemilihan pengganti Raja Hutan yang sebentar lagi akan habis masa tugasnya. Memang seluruh warga semut mengakui bahwa kepemimpinan si Mumut selama ini patut diacungi jempol. Prestasi si Mumut sangat banyak. Setiap kali ada kegiatan di kerajaan semut, maka si Mumutlah yang menjadi pemimpinnya. Walaupun prestasi si Mumut selangit di kalangan mereka, namun seluruh warga semut merasa cemas dan ragu bila dia bertindak nekad mengikuti pemilihan raja hutan.<br />
"Ide gila, Mut," kata teman-teman si Mumut. "Sebaiknya batalkan saja ikut pemilihan raja hutan."<br />
"Iya, Mut. Urungkan saja niatmu yang tidak masuk akal itu," seru teman si Mumut yang lain.<br />
"Benar, Mut. Kalau kamu mencalonkan diri menjadi raja di kerajaan semut pasti aku dukung. Tapi...kalau mencalonkan diri menjadi Raja Hutan aku meragukan kemampuanmu."<br />
Namun si Mumut tersenyum mendengar kekhawatiran teman-temannya. Si Mumut enggan mengurungkan niatkan, bahkan tekadnya semakin kuat menjadi raja hutan. Dia tidak menyangkan ternyata banyak teman-temannya yang sangat perduli dengan keselamatannya. <br />
"Mut, hentikan niatmu!" kata semut merah. "Kami sesungguhnya khawatir dengan keselamatanmu. Kami khawatir kamu akan celaka bila harus bertarung dengan musuhmu. Musuhmu sangat berat, Mut. Kami khawatir kamu tidak sanggup melawannya." <br />
"Benar, Mut. Lawan tandingmu adalah Si Gajah!! Tubuh Gajah sangat besar, Mut! Sekali injak dengan kakinya maka tubuhmu akan hilang ditelan bumi," kata semut yang lain meyakinkan.<br />
Sementara itu, beratus-ratus semut yang ikut mendengarkannya perdebatan itu ikut resah dan gelisah dengan kenekatan si Mumut. Semuanya khawatir seandainya si Mumut tewas maka mereka kehilangan calon pemimpin terbaiknya. <br />
"Teman-teman," kata si Mumut mulai menjawab keresahan teman-temannya. "Saya ucapkan terima kasih karena kalian begitu peduli dan mengkhawatirkan keselamatanku. Sebenarnya, kekhawatiran teman-teman itu berlebihan. Kita tahu khan setiap warga memiliki hak yang sama untuk menduduki posisi Raja Hutan. Nah...selama ini Raja Hutan selalu dimonopoli oleh yang memiliki kekuatan besar. Warga yang kuat senantiasa diunggul-unggulkan menduduki posisi penting. Tetapi, kali ini aku akan merubah pola pikir itu. Aku percaya dan telah memiliki taktik untuk memenangkannya. Aku akan buktikan bahwa rakyat kecil seperti kita layak menjadi raja hutan"<br />
"Hah? Kamu yakin memiliki taktik untuk memenangkannya, Mut?" tanya teman-temannya agak ragu.<br />
"Benar, asal kita bersatu maka aku akan mampu mengalahkan lawanku."<br />
"Maksudmu kita bersatu itu bagaimana, Mut?"<br />
"Begini, teman-teman. Untuk mengalahkan Gajah, aku perlu bantuan kalian. Aku butuh kekompakan kita. Aku butuh persatuan kita. Aku butuh kebersamaan kita. Maka aku yakin kalau kita bersatu pasti si gajah dapat aku kalahkan. Maukah kalian berjuang bersama-sama aku?" tanya si Mumut bersemangat.<br />
Dan tanpa dikomando seluruh semut menjawab : "Mauuuuuuuuuuuuuu.....mau...mau...kita bersatu melawan si Gajah."<br />
"Terimakasih teman-teman." kata si Mumut. "Nah, sekarang kita mulai menyusun strategi." <br />
Kemudian si Mumut mulai membagi tugas kepada seluruh semut. Sebagian semut diperintahkan untuk mengumpulkan buah merica sebanyak-banyaknya. Dan sebagian semut bertugas menumbuk setiap merica yang telah disetorkankannya. Sebagian semut bertugas menyaring merica yang telah ditumbuk. Kemudian merica yang telah halus ditempatkan pada sebuah kantong yang akan dibawa si Mumut bertarung melawan si Gajah.<br />
"Okey, kalau semua sudah siap maka aku akan pergi menemui si Gajah untuk memulai pertarungan," kata si Mumut sambil mengangkat kantong berisi bubuk merica. Sementara itu semua semut mengiringinya dari kejauhan. Si Mumut terus berjalan menuju tempat pertandingan.<br />
Di tempat pertandingan, si Mumut nampak berdiri tegap sambil menunggu si gajah datang. Sementara itu, teman-teman si Mumut menyaksikannya dari kejauhan. Seluruh semut saling bergandengan tangan sambil berdo'a agar si Mumut diberi kekuatan untuk menghadapi si gajah.<br />
Tidak berapa lama, di kejauhan nampak debu-debu beterbangan. Terdengar suara yang nyaring seperti bunyi terompet. "Toeeeeettttt....toeeeettt....toeeetttt." Ternyata yang datang adalah si gajah yang akan menjadi lawan tanding si Mumut. Si gajah datang diiringi teman-temannya seperti sapi, kerbau, kuda nil, dan hewan-hewan besar lainnya.<br />
"Aduh bagaimana ini?" kata teman si Mumut mulai merasa resah. "Bagaimana mungkin si Mumut bisa menghadapi lawan sebesar itu? Aduh...bagaimana ini?" Namun keresahan para semut tiba-tiba terhenti ketika terdengar suara si gajah yang menggelegar.<br />
"Jadi yang menjadi lawan tandingku hanyalah seekor semut?!!!! Huuuahahahahahahaha....huuuahahaha....huuuahahaha...nekat benar kamu, Mut!" bentak si gajah sambil berkacak pinggang menunjukkan keangkuhan dan ketakaburannya.<br />
"Urungkan saja niatmu, Mut! Percuma kamu menghadapi kekuatanku! Kamu hewan kecil apa yang bisa kamu andalkan untuk bisa melawanku...hah?!"<br />
"Jangan takabur begitu, Gajah," kata si Mumut. "<b><i>Setiap ketakaburan dan kesombongan tentu akan mencelakakan diri sendiri</i></b>. Kamu jangan takabur dengan kekuatan yang kamu miliki sat ini. Semua kemungkinan bisa terjadi. Dan sebaiknya mari kita memulai pertandingan ini."<br />
"Puih ! Bukan sombong, Mut! Tapi ini kenyataan? Tubuhmu kecil, lalu mana bisa mengalahkan keperkasaanku. Sekali aku injak dengan kakiku maka tubuhmu akan masuk ke dalam tanah."<br />
"Berhenti menyombongkan diri, Gajah! Ayo segera hadapi aku!" kata semut sambil berlari menghampiri si gajah. Dan si gajah diam saja tidak menggerakkan tubuh sama sekali. Si gajah tahu bahwa dibutuhkan berpuluh-puluh langkah si Mumut untuk bisa mendekati tubuhnya. Oleh karena itu sambil menunggu si semut berjalan di tubuhnya, si gajah memejamkan mata sambil tiduran di atas tanah. Si gajah benar-benar menganggap enteng kecerdikan si Mumut. Dan tidak berapa lama si Mumut telah berada di dekat belalai si gajah. Kemudian dia mengeluarkan kantong yang berisi tumbukan merica halus dan secepat kilat merica halus tersebut ditaburkan ke kedua lobang hidung si Gajah. Sebelum si Gajah menyadari apa yang dilakukannya, maka si Mumut secepat kilat berlari memasuki telinga kanan si Gajah. Lalu dia menggigitnya kuat-kuat di beberapa tempat.<br />
"Toeeetttt...toeeettt...toeeett....aduh sakit..sakit...sakit...!!.telingaku sakit....hasiiihhhh....hasiihhh !!!," teriak si gajah menahan rasa sakit sambil berkali-kali bersin. Si gajah mencoba berusaha mengeluarkan hewan yang telah menggigit telinganya dengan belalainya, namun usahanya selalu gagal karena hidungnya telah dipenuhi oleh bubuk merica yang ditaburkan si Mumut sehingga hal inilah yang mengakibatkan dirinya senantiasa bersin terus menerus.<br />
Si gajah semakin resah merasakan telinganya sakit. Sementara itu hidungnya tidak henti-hentinya bersin. Akhirnya untuk meredakan rasa sakitnya, si gajah berguling-guling ke atas tanah. Berkali-kali telinga kanannya dibentur-benturkan ke benda apa saja yang ada di dekatnya, namun rasa sakit di telinganya tidak hilang juga. Sementara itu, seluruh teman si Gajah tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka ingin menolong si gajah, namun si gajah terus meronta-ronta dan berlarian kesana kemari. Akhirnya, lama kelamaan tenaga si gajah mulai habis dan tubuhnya jatuh ke atas tanah tanpa bisa bergerak lagi. Si gajah sudah tidak berdaya. Dia akhirnya menyerah dan mengakui kekalahannya melawan si Mumut. "Aku mengaku kalah, Mut. Kamu memang hewan kecil namun amat cerdik." kata si gajah.<br />
"Horeee.....hore...hore...hore....hidup Mumut...Hidup Mumut...hidup Mumut," teriak para semut sambil berlarian mendekati si Mumut. "Hore...si Mumut yang cerdik kini berhak menjadi Raja Hutan....!"<br />
Si Gajah tertunduk malu. Dia malu telah meremehkan kecerdikan si Mumut. Ia menyesal telah bersikap takabur dan sombong dengan kekuatan diri sendiri. Setelah mengucapkan selamat atas kemenangan si Mumut, kemudian ia pergi menjauh diikuti teman-temannya.<br />
<br />
<br />
selesai<br />
<br />
sumenep, 8 maret 2013 </div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-64008359794479153352013-03-07T09:30:00.001+07:002022-08-24T16:00:07.020+07:00PERSAHABATAN GAJAH DAN KERBAU (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifcdKwsR4qOiGL55PeLUJpmf7pXfZaWib8pYplvO0CHZJLdcuWXXXzXCBOEjFoWm7VMIPssDplW8uagLUInxc5Ad_RIotiXsWeoj57p_zLwDR12SAuNxevpgdkl67zBmuSnnK-2Oug_ZBb/s1600/gajah+dan+kerbau.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifcdKwsR4qOiGL55PeLUJpmf7pXfZaWib8pYplvO0CHZJLdcuWXXXzXCBOEjFoWm7VMIPssDplW8uagLUInxc5Ad_RIotiXsWeoj57p_zLwDR12SAuNxevpgdkl67zBmuSnnK-2Oug_ZBb/s640/gajah+dan+kerbau.png" title=" " width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
Dahulu kala, ada seorang petani yang memiliki hewan gajah dan kerbau. Hewan-hewan itulah yang membantunya dalam menggarap tanah pertaniannya. Gajah dan kerbau dengan senang hati bekerjasama membantu pak tani mengolah tanah pertanian. Setiap selesai mengolah tanah, mereka selalu mendapat jatah rumput yang segar dari pak tani. Dan mereka dengan senang hati memakan rumput itu bersama-sama.<br />
Namun, persahabatan gajah dan kerbau sedikit terganggu dengan kebiasaan jorok yang dimiliki kerbau. Si kerbau ternyata malas kalau disuruh mandi, sehingga setiap si gajah berdekatan dengannya maka akan tercium bau tidak enak yang sangat menusuk hidung si gajah. Mula-mula si gajah bisa tahan dan menyadari kekurangan temannya itu, tetapi lama kelamaan timbul rasa jengkelnya juga. "Kalau dibiarkan terus maka selera makanku akan hilang," pikir si gajah. Maka pada saat yang tepat si gajah menegur kebiasaan jorok temannya.<br />
"He, Kerbau. Tubuhmu bau...ayo sana mandi dulu ke sungai!" protes si gajah.<br />
Namun si kerbau pura-pura tidak dengar kata-kata si gajah.<br />
"Hei, kerbau. Tubuhmu bau...sudah lama kamu belum mandi!"<br />
"Oaaawww....malas," jawab si kerbau<br />
"Walah...walah...walah....jangan jorok begitu, ah! Badanmu bau...aku jadi malas kalau berdekatan dengan kamu."<br />
"Biar saja...aku malas mandi...dingin...badanku nanti bisa masuk angin...kamu mau kerokin tubuhku?"<br />
Dan si gajah tidak mau lagi berdebat karena takut merusak persahabatan mereka. Akhirnya dia pergi meninggalkan si kerbau sendirian. <br />
"Ya sudahlah kalau kamu bertahan dengan kemalasanmu...maka mulai besok aku enggan berdekatan dengan kamu lagi," demikian ancam si gajah.<br />
"Siapa takut.....siapa takut....oawwww," ejek si kerbau kepada si hajah.<br />
Pada keesokan hari setelah mereka menyelesaikan pekerjaan membajak sawah, sebagaimana biasa mereka mendapat jatah makan rumput dari pak tani. Dan sebagaimana kesepakatan sebelumnya si gajah enggan berdekatan dengan kerbau lagi. Si gajah berdiri di sebelah utara kotak makanan, sedang si kerbau berdiri di ujung sebelah selatan kotak makanan. Mereka berdiri berjauhan. Karena si gajah memiliki belalai yang panjang sehingga dengan enaknya dia meraih rumput-rumput yang letaknya jauh dari tempatnya berdiri. Sedangkan si kerbau hanya menikmati rumput yang ada di hadapannya saja. "Aduh...ini tidak adil," pikir si kerbau. "Aku cuma kebagian rumput sedikit, sedang si gajah mendapat jatah banyak? Ini tidak adil."<br />
"He he he he he.....kamu curang, Gajah! Kamu dapat rumput yang banyak sedangkan aku cuma mendapat jatah sedikit. Ini tidak adil'," protes si kerbau.<br />
"Ya adil kan! Kita berdiri berjauhan...siapa yang dapat meraih rumput sebanyak-banyaknya ya dia boleh menikmati sepuasnya. Ini kan perjanjian kita kemarin<' kata si gajah.<br />
Si kerbau akhirnya menyadari kesalahannya. "Kalau aku tidak segera mandi maka si gajah akan merebut jatah makanku setiap hari," kata si kerbau dalam hati. Dan sejak saat itu si kerbau senantiasa pergi ke sungai untuk membersihkan diri ke kali agar tubuhnya tidak bau lagi.<br />
Di kejauhan, si gajah tersenyum senang karena temannya sudah merobah kebiasaan joroknya. "Mulai besok aku akan memiliki teman yang hilang bau badannya. Dan aku akan membagi sama rata jatah makan rumputku dengan si kerbau."<br />
<b><i>"Hoi, Gajah...kalau aku masuk angin maka kamu bertanggung jawab untuk menggosok tubuhku dengan minyak kayu putih yaaa....</i></b>'" teriak si kerbau sambil terus berendam di dalam air sungai<br />
<br />
<br />
<br />
selesai<br />
<br />
sumenep, 7 maret 2013</div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-28892104339891638022013-03-05T08:51:00.002+07:002022-08-24T16:00:28.995+07:00KAKEK SENO YANG BIJAKSANA (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio0y8rFqutkFDbGQ4lpKySrJJfaeyI48qSGEWeW0FOf7VhU4Gv255A7HB0gqJZ7WCtHFHe2vTxoAWd4SWVnkpjyALOfErX2kmzTGwxYE7BwibUC4GqMEd4izgnuGmPPAuKP46h8cRgWhtU/s1600/lucu+lucuan+ker1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio0y8rFqutkFDbGQ4lpKySrJJfaeyI48qSGEWeW0FOf7VhU4Gv255A7HB0gqJZ7WCtHFHe2vTxoAWd4SWVnkpjyALOfErX2kmzTGwxYE7BwibUC4GqMEd4izgnuGmPPAuKP46h8cRgWhtU/s1600/lucu+lucuan+ker1.jpg" title=" " /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar : <i style="color: lime;">agus karianto</i></td></tr>
</tbody></table>
Mbah Seno, begitulah cara kami menyapa kepada seorang lelaki tua yang hidup sebatang kara di gubuk pinggir pantai. Umurnya sudah menginjak tujuh puluh tahunan namun tenaganya masih kuat berjalan menyusuri pantai setiap pagi hari. Dia orangnya ramah dan penyabar sehingga kami senang bila bermain bersamanya. Ada saja nasehat mulia yang dia sampaikan kepada anak-anak. Memang Mbah Seno senantiasa memegang prinsip hidup bahwa bila kita ingin hidup mulia maka se<i>lagi hidup kita harus senantiasa bermanfaat bagi siapa saja dan dimanapun berada</i>.<br />
Sore itu, kami sengaja ingin berkunjung ke rumah Mbah Seno. Sudah tiga minggu sejak kami menghadapi ujian sekolah, memang kami jarang bisa keluar rumah. Kami harus bekerja keras. Kami harus berjihad dan bertarung mati-matian mempelajari pelajaran sekolah agar nilai ujian menjadi baik. Kata mbah Seno berjihadnya anak pelajar yaitu dengan cara mempelajari pelajaran sekolah. "<i>Jadi belajar sungguh-sungguh termasuk ibadah dan berpahala juga lho,</i>" kata mbah seno beberapa waktu yang lalu.<br />
"Assalamu'alaikum," kata kami sewaktu tiba di rumah mbah Seno. Namun tidak ada jawaban salam kami dari dalam rumah Mbah Seno. Dan kami berusaha mengulangi mengucapkan salam lagi.<br />
"Assalamu'alaikum, Mbah Seno"<br />
Namun ucapan salam kedua kami juga tidak mendapat jawaban dari dalam rumah. Kami mulai resah dan saling bertanya.<br />
"Hei...ada nggak ya, mbah Seno? Kok sudah dua kali kita ucapkan salam tapi belum mendapat jawaban juga."<br />
"Iya nih, aneh, tidak biasanya Mbah Seno begini. Atau jangan-jangan beliau sakit?"<br />
Wah kami semakin resah dan panik kalau saja mbah seno benar-benar sakit. Lalu kami berusaha mencoba melongok ke dalam rumah untuk melihat kondisi mbah Seno. Namun kami semakin kecewa karena ternyata di dalam rumah mbah Seno juga tidak ada.<br />
"Kemana perginya Mbah Seno? Bukankah saat ini hari sudah sore, seharusnya beliau sudah berada di rumahnya...Wah pergi kemana beliau?"<br />
"Ini gara-gara kamu sih, Agus," kata Andik menyalahkan.<br />
"Lho kok aku dibawa-bawa? Memangnya salahku apa?"<br />
"Kamu kan tidak mau diajak keluar untuk mengunjungi Mbah Seno beberapa hari yang lalu? Beliau kan hidup sebatang kara, sehingga karena tidak ada teman akhirnya dia pergi entah kemana."<br />
"Lho...ya tidak bisa begitu, kawan. Bukankah kita sudah sepakat mentaati nasehat Mbah Seno untuk berjihad mati-matian mempelajari pelajaran kita agar nilainya bagus. Nah, resikonya ya kita memanfaatkan semaksimal mungkin waktu kita. Setiap detik waktu kita sangat berguna untuk belajar. Oleh karena itu, saya enggan membuang-buang waktu percuma hanya untuk sekedar bermain-main yang tidak ada gunanya."<br />
"Iya...tapi mengunjungi Mbah Seno kan berguna juga, Gus! Bukankah dia hidup sendirian...nah..."<br />
"Sudah..sudah...sudah..kita tidak usah berlama-lama berdebat...kita berpikir positif saja. Kita jangan menduga-duga sesuatu yang belum tentu kebenarannya. Lebih baik kita segera mencari ke sekitar pantai...biasanya Mbah Seno khan senang menyusuri pantai."<br />
"Ya iyalah...ayuk kita cari beliau bersama-sama..." dan kami serentak menyusuri tepian pantai sambil mencari keberadaan Mbah Seno. Setiap tempat dimana Mbah Seno sering menyendiri telah kami singgahi, namun Mbah Seno belum ketemu juga. Kami nyaris putus ada. Dan hari semakin sore, namun usaha kami tidak membawa hasil. Mbah seno sepertinya telah menghilang. Mbah Seno hilang. Mbah Seno hilang. Kami semakin merasa bersalah.<br />
Berita tentang hilangnya Mbah Seno cepat tersebar ke seluruh sudut kampung. Masyarakat mulai ramai memperbincangkan tentang hilangnya Mbah Seno. Dan atas kesepakatan aparat desa, maka seluruh masyarakat dikerahkan untuk mencari keberadaan Mbah Seno. Oleh karena itu, sejak pagi hari tanpa dikomando dan dengan sukarela seluruh masyarakat mulai menyebar ke seluruh pantai untuk mencari keberadaan Mbah Seno. Namun belum begitu lama, tiba-tiba salah satu warga berteriak kencang-kencang :<br />
"Hoiiiii....saya sudah menemukan Mbah Seno...saya sudah menemukan Mbah Seno...!!!"<br />
Seluruh warga segera menghentikan pencariannya. Dan mereka segera berlarian menuju ke arah warga yang telah menemukan keberadaan Mbah Seno.<br />
"Ternyata Mbah Seno masih segar bugar," kata beberapa warga. "Mbah Seno kemana saja semalaman? Kami seluruh warga merasa panik atas hilangnya Mbah Seno."<br />
"Maafkan Mbah Seno, cucu-cucuku," kata Mbah Seno "Memang semalaman Mbah Seno tidak pulang ke rumah. Mbah sengaja pergi ke kampung sebelah untuk mencari ini," kata Mbah Seno sambil menunjukkan sekeranjang bibit-bibit bakau.<br />
"Hah?! Apa ini Mbah?"<br />
"Lho...itu khan bibit bakau, Mbah " <br />
"Memangnya untuk apa mencari bibit bakau, Mbah ?"<br />
Mbah Seno terdiam. Dia mengambil nafas panjang berkali-kali. Lalu beliau mengambil sebuah bibit bakau untuk diperlihatkan kepada warga masyarakat.<br />
"Begini cucu-cucuku," kata Mbah Seno mulai bercerita. "Kalian kan tahu, kalau akhir-akhir ini desa kita sering sekali diterjang air laut. Sudah banyak rumah warga yang rusak. Bahkan saat terjadi ROB yaitu air laut pasang maka nyaris beberapa tempat tergenangi air laut. Kita kebanjiran. Dampaknya aktifitas warga akan terganggu. Belum lagi para nelayan sekarang semakin berkurang mendapatkan hasil tangkapan. Mbah ingat, dulu kita mudah mendapatkan udang, kepiting dan ikan-ikan. Namun sejak hutan bakau kita porak poranda, berantakan, banyak pemotongan liar dan nyaris pantai kita gundul maka kita semakin susah mendapatkan udang. Kita semakin sudah mendapatkan kepiting. Kita semakin susah meningkatkan hasil tangkapan di laut. Ikan-ikan senantiasa kita tangkap sedangkan habitat tempat udang, ikan dan kepiting bertelur tidak ada, sehingga wajarlah hidup kita semakin susah begini."<br />
"Tapi, Mbah, yang menurunkan rejeki itu khan Allah SWT...kalau memang rejeki kita cuma segitu ya kita terima saja."<br />
"Benar cucuku, namun sebagai manusia kita tidak boleh pasrah begitu saja. Apa karena Allah sudah menentukan rejeki kita maka kita pasrah begitu saja dengan kehidupan pantai yang rusak karena ulah kita?<br />
Ini hukum alam. Ini sunatullah, cucuku. Barang siapa yang merawat lingkungannya maka Allah akan menurunkan nikmat sehatnya dan barang siapa yang mencoba merusak alam sekitarnya maka Allah juga akan menurunkan malapetaka bagi kehidupannya. Dan seperti yang kita saksikan di kampung kita ini. Banyak masyarakat sudah tidak perduli dengan lingkungan. Pohon bakau ditebang semaunya. Para nelayan mengambil semua hasil tangkapan tanpa memperdulikan ikan bibit tetap dia tangkap. Kita semakin jorok dengan membuang sampah sembarangan. Dan dampaknya dapat kita saksikan sekarang ini."<br />
Mendengar penjelasan Mbah Seno yang masuk akal membuat seluruh masyarakat sadar akan kesalahannya selama ini. Bapak kepala desa merasa senang atas sikap Mbah Seno yang masih perduli dengan kampungnya.<br />
"Lalu, sekarang apa yang harus kita lakukan, Mabh Seno?" kata masyarakat.<br />
"Begini, cucu-cucuku. Mbah semalam telah mengumpulkan sekarung bibit-bibit bakau. Nah, mbah minta kesadaran seluruh warga untuk menanami sepanjang pantai kita dengan bibit bakau ini. Dan marilah kita rawat dan kita hijaukan sepanjang pantai dengan pohon bakau. Karena dengan hutan bakau ini, insyaallah allah akan menurunkan rahmat dan rezekinya buat seluruh masyarakat. Bila sepanjang pantai kita telah menghijau dengan hutan bakau maka kita akan semakin sehat, para nelayan akan meningkat hasil tangkapannya dan ibu-ibu akan semakin mudah mendapatkan udang, kepiting dan ikan-ikan segar yang lezat."<br />
"Okey...okey...siap Mbah...siap Mbah...siap Mbah..." kata seluruh masyarakat spontan dan penuh kesadaran sambil mengambil bibi-bibit bakau untuk ditanamkan ke sepanjang pantai desa mereka.<br />
Melihat masyarakatnya dengan senang hati berusaha menghijaukan kawasan pantai membuat Bapak kepala desa merasa senang dan diapun segera ikut terjun bersama warga mengambil bibit bakau untuk ditanamkan ke sepanjang pantai sambil berkata kepada Mbah Seno<br />
"Terima kasih, Mbah Seno. Kau layak mendapat julukan pahlawan sejati. Seorang pahlawan tidak memperdulikan apakah pengabdiannya dihargai orang atau tidak. Seorang pahlawan adalah pejuang yang mengabdikan dirinya agar bermanfaat bagi masyarakat banyak sekecil apapun nilainya." <br />
<br /></div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-63657369422385372272013-03-04T15:13:00.007+07:002022-08-24T16:13:02.133+07:00Si Kakek Monyet yang pembohong (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqzCMtqsG7Y4jecKSNuex518l-ZenV0wSqGRVBzRaZcuhqGaT4ep_XIGAiPCCcw7YL-EkERCIkPanBCRSi35LVPfQ54u-6G_yK2_IRc332DS8yz07GK7ptm1Mr7wRMC_tYWbFGhKkkpVLD/s1600/bedes+raja.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqzCMtqsG7Y4jecKSNuex518l-ZenV0wSqGRVBzRaZcuhqGaT4ep_XIGAiPCCcw7YL-EkERCIkPanBCRSi35LVPfQ54u-6G_yK2_IRc332DS8yz07GK7ptm1Mr7wRMC_tYWbFGhKkkpVLD/s400/bedes+raja.png" title=" " width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">illustrasi : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
Di sebuah hutan, hiduplah seekor monyet yang sudah tua. Semua teman-teman menyebutnya Kakek monyet. Dia kini hidup sendirian. Usianya yang sudah semakin tua menyebabkan dia tidak bisa mencari makanan ke dalam hutan. Oleh karena itu, setiap hari dia senantiasa mengharapkan pemberian makanan dari siapa saja yang kebetulan lewat di depan rumahnya.<br />
Suatu hari, kakek monyet dinobatkan sebagai raja hutan. Jabatan itu diberikan kepadanya hanya karena terpaksa, sebab Pak Harimau yang menjabat sebagai raja hutan saat itu sedang sakit parah. Sementara hewan-hewan lain yang pantas menggantikannya sedang bertugas mencari obat untuk kesembuhan rajanya. Sedangkan seluruh hewan yang tidak kebagian tugas merawat sang raja tidak mau ditunjuk sebagai raja sementara menggantikan Pak Harimau. Akhirnya, daripada terjadi kekosongan pimpinan di hutan maka terpaksa ditunjuklah kakek monyet untuk menjadi Raja hutan.<br />
Ternyata kepemimpinan kakek monyet tidak sebaik yang diharapkan hewan-hewan. Setelah menduduki jabatan raja hutan, dia sering berbuat tidak jujur. Sering berbuat curang, mau menangnya sendiri. Dan kalau menyelesaikan masalah, keputusannya senantiasa tidak adil. Dia selalu memenangkan siapa saja yang bisa memberikan keuntungan padanya. Siapa yang bisa memberi hadiah besar maka perkaranya akan dimenangkan oleh kakek monyet. Meskipun mereka dijadikan terdakwa, namun kakek monyet bisa merobah keputusan dengan cara meringankan hukumam bahkan bisa membebaskannya dari segala tuduhan. Sehingga perbuatan kakek monyet menjadikan seluruh penghuni hutan geram. Marah. Jengkel. Seluruh penghuni hutan berniat menggulingkan kepemimpinannya. Namun niat mereka tidak terlaksana sebab belum ada hewan lain yang berani menggantikan kedudukannya. Akhirnya mereka hanya bisa sabar sambil terus menunggu Pak Harimau sembuh.<br />
Betahun-tahun berlalu, ternyata Pak Harimau belum sembuh-sembuh juga. Hal ini membuat hewan-hewan sedih karena mereka semakin menderita dan tidak senang dengan kepemimpinan Kakek monyet. Namun lain halnya dengan sikap kakek monyet. Akibat Pak harimau yang tidak kunjung sembuh justru membuat kakek monyet semakin senang, karena jabatannya semakin panjang dan semakin lama dia menikmati enaknya fasilitas menjadi raja hutan.<br />
Suatu hari, kakek monyet membuat ulah. Saat ia istirahat di tepi danau sendirian, tiba-tiba dia berteriak sekencang-kencangnya.<br />
"Hoiiiii........ada buaya putih...," teriak kakek monyet.<br />
Seluruh penghuni hutan terkejut mendengar teriakan kakek monyet. Maka mereka serentak menghampiri kakek monyet yang sedang tiduran di tepi danau. Mereka memang menanti-nanti hewan yang bisa menggantikan kedudukan kakek monyet. Oleh karena itu, begitu mendengar kedatangan buaya putih maka mereka spontan merasa senang dan ingin menyambut kedatangannya. Mereka berniat mengganti kedudukan raja hutan yang dipegang kakek monyet kepada si buaya putih.<br />
"Mana buaya putihnya, kakek monyet?" tanya semua penghuni hutan.<br />
"Hahahahahaha...hohohoho...hihihihi....huhuhuhu.....kalian kena tipu," jawab kakek monyet sambil menari-nari dan melompat-lompat kegirangan. "Hahahaha...Mana ada di jaman sekarang buaya putih, sih! Kalian ini mudah kena tipu...hahahahaha..."<br />
Akhirnya, semua hewan pulang dengan perasaan kecewa dan dongkol kepada kakek monyet. Mereka jengkel karena telah dibohongi raja mereka. Namun belum lama hewan-hewan meninggalkan tempat dimana sang raja istirahat, tiba-tiba ada teriakan sang raja lagi.<br />
"Hoiiiiii.....rakyatku....ayo kemari....ternyata ada utusan buaya putih nih....cepat!" teriak kakek monyet.<br />
Dan seluruh hewan-hewan kembali percaya dengan panggilan sang raja. Mereka berlarian menghampiri sang raja yang sedang beristirahat. Tidak terkecuali hewan kecil, tua, muda, jantan dan betina semua mendatanginya. Namun lagi-lagi mereka menjadi kecewa karena ternyata sang raja telah membohonginya untuk yang kedua kalinya.<br />
"Hahahahaha..hohoho...hihihi....huhuhu.....rakyatku.....<b><i>kachian dech lu...kalian kena tipu lagi..hohoho</i></b>." kata kakek monyet sambil bernyanyi-nyanyi sambil tubuhnya berjumpalitan di atas tanah.<br />
Untuk yang kedua kalinya seluruh hewan semakin jengkel terhadap kebohongan raja mereka. Ternyata jabatan yang disandang kakek monyet disalahgunakan untuk membohongi rakyatnya. Kakek monyet tidak memikirkan akibat tingkahnya membohongi mereka. Akibat ulah si kakek monyet, membuat pekerjaan di rumah mereka terbengkalai. Pekerjaan memasak makanan tertunda, pekerjaan mencari air minum tertunda. Akhirnya, mereka pulang dengan perasaan kecewa. Mereka semakin apatis dengan sikap rajanya. Mereka semakin waspada dan hati-hati serta tidak mudah percaya apabila raja mereka mengeluarkan perintah.<br />
"Hoiiiii....ada buaya...hoiii ada buaya....hoiiii ...tolong...tolong...tolong...ada buaya...sungguh nih ada buaya...tolong...tolong rakyatku !!!" teriak kakek monyet kebingungan sambil mencoba berlari dari tangkapan si buaya. <br />
"Ah....Kakek monyet mulai berbohong lagi, tuh, teman-teman," kata salah satu hewan.<br />
"Iya...sudah dua kali kita kena tipu," timpal yang lain.<br />
"Ya...biarkan saja kakek monyet teriak-teriak. Lebih baik kita melanjutkan pekerjaan kita yang belum selesai. Ayo...pulang..pulang...pulang...," kata hewan lainnya sambil berjalan pulang ke rumah masing-masing.<br />
Ternyata di pinggir danau, kakek monyet benar-benar berhadapan dengan sang buaya. Kakek monyet mencoba berkali-kali melepaskan diri dari gigitan si buaya, namun usahanya selalu gagal. Semakin kuat kakek monyet mengeluarkan tenaga untuk melepaskan diri dari gigitan sang buaya maka tenaganya semakin melemah. Akhirnya si buaya dengan mudah melumpuhkannya. Dan dengan sekali kibasan ekornya, membuat tubuh kakek monyet tidak berdaya dan akhirnya mati. Lalu si buaya membawa tubuh kakek monyet ke sarangnya.<br />
"Kasihan nasib Kakek Monyet," kata si burung kenari yang sejak lama memperhatikannya. "Akibat ulah kakek monyet yang selalu berkata bohong akhirnya banyak rakyatnya yang tidak percaya terhadap semua perintahnya. Disaat dia terjepit dan memerlukan bantuan namun rakyatnya sudah tidak mempercayai kata-lkatanya lagi. Ucapan sang raja dianggap angin lalu saja. UCAPAN SANG RAJA PASTILAH BOHONG BELAKA.<br />
<br />
<br />
pesan moral : pemimpin atau siapa saja yang suka berbohong membuat orang tidak mempercayainya. <br />
<br />
selesai<br />
<br />
sumenep, 4 maret 2013 </div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-25766282480943181072013-03-04T15:13:00.006+07:002022-08-24T16:12:36.409+07:00Si Kakek Monyet yang pembohong (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqzCMtqsG7Y4jecKSNuex518l-ZenV0wSqGRVBzRaZcuhqGaT4ep_XIGAiPCCcw7YL-EkERCIkPanBCRSi35LVPfQ54u-6G_yK2_IRc332DS8yz07GK7ptm1Mr7wRMC_tYWbFGhKkkpVLD/s1600/bedes+raja.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqzCMtqsG7Y4jecKSNuex518l-ZenV0wSqGRVBzRaZcuhqGaT4ep_XIGAiPCCcw7YL-EkERCIkPanBCRSi35LVPfQ54u-6G_yK2_IRc332DS8yz07GK7ptm1Mr7wRMC_tYWbFGhKkkpVLD/s400/bedes+raja.png" title=" " width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">illustrasi : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
Di sebuah hutan, hiduplah seekor monyet yang sudah tua. Semua teman-teman menyebutnya Kakek monyet. Dia kini hidup sendirian. Usianya yang sudah semakin tua menyebabkan dia tidak bisa mencari makanan ke dalam hutan. Oleh karena itu, setiap hari dia senantiasa mengharapkan pemberian makanan dari siapa saja yang kebetulan lewat di depan rumahnya.<br />
Suatu hari, kakek monyet dinobatkan sebagai raja hutan. Jabatan itu diberikan kepadanya hanya karena terpaksa, sebab Pak Harimau yang menjabat sebagai raja hutan saat itu sedang sakit parah. Sementara hewan-hewan lain yang pantas menggantikannya sedang bertugas mencari obat untuk kesembuhan rajanya. Sedangkan seluruh hewan yang tidak kebagian tugas merawat sang raja tidak mau ditunjuk sebagai raja sementara menggantikan Pak Harimau. Akhirnya, daripada terjadi kekosongan pimpinan di hutan maka terpaksa ditunjuklah kakek monyet untuk menjadi Raja hutan.<br />
Ternyata kepemimpinan kakek monyet tidak sebaik yang diharapkan hewan-hewan. Setelah menduduki jabatan raja hutan, dia sering berbuat tidak jujur. Sering berbuat curang, mau menangnya sendiri. Dan kalau menyelesaikan masalah, keputusannya senantiasa tidak adil. Dia selalu memenangkan siapa saja yang bisa memberikan keuntungan padanya. Siapa yang bisa memberi hadiah besar maka perkaranya akan dimenangkan oleh kakek monyet. Meskipun mereka dijadikan terdakwa, namun kakek monyet bisa merobah keputusan dengan cara meringankan hukumam bahkan bisa membebaskannya dari segala tuduhan. Sehingga perbuatan kakek monyet menjadikan seluruh penghuni hutan geram. Marah. Jengkel. Seluruh penghuni hutan berniat menggulingkan kepemimpinannya. Namun niat mereka tidak terlaksana sebab belum ada hewan lain yang berani menggantikan kedudukannya. Akhirnya mereka hanya bisa sabar sambil terus menunggu Pak Harimau sembuh.<br />
Betahun-tahun berlalu, ternyata Pak Harimau belum sembuh-sembuh juga. Hal ini membuat hewan-hewan sedih karena mereka semakin menderita dan tidak senang dengan kepemimpinan Kakek monyet. Namun lain halnya dengan sikap kakek monyet. Akibat Pak harimau yang tidak kunjung sembuh justru membuat kakek monyet semakin senang, karena jabatannya semakin panjang dan semakin lama dia menikmati enaknya fasilitas menjadi raja hutan.<br />
Suatu hari, kakek monyet membuat ulah. Saat ia istirahat di tepi danau sendirian, tiba-tiba dia berteriak sekencang-kencangnya.<br />
"Hoiiiii........ada buaya putih...," teriak kakek monyet.<br />
Seluruh penghuni hutan terkejut mendengar teriakan kakek monyet. Maka mereka serentak menghampiri kakek monyet yang sedang tiduran di tepi danau. Mereka memang menanti-nanti hewan yang bisa menggantikan kedudukan kakek monyet. Oleh karena itu, begitu mendengar kedatangan buaya putih maka mereka spontan merasa senang dan ingin menyambut kedatangannya. Mereka berniat mengganti kedudukan raja hutan yang dipegang kakek monyet kepada si buaya putih.<br />
"Mana buaya putihnya, kakek monyet?" tanya semua penghuni hutan.<br />
"Hahahahahaha...hohohoho...hihihihi....huhuhuhu.....kalian kena tipu," jawab kakek monyet sambil menari-nari dan melompat-lompat kegirangan. "Hahahaha...Mana ada di jaman sekarang buaya putih, sih! Kalian ini mudah kena tipu...hahahahaha..."<br />
Akhirnya, semua hewan pulang dengan perasaan kecewa dan dongkol kepada kakek monyet. Mereka jengkel karena telah dibohongi raja mereka. Namun belum lama hewan-hewan meninggalkan tempat dimana sang raja istirahat, tiba-tiba ada teriakan sang raja lagi.<br />
"Hoiiiiii.....rakyatku....ayo kemari....ternyata ada utusan buaya putih nih....cepat!" teriak kakek monyet.<br />
Dan seluruh hewan-hewan kembali percaya dengan panggilan sang raja. Mereka berlarian menghampiri sang raja yang sedang beristirahat. Tidak terkecuali hewan kecil, tua, muda, jantan dan betina semua mendatanginya. Namun lagi-lagi mereka menjadi kecewa karena ternyata sang raja telah membohonginya untuk yang kedua kalinya.<br />
"Hahahahaha..hohoho...hihihi....huhuhu.....rakyatku.....<b><i>kachian dech lu...kalian kena tipu lagi..hohoho</i></b>." kata kakek monyet sambil bernyanyi-nyanyi sambil tubuhnya berjumpalitan di atas tanah.<br />
Untuk yang kedua kalinya seluruh hewan semakin jengkel terhadap kebohongan raja mereka. Ternyata jabatan yang disandang kakek monyet disalahgunakan untuk membohongi rakyatnya. Kakek monyet tidak memikirkan akibat tingkahnya membohongi mereka. Akibat ulah si kakek monyet, membuat pekerjaan di rumah mereka terbengkalai. Pekerjaan memasak makanan tertunda, pekerjaan mencari air minum tertunda. Akhirnya, mereka pulang dengan perasaan kecewa. Mereka semakin apatis dengan sikap rajanya. Mereka semakin waspada dan hati-hati serta tidak mudah percaya apabila raja mereka mengeluarkan perintah.<br />
"Hoiiiii....ada buaya...hoiii ada buaya....hoiiii ...tolong...tolong...tolong...ada buaya...sungguh nih ada buaya...tolong...tolong rakyatku !!!" teriak kakek monyet kebingungan sambil mencoba berlari dari tangkapan si buaya. <br />
"Ah....Kakek monyet mulai berbohong lagi, tuh, teman-teman," kata salah satu hewan.<br />
"Iya...sudah dua kali kita kena tipu," timpal yang lain.<br />
"Ya...biarkan saja kakek monyet teriak-teriak. Lebih baik kita melanjutkan pekerjaan kita yang belum selesai. Ayo...pulang..pulang...pulang...," kata hewan lainnya sambil berjalan pulang ke rumah masing-masing.<br />
Ternyata di pinggir danau, kakek monyet benar-benar berhadapan dengan sang buaya. Kakek monyet mencoba berkali-kali melepaskan diri dari gigitan si buaya, namun usahanya selalu gagal. Semakin kuat kakek monyet mengeluarkan tenaga untuk melepaskan diri dari gigitan sang buaya maka tenaganya semakin melemah. Akhirnya si buaya dengan mudah melumpuhkannya. Dan dengan sekali kibasan ekornya, membuat tubuh kakek monyet tidak berdaya dan akhirnya mati. Lalu si buaya membawa tubuh kakek monyet ke sarangnya.<br />
"Kasihan nasib Kakek Monyet," kata si burung kenari yang sejak lama memperhatikannya. "Akibat ulah kakek monyet yang selalu berkata bohong akhirnya banyak rakyatnya yang tidak percaya terhadap semua perintahnya. Disaat dia terjepit dan memerlukan bantuan namun rakyatnya sudah tidak mempercayai kata-lkatanya lagi. Ucapan sang raja dianggap angin lalu saja. UCAPAN SANG RAJA PASTILAH BOHONG BELAKA.<br />
<br />
<br />
pesan moral : pemimpin atau siapa saja yang suka berbohong membuat orang tidak mempercayainya. <br />
<br />
selesai<br />
<br />
sumenep, 4 maret 2013 </div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-29580407850955649252013-02-27T08:38:00.001+07:002022-08-24T16:13:45.317+07:00KISAH SI TOKEK DAN TONGKAT RAJA (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRi5yvABMNuUugLSeOO5Dcni_SzfMwFDuWbGT4IQ8-Kq1h5h4mwRvXEi2lGVopmIfkClhDiN8DmIm2bRVwQ00Ojbu8-WRddC41Df2m3pSPkm53YGN_P3t5q-e6Ea-3vEJDSVY1tNBudxyY/s1600/TOKEK.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRi5yvABMNuUugLSeOO5Dcni_SzfMwFDuWbGT4IQ8-Kq1h5h4mwRvXEi2lGVopmIfkClhDiN8DmIm2bRVwQ00Ojbu8-WRddC41Df2m3pSPkm53YGN_P3t5q-e6Ea-3vEJDSVY1tNBudxyY/s400/TOKEK.png" title=" " width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Illustrasi : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
Dahulu kala, kerajaan Antah Beratah diperintah oleh seorang raja yang bijaksana, jujur dan amanah. Seluruh menteri dan prajurit juga memiliki sifat yang sama dengan rajanya. Bijaksana, jujur dan amanah. Pemimpin yang jujur dan amanah membuat rakyatnya hidup tenteram, aman, damai. Seluruh rakyat tidak pernah terjadi fitnah dan pertengkaran. Suasana kerajaan begitu damai dan tenteram. Kalau ada konflik di antara mereka senantiasa diselesaikan dengan jalan damai.<br />
Suatu hari, si kancil yang terkenal sok usil terhadap teman-temannya ingin menguji kebenaran sifat teman-temannya. "Aku ingin menguji salah satu temanku, ah! Apa benar mereka jujur dan bisa menjaga amanah," kata si kancil dalam hati. Kemudian ia mulai mencari sasaran, siapa diantara temannya yang bisa dijadikan uji cobanya. Nah, kebetulan saat itu ada seekor tokek sedang berjemur di bawah sinar matahari di pinggir sungai.<br />
"Assalamu'alaikum, tokek," sapa si kancil.<br />
"Wa'alaikumussalam warahmatullohi wabarokatuh," jawab si tokek. "Wah, mau jalan-jalan kemana, Cil?" lanjut si tokek.<br />
"O aku baru saja lari pagi, tokek," jawab si kancil "Bukankah lari pagi itu sangat baik buat kesehatan kita. Racun-racun yang ada di kulit kita akan keluar bersama air keringat. Jadi tubuh kita makin sehat!"<br />
"O begitu ya, Cil?" <br />
"O iya, tokek. Tadi aku dipanggil Raja. Sebentar lagi sang Raja mau bepergian. Nah, beliau berpesan agar aku memberikan tongkat ajaibnya kepada kamu. Selama sang Raja pergi kamu diperintah untuk merawat dan menjaganya." kata si kancil<br />
Si tokek terdiam keheranan. "Apakah benar sang Raja mempercayakan dirinya untuk menjaga tongkat saktinya?" pikir si tokek. "Bukankah di kerajaan ada prajurit yang bisa menjaganya?"<br />
"Bagaimana...kamu mau atau tidak, tokek ?"<br />
"Tapi.....???!!!" si tokek merasa ragu dengan kata-kata si kancil.<br />
"Lho..kamu kok jadi ragu begitu?" kata si kancil. "Bukankah selama ini kalian terkenal jujur dan suka menjaga amanah. Kalau kamu tidak mau maka aku akan mengembalikan amanah ini kepada Raja."<br />
"Engng...iya..iya...iya...aku mau," jawab si tokek tanpa bisa berpikir panjang lagi.<br />
"Nah...silahkan kamu terima tongkat ajaib ini," kata si kancil sambil memberikan benda mirip tongkat kepada si tokek. "Tapi kamu harus hati-hati jangan sampai tongkat ini hilang!"<br />
"Iya...iya...iya...insyaallah aku akan menjaganya...ini khan perintah sang raja...jadi suatu kehormatan bagiku mendapat amanah dari sang raja."<br />
Kemudian si tokek menerima sebuah benda mirip tongkat. Benda itu berasal dari potongan dahan pohon yang dibentuk mirip tongkat. Ukurannya cukup besar dan berat. Si tokek merasa kesulitan menerima dan mengangkat tongkat tersebut. Tubuhnya terlalu kecil dan dirinya tidak kuat mengangkatnya. Oleh karena itu si tokek menaruh begitu saja tongkat tersebut di pinggir sungai. Si kancil tersenyum melihat tingkah temannya sambil berjalan meninggalkan si tokek.<br />
Si tokek terdiam dan tidak mengerti mengapa ia begitu saja menerima perintah si kancil. "Tapi ini perintah raja, aku tidak boleh menolaknya. Aku harus melaksanakannya," kata si tokek. <br />
Setiap hari si tokek senantiasa setia menjaga tongkat ajaib sang raja. Kini dia tidak bisa pergi terlalu jauh sebab takut tongkat tersebut hilang. Sebenarnya ia berniat memindahkan tongkat tersebut ke rumahnya agar dia mudah mengawasi tongkat si Raja, namun dia tidak mampu mengangkat tongkat yang berukuran besar dan berat itu. Akhirnya demi menjaga amanah raja maka ia senantiasa berkorban menjaganya siang malam di tepi sungai.<br />
Suatu hari, lingkungan kerajaan diguyur hujan yang sangat lebat. Air meluap kemana-mana. Air sungai mulai naik. Dan si tokek menjadi resah sebab tongkat ajaib sang raja yang dijaganya mulai terendam air sungai. Kemudian, karena air sungai semakin meluap maka tongkat ajaib yang dijaganya mulai terhanyut terbawa aliran air sungai. Si tokek kebingungan. Kemudian dia berteriak-teriak meminta pertolongan : "Tolong..tolong...tolong...tongkat ajaib sang raja terhanyut...tolong..tolong...tongkat...tongkat....tongkat...tongkat...tongkat....!!!"<br />
Si tokek makin kalut. Dia berlarian ke sana kemari sambil mencari-cari kemana tongkat yang dijaganya terhanyut. Namun usahanya sia-sia. Tongkat tersebut sudah hilang terbawa derasnya air sungai.<br />
Si tokek bersedih. Ia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga amanah Sang Raja. Dia gagal menjalankan amanah sang raja. Oleh karena itu, demi menjaga amanah sang raja maka si tokek memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah demi mencari tongkat sang raja yang hilang terbawa arus sungai. <br />
Dan mulai hari itu si tokek mulai mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan setiap kali ia berada pada suatu tempat ia senantiasa berteriak-teriak : " Tolong... tolong.... tolong.....tolong....tolong.... tolong...tongkat....tongkat..tongkat...tongkat...tongkat....!"<br />
Bila tidak ada kabar tentang keberadaan tongkatnya ia lal pergi dan terus terus berusaha mencarinya kemanapun tongkat itu berada sambil terus berteriak : "Tolong tolong tolong tolong...tongkat..tongkat...tongkat...tongkat...."<br />
Dan sampai kinipun si tokek masih mengembara dari satu tempat ke tempat lain untuk menemukan tongkat ajaib sang Raja sambil berteriak-teriak : "TOLONG TOLONG TOLONG TOLONG ...TONGKAT....TONGKAT...TONGKAT...TONGKAT...TONGKAT....." Dan, sekarang kita sering mendengar si tokek masih selalu berteriak-teriak : "OTOK..OTOK...OTOK...OTOK...TOKEEEK...TOKEEEEK...TOKEEEEK...TOKEEEEK...<br />
Sementara itu si kancil takut berjumpa si tokek karena merasa berdosa telah berbohong tentang tongkat ajaib si raja yang ternyata bukan tongkat milik si Raja melainkan hanyalah potongan batang mahoni yang tergeletak di tepi sungai. <br />
<br />
selesai<br />
sumenep, 27-2-2013 </div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2577064225869518772.post-65367534050658243832013-02-19T13:18:00.002+07:002022-08-24T16:14:05.983+07:00KISAH SANG PENULIS CILIK (oleh : aguskarianto)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5slivol9TCrcrZgwSsgUekcY1EMoyyUOWK8ELPLwIib-qOrhYDLcuCu2ygFBofj7JLivMeX7CClEEHLL9xfATYeleAWjRm6jppn0G_oJU8aX91bogjXNuA_jnJ8JA8ZeF8J0dAjs9ETM7/s1600/seno.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5slivol9TCrcrZgwSsgUekcY1EMoyyUOWK8ELPLwIib-qOrhYDLcuCu2ygFBofj7JLivMeX7CClEEHLL9xfATYeleAWjRm6jppn0G_oJU8aX91bogjXNuA_jnJ8JA8ZeF8J0dAjs9ETM7/s400/seno.png" style="cursor: move;" title=" " width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Illustrasi : agus karianto</td></tr>
</tbody></table>
Rumah berdinding bambu itu adalah tempat terindah bagi Seno. Walau kepergian ayahnya 2 tahun yang lalu menyisakan kesedihan yang mendalam namun semangat hidupnya tetap membara. Ibunya yang menderita sakit berkepanjangan tetap menyayangi anak satu-satunya yang masih duduk di kelas 3 sekolah dasar. Seno adalah anak yang pantang menyerah, tekun dalam belajar dan memiliki bakat terpendam sebagai seorang penulis.<br />
Bakat menulis Seno adalah warisan dari mendiang ayahnya yang juga seorang penulis cerita handal di negeri ini. Meskipun usia Seno masih kecil, namun hasil karya tulis ceritanya telah mengisi beberapa rubrik cerita di berbagai majalah dan surat kabar di daerahnya. Dan dari honor menulis tersebut Seno bisa digunakan untuk membantu keuangan ibunya. Setiap kali ibu Seno menerima uang honor menulis anaknya senantiasa diiringi isak tangis karena bangga melihat anaknya yang masih kecil namun sudah bisa berbakti kepada orang tuanya.<br />
"Sudahlah, Seno. Kamu jangan terus menerus melakukan itu," kata ibunya "Usiamu masih kecil. Kamu tidak pantas bersusah payah mencari uang untuk ibumu."<br />
"Hehehe...bu, Seno tidak merasa kecil. Seno merasa tidak capek. Seno merasa tidak mencari uang untuk ibu. Seno merasa senang kok menulis," jawab Seno sambil larut dalam pelukan ibunya.<br />
"Lho, kamu ini bagaimana. Kan setiap hari kamu menulis lalu pergi ke penerbit surat kabat dan majalah untuk menyerahkan tulisanmu. Dan kamu dapat duit. Kan itu namanya kerja, anakku."<br />
"Bu, kata ayah seorang penulis itu adalah orang yang bebas seperti burung rajawali. Semakin dia mengepakkan sayapnya maka terbangnya akan semakin tinggi. Nah, kalau sudah terbang tinggi maka dia bisa bebas pergi kemana saja sambil bebas memilih jenis makanan yang dia suka. Dan Seno ingin seperti burung Rajawali itu, ibu. Seno ingin senantiasa mengepakkan sayap dengan memperbanyak latihan menulis dan Seno ingin terbang tinggi sekali."<br />
"Oh, anakku," bisik ibunya sambil memeluk erat-erat tubuh si Seno. "Ternyata sifatmu seperti ayah yang senantiasa memiliki cita-cita tinggi. Baiklah, ibu ikut mendukung cita-citamu, Nak. Tetapi, untuk hari ini berhenti dulu menulis dan besok lanjutkan lagi, ya." <br />
Kemudian Seno dan ibunya pergi tidur karena hari sudah larut malam.<br />
<br />
***<br />
Pagi hari, seperti biasa Seno pergi ke sekolah sambil berjalan kaki. Sebenarnya letak sekolahnya cukup jauh. Namun Seno lebih senang menuju sekolahnya dengan berjalan kaki sebab banyak ide-ide cerita yang bisa dia dapatkan sepanjang perjalanan. Dan setiap ide cerita yang dia dapatkan senantiasa ditulis dalam kertas seadanya agar tidak lupa dan bisa dibaca kembali saat akan membikin cerita. Sebab kata ayahnya : "Tangkaplah kupu-kupu ketika menghampirimu. Tulislah segera bila kita dapat ide sebelum kita melupakannya"<br />
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....Selamat pagi anak-anak," demikian kata Kepala Sekolah mengawali sambutan ketika memimpin upacara bendera di sekolah Seno.<br />
"Hari ini ada sebuah berita penting yang akan bapak sampaikan. Hari ini kami Kepala Sekolah juga para Guru menyesal dan membuat kami terkejut. Hal ini dikarenakan ulah salah satu murid sekolah kita. Beberapa hari yang lalu Bapak didatangi oleh beberapa wartawan sehubungan dengan hal ini. "<br />
Dan betapa terkejutnya seluruh siswa mendengar pemberitahuan kepala sekolah mereka. Sesama siswa saling pandang dan saling berbisik untuk mengetahui maksud kepala sekolahnya. Mereka dihinggapi perasaan takut bila hal ini menyangkut mereka karena mereka takut mendapat sanksi dari sekolah.<br />
"Coba dengarkan anak-anak. Langsung saja saya akan memanggil salah seorang siswa yang bapak maksud. Ananda Seno silahkan maju ke hadapan Bapak."<br />
"Hah?!" seluruh siswa spontan mengarahkan pandangannya ke arah Seno berdiri. Ada yang memandang penuh curita. Ada yang berprasangka buruk. Ada yang mengolok-oloknya. "Dasar, anak miskin aja bikin ulah, uh!" Bahkan ada yang belum mengetahui persolannya sudah menuduh hina : "Rasain tuh. budak kecil sialan."<br />
Kemudian si Seno melangkah menuju ke podium. Dia sama sekali tidak takut menghadap kepala sekolah sebab selama ini ia tidak pernah merasa bersalah baik di sekolah maupun dimana saja.<br />
"Ayo mendekat di samping kanan Bapak, Seno," lanjut kepala sekolah. "Coba kalian diam sebentar anak-anakku. Perlu kalian tahu Si Seno ini telah membikin Kepala Sekolah dan para guru gemes, menyesal, terkejut dan sekaligus kami dibuat bangga. Sebab apa? Beberapa hari yang lalu kami didatangi beberapa wartawan untuk wawancara. Dan ternyata Si Seno ini diam-diam telah membawa nama harum sekolah kita. Ya... Si Seno ini diam-diam ternyata telah ikut mengukir tinta emas nama sekolah kita. Walaupun dia masih kecil, ternyata dia memiliki bakat yang luar biasa. Ternyata tanpa sepengetahuan sekolah ia telah mengikuti kejuaraan menulis tingkat nasional. Dan dia dinobatkan menjadi juara utama kategori anak.anak."<br />
"Horeeee,,,,,horee.....hore.....hidup Seno...Hidup Seno....Seno...Seno...Seno..!!!." demikian terdengar teriakan seluruh peserta upacara pagi itu.<br />
"Dan dalam beberapa hari lagi Bapak beserta beberapa guru, Seno dan ibunya akan mendampingi dalam penyerahan hadiahnya. Dan perlu kalian ketahui bahwa hadiah yang akan diperoleh Seno adalah uang pembinaan sebesar Lima belas Juta Rupiah dan piala kejuaraan untuk Seno dan pihak sekolah. Terima kasih Seno," kata Kepala Sekolah sambil menepuk-nepuk pundak siswanya ini.<br />
Tiada henti-hentinya seluruh teman si Seno berdecak kagum terhadap prestasinya. Mereka tidak menyangka anak sekecil itu sudah berprestasi ke tingkat nasional.<br />
"Nah, Seno. Sekarang kamu coba ceritakan kesan dan pesanmu kepada kita agar anak-anak yang lain ikut termotivasi mengikuti jejakmu," kata kepala sekolah. Lalu si Seno maju ke depan sambil merendahkan posisi mikrophone agar sejajar ke mulutnya.<br />
"Bapak kepala sekolah, guru-guruku dan teman-temanku. Seno mengucapkan terima kasih atas sambutan yang luar biasa. Sebenarnya Seno cuma sekedar menyalurkan bakat saja dan mengikuti nasehat Bapak. Bapak Seno berpesan Bila kita punya bakat maka asahlah, bekerja keraslah, tekunlah berusaha untuk mengasah bakat kita. Bagaikan burung Rajawali bila dia tekun mengepakkan sayapnya maka akan bisa mencapai tempat yang tinggi. Penulis adalah sebuah profesi yang tidak mengenal batas umur, agama, ras dan semua orang berhak serta bebas menapaki profesi lewat penulisan ini. Seorang penulis akan senantiasa memanfaatkan waktunya untuk kegiatan yang positif seperti membaca dan menuliskannya dalam karya tulis apa saja. Dan keuntungan selanjutnya, dari hasil menulis kita akan mendapatkan uang untuk biaya sekolah kita. Demikian Bapak Kepala sekolah, guru-guru serta teman-temanku"<br />
Bapak kepala sekolah, guru-guru dan seluruh siswa tidak menyangka kalau seorang penulis cilik seusia Seno ternyata sudah memiliki wawasan yang luas. Mereka semakin bangga terhadap Seno meskipun si Seno tergolong anak yang miskin namun ternyata kaya akan wawasan jauh melebihi teman-teman seusianya.<br />
Dan setelah upacara usai, maka spontan seluruh guru dan siswa saling berebutan ingin menyalami si Seno yang sekarang terkenal dengan sebutan SI PENULIS CILIK <span id="goog_279352231"></span><span id="goog_279352232"></span><br />
</div>
Agus Kariantohttp://www.blogger.com/profile/05776461861473688539noreply@blogger.com2