Wednesday, October 17, 2012

KETIKA JARUM DETIK MAU MOGOK KERJA (oleh : aguskarianto)

            Sejak puluhan tahun, Pak Ridlo memiliki sebuah jam. Jam itu bisa diandalkan ketepatannya. Detik demi detik, menit demi menit dan jam demi jam senantiasa berada pada posisi waktu yang tepat. Setiap detik, menit dan jam senantiasa tepat dengan jarum jam dunia yang berada di Greenwich. Pak Ridlo bangga memiliki jam seperti itu.Oleh karena itu, jam kebanggaannya diletakkan pada posisi yang strategis. Tujuannya, agar setiap orang yang melihatnya senantiasa tepat waktu. Senantiasa menghargai waktu.
           Malam itu, terjadi pertengkaran antara si jarum jam, jarum detik dan jarum menit.Tidak tahu apa penyebabnya. Tiba-tiba si jarum detik protes terhadap jarum jam dan jarum menit.
          "Pokoknya aku mau mogok kerja....aku tidak mau menjadi jarum detik lagi...aku ingin ganti posisi...aku ingin ganti profesi....titik!" demikian protes si jarum detik kepada jarum menit dan jarum jam.
          Mendengar omelan dan protes si jarum detik, membuat si jarum jam tersenyum. Sebaliknya, si jarum menit  jadi bingung dengan ulah si jarum detik.
         "Aneh, ada apa dengan si jarum detik?" pikir si jarum menit.
         "Memangnya ada apa denganmu, jarum detik?" tanya si jarum menit. "Malam-malam waktunya Pak Ridlo tidur tetapi kamu teriak-teriak begitu...wah bisa mengganggu tidur Pak Ridlo tuh."
         "Aku tidak peduli....pokoknya aku mau protes...mau mogok kerja,,,titik!"
         "Iya, mau protes apa? Mau protes kepada siapa? Khan harus jelas...nggak usah teriak-teriak begitu," lanjut si jarum menit.
         "Aku sudah capek...pokoknya aku sudah capek...aku mau ganti posisi saja...ganti jabatan, " jawab si jarum detik sewot.
       Si jarum jam dan jarum menit sama-sama tidak mengerti arah pembicaraan si jarum detik. Si jarum detik berkeinginan ganti posisi?...ganti jabatan? Apakah ia iri dengan posisi jarum jam maupun jarum menit? Kalau sampai mereka saling ganti posisi, lalu apa yang akan terjadi dengan kekompakan mereka selama ini. Tentu kegiatan Pak Ridlo sekeluarga akan amburadul. Tentu kebanggaan Pak Ridlo kepada mereka akan sirna. Itu sama artinya dengan akan mempensiunkan kerja mereka. Sebab jam akan rusak. Nah kalau rusak tentu Pak Ridlo akan membuangnya. Akan menjualnya di pasar loak. Mereka akan tidak berguna lagi.
      "Kamu ini ada-ada saja, jarum detik!" sela si jarum menit. "Tidak seharusnya kamu berkata seperti itu. Bukankah selama ini, kita dikagumi karena kekompakan kerja kita. Kita bekerja sesuai fungsi kita. Nah...kalau sampai kekompakan kita terganggu tentu sebentar lagi kita akan dimasukkan ke dalam musium."
      "Aku ini sudah capek....dan aku ingin merasakan menjadi jarum menit atau jarum jam sepertimu. Aku lihat enak sekali kerjamu dibandingkan aku," guman si jarum detik.
      "lho..lho..lho..lho..lho...enak gimana, jarum detik? Dari dulu, kerja kita khan seperti itu! Tapi, mengapa kamu bisa berkata bahwa kerjaku dan kerja si jarum jam lebih enak dibandingkan kamu...alasan dari mana itu?"
      "Iya nih, jarum detik ada-ada saja," kata jarum jam. "Coba jelaskan alasanmu, jarum detik."
       "Kalian ini kok tidak mengerti juga sih maksudku!" bentak si jarum detik. Lalu si jarum detik  mulai menerangkan alasannya untuk mogok kerja. "Sejak dulu,  tugasku begitu-begitu saja. Kalau dihitung, sudah berapa kilometer aku berjalan. Sejak aku dibuat, kerjakulah yang paling banyak dibandingkan dengan kerja kalian. Kerjakulah yang paling keras. Kerja kalian tidak sebanding dengan kerjaku. Aku sudah melangkah satu putaran tapi si jarum menit baru melangkah sekali. Apalagi kalau dibandingkan dengan si jarum jam, aku sudah melangkah 3600 kali putaran, tetapi kamu baru berjalan selangkah. Itu khan tidak adil namanya. Itu khan tidak fair namanya. Oleh karena itu, aku mau mogok kerja saja. Aku sudah capek. Aku ingin ganti posisi saja...ganti jabatan....titik!"
        Si jarum menit dan si jarum jam akhirnya mengerti duduk permasalahannya. Mereka tahu penyebabnya mengapa sampai si jarum detik mau mogok kerja. Mereka cuma bisa tersenyum mendengar ulah si jarum detik.
       "Hahahaha...kamu ini ada-ada saja, jarum detik," kata jarum jam. "Kenapa kamu cuma melihat kerjaku sepintas lalu saja? Memang, kalau kamu perhatikan kerjaku terlalu ringan. Aku cuma berjalan sekali setelah kamu bergerak 3600 kali putaran. Tapi, kamu tidak tahu bahwa kaki-kakiku ini diberati oleh gerigi-gerigi yang banyak. Aku perlu tenaga besar untuk bisa berjalan. Kadang aku merasa  risih dan merasa berat bergerak. Tenaga yang kukeluarkan lebih berat daripada kamu. Sebenarnya, bukan kamu yang protes, tetapi akulah yang berhak protes karena kerjaku dari dulu amat berat dan melelahkan. Namun karena aku ikhlas mengerjakannya dan merasa bahwa dengan kerja kerasku itu bisa bermanfaat bagi banyak orang maka rasa lelahku hilang. Rasa bosanku sirna. Rasa jenuhku tiada lagi. Aku menikmati saja tugas yang menjadi kewajibanku.Pantang aku protes terhadap tugas yang telah dipercayakan kepadaku."
       Mendengar penjelasan si jarum jam, membuat si jarum detik merasa malu sendiri. Ternyata sikap yang ia tunjukkan kepada si jarum menit dan si jarum jam ternyata salah. Ia salah menilai kerja teman. Ternyata ia merasa kurang ikhlas bekerja. Ternyata ia kurang mensyukuri terhadap tugas yang telah dibebankan kepadanya. Tidak seharusnya dia memandang ringan terhadap tugas yang dilakukan temannya. Belum tentu kerja teman kita yang nampaknya ringan akan terasa ringan bagi mereka. Bisa jadi, menurut pandangan kita ringan namun dibalik itu ada beban berat yang harus ditanggungnya.
      "Maaf teman-teman kalau aku berniat mogok kerja. Aku memang merasa kurang mensyukuri terhadap pekerjaan yang telah kulakukan selama ini. Aku tidak menyadari bahwa kita bekerja saling membutuhkan dan saling mengisi. Kalau ada salah satu di antara kita mogok kerja tentu ada pihak lain yang merasa dirugikan bahkan bisa memporak porandakan tujuan kita selama ini. Oleh karena itu, aku minta maaf ya."
     "Hahahaha....benar katamu, jarum detik," kata si jarum menit. "Kalau kamu mogok berputar tentu satu kakiku tidak ada yang menggerakkan dan akibatnya aku tidak bisa berputar. Akhirnya kaki  si jarum jam tidak ada yang menggerakkan juga dan akhirnya tamatlah riwayat kita. Kita akan menjadi jam rusak dan pasti kita akan segera dikandangkan oleh pemilik kita. Khan gawat....."
     "Iya dech mulai saat ini kita kompakan lagi, ya....biar Pak Ridlo senantiasa tepat waktu pergi bekerja dan tepat waktu dalam mengerjakan ibadah kepada Allah swt," kata si jarum detik sambil terus melanjutkan kerjanya berputar detik demi detik untuk menggerakkan kaki si jarum menit dan jarum jam.


selesai

sumenep, 17 oktober 2012


     

No comments:

Post a Comment